Dua Lima

314 29 5
                                    

Seminggu kemudian...

Siang ini panas matahari sedang terik-teriknya. Jungkook dan teman-teman nya sedang berkumpul di lapangan sekolah. Mereka habis melaksanakan KBM olahraga. Semua warga sekolah pun goleran di atas lapangan. Namun tentu saja mereka mencari tempat yang tidak panas. Jika tidak begitu, bisa-bisa mereka semua berubah menjadi daging panggang.

Jungkook pun sama. Ia tidur telentang di atas paha Mark sembari mengibaskan tangannya untuk menciptakan sedikit angin. Seluruh wajahnya tertutupi keringat yang mengucur. Bahkan rambut dan bajunya pun ikut basah. Lagian, baru sembuh dari sakit namun ia malah langsung ikut berlarian kesana kemari. Jadilah tubuhnya mengeluarkan keringat sebanyak ini.

"Jung, nih di minum dulu" ucap Jieun memberikan sebuah botol minum kepada Jungkook.

"Makasih" ucap Jungkook. Ia kemudian bangkit untuk minum.

Jika kalian tanya kenapa Jieun bisa ada di sekolah ini, jawabannya adalah karena ia murid pindahan. Ia baru saja pindah dari Bandung mengikuti ayahnya yang tugas dinas. Ya memang begitulah jika kau memiliki ayah seorang PNS. Mau tak mau ia harus siap mengikuti kemanapun ayahnya ditugaskan. Walaupun ia sudah kelas 12, namun mau bagaimana lagi?

"Aku udah bilang kan, kamu jangan ikut olahraga dulu" Jieun mengelap keringat di dahi Jungkook dengan tisu miliknya. Tak lupa mengecek suhu tubuh Jungkook yang ternyata naik beberapa derajat.

Jungkook menenggak minumnya lagi. Membiarkan Jieun memperlakukannya seperti seorang balita. "Udah enakan kok Eun, ini mah emang cuacanya aja yang lagi panas banget" ia mengusap keringatnya dengan baju olahraganya. "Liat noh, Jaemin sama Mark juga pada keringetan kan?"

Jieun menoleh ke arah Jaemin dan Mark. Memang benar mereka keringetan. Namun tidak sebanyak Jungkook. "Iya emang keringetan, tapi nggak sebanyak kamu Jungkook" ucapnya. Lalu mengarahkan Jungkook untuk duduk di pinggir lapangan. "Kamu duduk disini aja. Jangan ikut pelajaran lagi"

Jungkook pun pasrah. Ia akhirnya hanya menurut saja semua perkataan Jieun. Daripada urusannya semakin panjang dan akhirnya kupingnya juga malah akan memanas mendengar omelannya. Lebih baik ia menjadi anak penurut.

*******

"Kak Jungkook punya pacar ya?" Tanya teman sekelas Jimin yang bernama Mashiho kepada temannya yang lain.

"Nggak tau. Tapi kayaknya deket banget deh sama anak baru itu" jawab temannya yang lain, Felix namanya.

"Gue rasa si emang pacaran deh orang deket banget gitu anjir bahkan sampe physical touch. Kak Jungkook kan jarang banget kayak gitu" ucap Mashiho lagi.

Dan Jimin mendengar seluruh percakapan mereka. Sejak tadi ia pasang telinganya baik-baik hanya untuk menguping pembicaraannya. Namun sedikit banyak ia malah menyesal karena diam-diam mendengarkan percakapan kedua orang teman sekelasnya ini. Pasalnya lagi dan lagi yang ia dengar adalah gosip tentang Jungkook dan Jieun. Yang mana hati dan kepalanya pun jadi mendidih saat mendengarnya.

Ia lantas beranjak ke tempat duduk Ryujin. Lalu memasang wajah cemberut tak tertahankan. "Ryu... Kesel banget ih" ucap Jimin. Bersandar pada bahu si wanita tomboi itu.

"Kan gue bilang mending Lo langsung jadian aja sama kak Jungkook biar nggak di tikung" ucap Ryujin.

Jimin mencebik. "Lo pikir segampang itu anjir ah"

"Dih emang gampang, buktinya gue sama kak Mark udah jadian hahaha"

Jimin tiba-tiba menggeplak pelan bahu Ryujin. "Tau Lo bisa-bisanya secepet itu. Yang deket siapa yang jadian siapa"

VARSHA || KOOKMIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang