Altarel telah berada di rumah, ia hanya diam dengan pakaian yang telah terkena percikan darah akibat perkelahian tadi dan juga wajahnya yang mendapati beberapa goresan luka.
"Altarel kamu ganti baju dulu ya biar nanti di cuci, besok kan kamu harus pakai lagi baju itu" ucap Nadya. Altarel pun bangkit dari duduknya dan menuju ke kamar nya untuk mengganti baju.
Sesampainya di kamar, Altarel yang kini hanya memakai Celana sekolah nya melihat kearah cermin yang memantulkan luka luka yang ada pada tubuh nya.
Altarel menghela nafas panjang nya lalu segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dan tak lama Nadya mengetuk pintu kamar Altarel yang dibalas sahutan oleh Altarel didalam kamar mandi.
Nadya pun mengambil seragam sekolah Altarel untuk dicuci dan tanpa Altarel tau ternyata Nadya telah meneteskan air mata nya melihat pakaian Altarel ia bahkan masih terbayang raut wajah Altarel tadi.
Nadya mengelus seragam sekolah Altarel sembari meneteskan air matanya tanpa ia sadari hingga akhirnya ia tersadar lalu mengusap Air matanya dan keluar dari kamar Altarel.
Begitu Nadya keluar ternyata ia berpas pasan dengan keempat sahabat Altarel di tangga mereka saling bertegur sapa untungnya mereka tidak menyadari jika Nadya sedang sedih.
Mereka berempat pun masuk kekamar Altarel yang memang tidak di kunci dan mereka duduk di tepi kasur Altarel untuk menunggu nya selesai mandi. Baru sebentar mereka duduk Altarel pun keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana pendek seperti biasanya.
Altarel sedikit terkejut dengan kedatangan sahabatnya yang tidak mengabari jika akan berkunjung begitupun mereka yang melihat tubuh Altarel yang terluka.
"Al you oke" tanya Alvin yang tercengang.
" Yes, I'm fine, thank you" balas Altarel.
"Kenapa malah jadi ngomong bahasa Inggris sih " celetuk Kevin.
"Yeee makanya belajar bahasa Inggris dong kayak gue gitu lho" sewot Alvin menyombongkan diri.
"Jangan terlalu sombong ilmu lo belum seberapa" ucap Zio dengan wajah datar seperti biasa.
"Wuuuu mamam tuh" ledek kevin.
"Udah udah yok sekarang aja entar lupa lagi" ucap Bagas.
"Lupa apanya" tanya Altarel.
Dengan hanya memberikan kode lewat mata Alvin, kevin kini telah memegangi tangan Altarel dan Bagas juga menahan Altarel di kaki nya Altarel yang semulanya duduk kini dibaringkan dikasur nya dan Zio langsung meraih kotak obat yang memang sudah ada sedari tadi.
"WOI APA APAAN NIH" teriak Altarel.
"Udah tahan aja paling cuma perih" ucap Zio enteng lalu membuka kotak obat itu.
Perlahan lahan Zio membersihkan luka di tubuh Altarel, teriakan demi teriakan tak dipedulikan oleh mereka dan bahkan Altarel sampai berkeringat karena kelelahan berteriak menahan perih.
"PELAN PELAN ZIO PERIH WOII" teriak Altarel lagi.
"Berantem elite kena obat aja kok teriak teriak kayak ibu ibu mau melahirkan" ucap Alvin yang tak dipedulikan oleh Altarel.
"Udah vin jangan lu bikin dia emosi, terbang kita entar dibuat nya" balas Kevin hingga membuat mereka tertawa berbeda dengan Altarel yang masih berterus terusan berteriak karena perih.
Beberapa menit kemudian Zio selesai mengobati Altarel lalu menyimpan obat obat itu ke tempat nya.
"Selamat bapak Anak nya tidak ada" ucap Bagas menirukan kata kata seperti dokter.
"Anak nya kagak ada di katain selamat" balas Kevin dengan gelak tawa di akhir kalimat nya.
Alvin, kevin, dan Bagas sudah tertawa sedari tadi hanya Zio yang masih terlihat datar dan Altarel yang sedang menahan perih.
Meski begitu Altarel sangat beruntung mempunyai sahabat seperti mereka yang selalu ada di saat senang maupun sedih.
Dari rumah Altarel mereka langsung menuju ke markas untuk sekedar berkumpul tak lupa juga Altarel berpamitan dengan orang tua nya.
Sesampainya disana mereka pun duduk di sofa untuk bersantai, baru beberapa menit mereka duduk mereka pun tersadar kalo mereka belum mengerjakan tugas Fisika.
"Weh tugas Fisika gue belum siap cok" ucap Kevin dengan panik.
Mereka bertiga sekarang benar benar panik terkecuali dua orang ini Altarel dan Zio yang sudah mengerjakan tugas Fisika jauh jauh hari.
"Masih mending teriak karena perih dari pada lupa buat PR" ucap Altarel yang melirik Alvin.
"Iye iye si paling pinter" balas Alvin.
Beberapa saat kemudian ponsel Altarel berbunyi dan terdapat notifikasi chat yang masuk.
[ Assalamu'alaikum, buku kamu aku kasih di sekolah atau aku titipin ke Bang Bian ] isi dari notifikasi chat.
[ Disekolah aja gua gak ada di rumah] balas Altarel.
Setelah selesai membalas pesan, ponsel Altarel pun di lempar begitu saja di atas meja, itu memang sudah kebiasaan nya melempar ponsel dengan maunya saja lecet atau enggak dia tidak peduli.
Dilain tempat Alisya merasa gugup saat mengirim pesan kepada Altarel karena ini kali pertama ia memulai chatingan dengan laki laki selain Abang dan Abinya itupun hanya karena kepentingan saja.
******
Sore harinya Altarel yang berada markas AEROS ia memutuskan untuk langsung pulang kerumah nya dan ternyata dirumah sudah ada Rey yang juga sedang menunggu Altarel pulang.
"Udah balik" tanya Altarel yang tersenyum tipis ke arah abang nya itu.
"Yaudah lah Al, kalo gue belum sembuh ngapain gue ada dirumah" balas Rey.
"Ya siapa tau lo kabur dari rumah sakit karena ngak betah " ucap Altarel.
"Yakali Al" balas Rey.
"Yaudah kalo gitu gua mau masuk ke kamar dulu" ucap Altarel yang di "iya" kan oleh Rey lalu ia pun melegang pergi menuju ke kamar nya.
Rey hanya menatap punggung Altarel yang kini telah menjauh. 'Mending gue gak tanya deh' batin Rey.
"Udah emosian, jahil, sukanya berantem lengkap sudah sikap lo Al" ucap Rey tersenyum.
BERSAMBUNG........
GAYS DI BAB "MARVEL BEBAS? " ITU MAKSUD GUE SEHAT YA BUKAN SELAMAT MAAF TYPO KALO GUE UBAH ENTAR CERITANYA UNPUBLIS JADI SORRY YA GAYS🙏🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTAREL [END]
Novela JuvenilSingkat saja ini kisah Altarel cowok tampan yang berjabat sebagai ketua geng motor dijodohkan oleh orang tuanya dengan gadis bercadar yang berhasil membuat pandangan Altarel kepadanya berubah, yang tadinya membenci kini menjadi cinta. DARI PADA PEN...