Delapan

475 49 4
                                    

"Jimin"

Jimin dan ketiga temannya berhenti. Mereka menolehkan kepalanya ke belakang. Nampak lah tiga sosok manusia yang sangat famous di SMA Andromeda ini.

Tiga serangkai itu berjalan mendekat ke arah Jimin. Mereka baru berhenti ketika telah berada tepat di hadapan Jimin. 

"Kenapa kak?" Tanya Jimin. Sejak kapan mereka tahu nama Jimin?

"Gue denger-denger tadi Lo berangkat bareng sama kak Jungkook?"

Momo, siswi kelas 11 IPS 3 itu bertanya pada Jimin dengan nada sinis. Tangannya telah terlipat di depan dada.

Sedang Ryujin, Renjun, dan Jihan langsung menoleh cepat ke arah temannya dengan wajah yang seolah bertanya beneran?.

Jimin ragu untuk menjawab. Sebenarnya bukan ragu karena Momo, tapi ragu karena teman-temannya. Kalau saja kakak kelas wanita nya itu bertanya ketika ia sedang sendiri, maka Jimin pasti akan langsung menjawab. Kalau begini, pasti Jimin akan langsung dihujani dengan banyak pertanyaan.

"Kok diem?" Tanya satu-satunya laki-laki yang tergabung dalam geng tersebut.

"Iya tadi gue nebeng sama kak Jungkook di jalan, kenapa emang kak?" Kata Jimin.

Ia sebenarnya tahu mengapa kakak kelasnya ini penasaran. Hal itu, pasti karena salah satu dari mereka ada yang menyukai Jungkook. Dan pastinya lagi mereka tidak suka jika ada yang dekat-dekat dengan laki-laki itu. Tak perduli apapun alasannya, pokoknya tidak ada yang boleh mendekati waketos itu.

"Kok bisa bareng kayak gitu?!"

"Nggak sengaja ketemu di jalan. Dia tawarin gue tumpangan, kebetulan gue butuh jadi ya gue ikut aja daripada telat" jelas Jimin. Berusaha selembut dan sepelan mungkin agar mereka tidak tersinggung. Jimin malas mencari masalah dengan orang lain. Masalah hidupnya saja sudah cukup banyak. Tak perlu lah ia tambah-tambahkan dengan masalah lain. Yang ada malah menyusahkan diri sendiri.

"Murahan banget ya Lo" Jessie menunjuk Jimin diwajah. Menghina lelaki itu karena telah menerima tawaran dari Jungkook.

Ryujin yang tak terima karena temannya di hina seperti itu pun langsung menepis kasar tangan Jessie. Tak perduli dengan status bahwa sang wanita adalah seorang senior.

"Apa-apaan Lo!!" Bentak Jessie merasa terhina dengan perlakuan Ryujin. Berani-beraninya adik kelasnya  melakukan itu kepadanya.

"Lo yang apa-apaan!! Maksud Lo apa hina temen gue murahan?!"

Ryujin tak kalah galak. Ia membalas Jessie dengan menunjuk-nunjuk wajah wanita itu. Jimin dan Jihan sampai harus menahannya agar emosi si tomboi tidak meledak-ledak. Sedangkan Renjun masih mengamati perdebatan mereka. Belum ingin ikut campur.

"Loh emang kenyataannya temen lo murahan, mau aja di ajak nebeng sama orang yang nggak begitu deket sama Lo"

Momo ikut-ikutan. Tentu saja ia harus membantu temannya. Tak bisa ia biarkan Jessie berjuang sendirian. Lagian, memang kenyataannya Jimin itu murahan.

"Sok tau Lo!! Jimin itu udah deket sama kak Jungkook! Mereka juga udah saling follow. Jadi kalau nggak tau apa-apa mending Lo diem deh!" Kesal Ryujin.

"Eh bacot, Lo yang diem!!"

"Lo tolol!"

"Anjing Lo diem!"

"Makanya nggak usah sok tau goblok!"

"Bacot!"

BYURRR....

VARSHA || KOOKMIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang