Sehabis dari tempat pernikahan Altarel dan Alisya kini pulang kerumah mereka, rumah nya cukup mewah walaupun tidak sebesar rumah orang tua mereka namun cukuplah bagi mereka yang hanya tinggal berdua saja.
Altarel kini mengeluarkan koper milik nya ke dalam rumah lalu dia keluar lagi untuk mengambil koper milik Alisya walau sebenarnya ia masih tak menyukai Alisya.
"Makasih ya kak" ucap Alisya sembari tersenyum di balik cadarnya.
Altarel menghela nafas panjang. " udah ngapain bengong sana kedapur masak gua laper, semua bahan makan udah ada tinggal lo masak aja" ucap Altarel.
Alisya hanya menganguk lalu pergi meninggalkan Altarel untuk memasak di dapur. Di dapur sudah tersedia banyak sayuran dan bahkan buah buahan hanya tinggal masak saja.
'Aduh aku kan gak bisa masak yang ada masakan ku asin mulu, mana gak minta diajarin sama umi duh gimana nih' batin Alisya.
Altarel sudah selesai membereskan kopernya dan milik Alisya kedalam kamar. Setelah itu ia pun menuju ke dapur.
"Udah siap belum, gua laper" tanya Altarel yang berdiri di belakang Alisya.
"Ma-maaf kak aku gak bisa masak" ucap Alisya dengan menundukkan kepalanya.
"Apa lo bilang, lo nggak bisa masak" tanya Altarel.
"I-iya kak" balas Alisya.
Altarel lagi lagi menghela nafas panjangnya, " kalo lo gak bisa masak ngapain nikah hah, nyusahin aja tau nggak, nyesel gua udah nerima perjodohan itu" ucap Altarel dengan nada yang terdengar tinggi.
Setelah itu Altarel pun keluar meninggalkan Alisya sendiri didapur, mendengar perkataan Altarel sedikit membuat Alisya sedih bahkan mata nya sudah mulai berkaca kaca.
'Maafin aku, aku cuma bisa nyusahin kamu' batin Alisya hingga akhirnya Alisya benar benar menangis.
Altarel yang kini merasa lapar ia pun memesan makanan dan tak lama makanan itupun sampai, Altarel langsung membawa makanan itu ke dalam untuk ia makan tak lupa ia menyisakan untuk Alisya bukan karena peduli namun ia takut jika Alisya mati dia yang akan di tanya nanti.
"Noh makan biar gak mati" ucap Altarel sembari menaruh makanan di atas meja makan di dapur.
Alisya menatap sekilas makanan itu lalu kembali menundukkan kepalanya.
Hari yang tadinya cerah kini mulai gelap matahari yang bersinar kini sudah terbenam hanya cahaya rembulan yang kini menyinari bumi di kegelapan.
Altarel duduk di belakang rumah tepatnya di samping kolam renang ia duduk merenung menatap kearah rembulan.
'Dek sekarang Bang Altarel udah nikah, dan juga bentar lagi bang Rey juga nyusul kamu baik baik aja ya disana abang selalu do'ain kamu kok' batin Altarel.
Tak disangka mata Altarel yang tadi nya tampak teduh kini berubah menjadi berkaca kaca dan tak lama air matanya pun mengalir dengan sendirinya yang membuat pipi Altarel basah.
'Dek abang kangen' batin Altarel lalu ia pun kini mulai menangis dengan merangkul kedua kaki nya, malam ini adalah malam yang sangat menyedihkan bagi Altarel karena malam ini adalah malam kematian adik nya ia selalu mengingat kejadian itu.
******
Keesokan harinya Altarel terbangun dari tidurnya ia mendapati jika dirinya sedang berada di samping kolam renang namun yang aneh nya dirinya mendapati ada selimut yang menutupi dirinya.
'Siapa yang naruh ni selimut, perasaan gua semalem kagak bawa selimut apa jangan jangan dia yang naroh, ah udahlah gue mau mandi aja takut telat' batin Altarel lalu beranjak dari sana dan kembali masuk kerumah.
Sesampainya di kamar Altarel tak melihat keberadaan Alisya yang ia lihat hanya sebuah kertas yang berada di atas meja Altarel pun mendekati lalu membuka surat itu.
|Assalamualaikum. kak aku duluan ya, hari ini aku piket jadi nya harus datang cepet, diatas meja udah ada roti kakak makan ya. Assalamu'alaikum|
Setelah itu Altarel pun mandi dan bersiap ke sekolah dan tak lupa ia mengambil roti itu karena juga buat dia mengisi perut agar tidak kosong.
Beruntung nya saat Altarel tiba pintu belum ditutup Altarel pun memarkirkan motornya lalu membuka roti yang tadi ia ambil lalu berjalan menuju ke kelas nya sembari memakan roti.
Sesampainya di di kelas roti yang ia makan masih belum habis karena jarak kelas nya dengan perkiraan motor nya tidak terlalu jauh. Alisya yang melihat Altarel memakan roti buatan nya itu terlihat senang.
Hubungan Altarel dan Alisya masih jadi rahasia karena itu juga permintaan dari Altarel mereka yang tau hanya mengiyakan dan tidak membocorkan nya terkecuali jika Altarel sendiri lah yang membocorkan nya namun itu mungkin saja akan Altarel lakukan, akan tetapi itu juga belum tentu dilakukan.
Upacara bendera pun dimulai hari itu jadwalnya kelas Altarel, Altarel yang di tunjuk sebagai pemimpin upacara dan Alisya hanya bertugas untuk membawa bendera bersama kedua teman sekelas nya salah satu nya adalah Jessica.
"KEPADA PEMBINA UPACARA, HORMAAT GRAK" ucap Altarel dengan suara tegas nya. "TEGAK GRAK" lanjut Altarel
Upacara pun berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir.
"Weh untung upacara nya berjalan dengan mulus" ucap Bagas yang di angguki oleh mereka.
Mereka kini tengah berada di rooftop seperti biasanya. Menikmati angin yang menghembus kesana kemari.
Hari itu juga hari para guru mengadakan rapat sehingga membuat hampir semua kelas Jam kosong.
BERSAMBUNG.....
GAYS CERITA KALI INI LUMAYAN PENDEK JADI MOONMAAP NI YA HEHEHE..
SEE YOU NEXT STORY GAYS BABAY :)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [END]
Ficção AdolescenteSingkat saja ini kisah Altarel cowok tampan yang berjabat sebagai ketua geng motor dijodohkan oleh orang tuanya dengan gadis bercadar yang berhasil membuat pandangan Altarel kepadanya berubah, yang tadinya membenci kini menjadi cinta. DARI PADA PEN...