"Yuk siap-siap jalan" ujar Jaemin.
Setelah berganti pakaian, tim futsal Andromeda mulai berjalan beriringan ke parkiran umum. Diikuti oleh Jimin, Jungkook, Jaemin, Mark dan teman-teman Jimin di belakang mereka.
Sebetulnya Jimin merasa tidak enak dengan anggota yang lain. Karena menurutnya ia dan ketiga temannya tak memiliki kepentingan apapun untuk ikut berkumpul bersama mereka.
"Kak, ini beneran nggak pa-pa kalau kita ikut?" Bisik Jimin memastikan kembali.
"Hah?" Jungkook tak mendengar suara Jimin yang sangat pelan. Ia mendekatkan telinganya ke wajah Jimin.
"Ini nggak pa-pa kalau kita ikut?"
"Hah? Apa sih?" Kening Jungkook mengernyit. Seriusan suara Jimin itu sangat kecil. Pendengaran Jungkook tak mampu untuk menangkap suara Jimin.
"Ish!" Lantas, Jimin hendak maju untuk mendekatkan wajahnya ke telinga lelaki itu. Namun....
"Eehhhh"
Cup...
Tanpa sengaja bibir Jimin mengecup pipi Jungkook. Pria kecil itu langsung terdiam bagai patung sambil menutup bibirnya.
Begitupun Jungkook. Ia tak dapat bergerak sedikit pun. Tubuhnya menjadi kaku bagai membeku ditengah-tengah kutub utara.
"J-jimin..."
Ketiga teman Jimin juga ikut membatu. Mereka syok berat melihat peristiwa tak terduga ini. Bahkan Jihan sampai menganga lebar melihat itu semua. Aduh, matanya telah ternodai.
"KAKKK!! KAK MAAF GUE NGGAK SENGAJA. SUMPAH KAKKK" Jimin histeris. Ia benar-benar tak sengaja. Tadi saat ia ingin menjangkau Jungkook, ia malah tersandung kakinya sendiri. Makanya secara tak sengaja ia jadi mencium pipi Jungkook.
"Cieee.... Ciee Jimin ciee. Uhuyyyy" Mark meledek Jimin.
"Wagelasih langsung nge-gas cok" Jaemin ikut menimpali.
Pipinya bersemu merah. Sangat merah seperti tomat. Namun kalian Salah jika menganggap Jimin lah yang bersemu. Karena yang bersemu bukanlah Jimin, melainkan Jungkook.
"KAKK!! MASIH HIDUP KAN?! GUE BENERAN NGGAK SENGAJA. MAAF" Jimin menggenggam lengan Jungkook. Ia guncang perlahan tangan laki-laki berotot itu sebab tak ada balasan.
"Hhh-hah? I-ya iy-a nggak pa-pa Jim" Ucap Jungkook setelah tersadar.
Ekhem ekhem.
Ia lantas berdehem untuk menetralkan degupan jantungnya yang berdetak kencang. Juga mengembalikan wajahnya yang bersemu seperti sedia kala.
Jungkook kemudian lanjut berjalan. Seakan-akan ia tengah menghindari Jimin untuk sementara. Hanya sampai detak jantungnya kembali berjalan normal dan warna merah dipipinya telah hilang sepenuhnya.
Namun Jimin tak pernah meninggalkan Jungkook. Ia terus saja mengikuti Jungkook dibelakangnya. Sambil tangannya menarik-narik ujung kaos Jungkook.
"Kaak..."
Jungkook tak menjawab.
"Kakaak..."
Jungkook masih bergeming.
"Iiih kak Jungkook!"
Jimin sedikit membentak. Ia kan tak sengaja. Lagian tadi katanya Jungkook sudah tidak apa-apa. Lalu kenapa ia malah menghindari Jimin?
"Iyaaaa, kenapa...?" Jungkook berhenti melangkah. Dan menoleh ke arah Jimin.
"Tunggu duluu" Ucap Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARSHA || KOOKMIN [✓]
Hayran KurguSemua orang suka hujan. Namun tidak dengan Jimin. Laki-laki itu benci hujan, lebih lagi ia takut dengan hujan. Tak masalah jika pada saat hujan ia berada di dalam ruangan tertutup. Namun akan menjadi masalah jika ia melihat atau bahkan marasakan huj...