Kaki Jimin melangkah menyusuri trotoar. Ia sedang berjalan ke pemberhentian bus sekolah terdekat dari sekolahnya. Meskipun Jimin selalu diantarkan oleh papa-nya ketika berangkat sekolah, namun ia tidak pernah dijemput saat pulang, melainkan menggunakan bus sekolah yang datang setiap dua puluh menit sekali. Untungnya posisi rumah nya di dalam komplek, tidak terlalu jauh dari jalan raya. Jadi ia pun tak perlu capek-capek untuk berjalan.
Kepala Jimin menoleh ke arah parkiran umum yang ia lewati. Terlihat jika di parkiran yang memiliki jarak dekat dengan sekolahnya itu sangat penuh dengan anak-anak SMA. Hampir dari seluruh populasi tersebut berasal dari sekolahnya. Karena memang teman-temannya yang membawa kendaraan pasti akan memarkirkan motor atau mobil mereka di parkiran itu.
Tentu saja karena di sekolahnya dilarang membawa kendaraan apapun, kecuali sepeda.
Tin tin....
Sebuah motor yang ditumpangi oleh tiga orang laki-laki meng-klakson Jimin hingga ia terlonjak kaget. Ia mengelus dada sambil merapalkan astaga, untung nggak jantungan.
"Woi bocah. Jalan tuh minggir"
Ucap sang pengendara motor setelah menghentikan motornya di samping Jimin.
Jimin melirik sinis "Gue udah minggir! Kurang minggir apa lagi gue? Lagian gue bukan bocah! Gue udah SMA!"
Ketiga laki-laki itu tertawa mengejek ke arah Jimin. Bahkan salah satunya ada yang terang-terangan mengukur tinggi badan Jimin dengan tangannya.
"Kelas berapa emang Lo?!"
"Kelas 10!!"
Tawa ketiga lelaki itu malah semakin kencang "Ya itu masih bocah namanya HAHAHA. Bocah kok nggak mau dibilang bocah"
Jimin mendengus sebal. Mau dibilang apa sih? Ya terus kenapa kalau Jimin kelas 10? Kalau dirinya saja disebut bocah, lalu siswa kelas 1 SD disebut apa? Janin?
"Apaan sih? Mau dibilang apa si Lo pada?! Gaya banget dasar terong kering"
"Sssttt udah-udah, nggak penting ngomong sama bocah"
Sang pengendara lantas melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan kencang. Membuat rambut Jimin jadi berantakan karena anginnya.
"GUE SUMPAHIN LO PADA JATOH!" Biasanya do'a orang yang ternistakan itu akan manjur.
*******
Brrrrnnmmm.....
Kedua motor itu saling balap di jalanan yang sepi. Kadang motor Mio mendahului, kadang motor Nmax yang mendahului. Pertandingan dadakan itu sangat sengit karena tidak ada yang ingin mengalah. Ego kedua pengendara itu sangat tinggi hingga tak ingin dikalahkan satu sama lain.
"WOI! ANJENG PUNYA MASALAH APA LO SAMA KITA?" yang duduk di tengah motor Mio itu menyalak.
"NGGAK ADA! LO GA SALAH APA-APA SAMA GUE" Jawab si pengendara Nmax. Wajah nya tersembunyi di balik helm full face hitam. Padahal di balik helm itu, ia sedang mengejek ketiga orang itu, sebab amarah mereka telah tersulut karena dirinya.
"YA TERUS LO NGAPAIN AN—AAAAAA"
Brakkk
Motor ketiganya ngepot dan berakhir menjatuhkan mereka ke aspal. Pria Nmax itu ikut berhenti di titik motor Mio terjatuh.
"Heh bocah! Makanya bawa motor hati-hati. Jatoh kan hahaha"
Salah satu pria hendak bangkit. Namun tidak bisa karena kakinya tertiban motornya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
VARSHA || KOOKMIN [✓]
FanficSemua orang suka hujan. Namun tidak dengan Jimin. Laki-laki itu benci hujan, lebih lagi ia takut dengan hujan. Tak masalah jika pada saat hujan ia berada di dalam ruangan tertutup. Namun akan menjadi masalah jika ia melihat atau bahkan marasakan huj...