Kembali Sekolah

5.7K 176 0
                                        

4 hari berlalu Altarel masih belum masuk sekolah, padahal sejak di rumah sakit sahabatnya menyuruhnya untuk pergi ke sekolah namun Altarel tak merespon apapun ia tetap saja terdiam.

"Huh, Altarel udah empat hari gak masuk njir" ucap kevin dengan tangan yang menopang wajah nya di atas meja.

"Beuh kangen nie yee" ledek Bagas sembari menyengir lebar begitupun dengan Alvin yang sudah tertawa terbahak bahak melihat kembarannya.

"Gue yakin dibalik diem nya Altarel dia pasti punya rencana buat balas dendam sama pelaku itu" ucap Zio dengan muka datarnya.

Mendengar perkataan Zio membuat tawa mereka berhenti. Perkataan Zio ada benar nya juga karena bisa jadi Altarel akan membalas dendam apalagi ia juga sempat ber pas-pasan dengan si pelaku.

"Lu bener sih tapi kita harus berbuat apa? " tanya Bagas.

"Entah semoga aja dia gak sampai ngebunuh tu pelaku " ucap asal Alvin yang dibalaa dengan tangan kevin yang mendarat tepat di kepalanya membuat ia meringis.

"Lo kita Altarel psikopat" ucap kevin.

Selang beberapa menit guru pun masuk dan hendak mengabsen murid seperti biasanya namun, ketika sampai di nama Altarel pintu kelas yang tadinya ditutup kini telah terbuka terlihat Altarel dengan wajah datar nya.

"Hadir" ucap Altarel dingin kala mendengar nama nya di absen. Kini seluruh  murid di kelas termasuk dengan sahabatnya mentap Altarel terkejut karena ia tak memberi tahu jika dirinya akan sekolah hari ini.

"Altarel empat hari yang lalu kamu kemana, kenapa disini alpa,kamu kalo alpa nya berturut-turut bisa dipanggil orang tua lho" ucap bu Ratih guru Ipa sekaligus wali kelas Altarel. 

Altarel tidak menjawab apapun ia masih terdiam dan menatap dingin kearah bu Ratih. Bu Ratih melihat itu pun menyuruh Altarel untuk mengerjakan soal fisika yang belum ia jelaskan itulah cara bu Ratih menghukum para siswanya yang bertingkah.

"Ayo kerjakan soal ini, kalo kamu bisa kamu dapat nilai A+ tapi kalo kamu gak bisa kamu berdiri di luar 15 menit itu juga karena kamu telat masuk ke kelas" jelas Bu Ratih.

Semua orang tak ada yang bisa menjawab bahkan murid yang suka Fisika dikelas itu pun tak bisa menjawabnya karena soal itu juga belum di terangkan oleh bu Ratih.

Altarel menatap sebentar soal itu kemudian berjalan menuju ke papan tulis bu Ratih pun menyodorkan spidol kepada Altarel. Setelah menerima Spidol Altarel pun mulai mengerjakan dengan rumus yang bu Ratih berikan kepada nya namun bu Ratih tidak menerangkan alhasil Altarel harus berfikir sendiri.

Namun walaupun soal yang bu Ratih berikan belum pernah di terangkan Altarel masih bisa menjawab nya dengan tepat bu Ratih dibuat kagum melihat Altarel karena dapat menjawab soal itu dengan sangat mudah dan tepat.

"Bagus Altarel silakan duduk" ucap Bu Ratih sembari menulis nilai Altarel di buku penilaian harian siswa.

Altarel pun kembali ke tempat duduknya, semua siswa yang ada di kelas itu dibuat kagum dengan kepintaran Altarel.

Altarel juga termasuk ke dalam siswa pintar di sekolah nya namun walau begitu ia tak pernah menyombongkan perihal itu.

Kini bu Ratih mulai menjelaskan tentang soal yang tadi sudah dikerjakan oleh Altarel kepada siswa lain tak lupa juga sebelum keluar beliau memberikan PR yang membuat siswa siswi dikelas itu mengeluh.

Namun berbeda dengan Altarel ia malah diberikan PR yang lebih sulit dan juga dua kali lipat banyaknya dari pada yang lain oleh bu Ratih itu juga untuk mengisi nilai dari Altarel yang kosong.

Altarel tidak mengeluh sedikit pun dan terlihat seperti biasa saja ia pun langsung mengerjakan tugas itu dikelas dengan sangat santai begitupun dengan murid lain mereka juga mengerjakan tugas itu agar tidak menumpuk dan juga biar cepat selesai itu juga karena guru belum masuk.

"Alisya kamu bisa ngak soal yang ini, aku gak ngerti" ucap Jessica menggaruki kepalanya yang tidak gatal.

"Maaf Jessica aku juga kurang ngerti" ucap Alisya.

"Haaaaa, gimana dong aku juga gak ngertiii" ucap Jessica mengeluh.

Tak lama kemudian Zio memangil Jessica untuk mengerjakan tugas Fisika bersama, mereka berdua sudah lama kenal karena dulu pernah satu SMP jadi tak heran jika mereka terlihat akrab.

"Cha sini ngerjain tugas " ucap Zio.

Jessica yang tadinya murung kini tersenyum lebar dan pergi menghampiri Zio tak lupa juga ia mengajak Alisya, sebenarnya bukan mengajak lebih tepatnya memaksa karena Alisya yang menolak untuk menghampiri Zio apalagi disitu ada teman temannya Zio.

Sesampainya disana Jessica mengerjakan tugas nya bersama Zio dan Alisya yang hanya duduk menundukkan kepalanya. Alvin melihat Alisya yang hanya menunduk berinisiatif untuk menyuruh Altarel mengajarkan tugas itu, Altarel sempat menolak namun karena sahabatnya terus menerus memohon akhirnya Altarel mau mengajarkan Alisya.

Alisya sebenarnya juga tidak ingin jika Altarel mengajarinya karena ia sudah takut dengan Altarel karena kejadian dimana Altarel menginjak dan melemparkan pulpen kepadanya namun karena ia juga tidak bisa mengerjakan akhirnya ia menurut saja.

Belum sempat Alisya mengerjakan satu soal bell istirahat pun berbunyi Altarel yang tadinya akan mengajari Alisya tidak jadi dan malah mengusulkan untuk mengerjakan di rumah Alisya saja karena pasti tidak sempat untuk mengerjakan di sekolah ditambah juga Jessica yang juga belum siap.

"Udah gak sempet gua ngajarin ke lo, gini aja kalo lo izinin gue ke rumah lu buat ngajarin soal ini, kalo dirumah gue takutnya lo gak diizinin apalagi rumah gue gak ada orang takutnya ada salah paham entar, gimana boleh gak? Kalo gak boleh juga gak papa" jelas Altarel yang dibalas hanya anggukkan oleh Alisya, jawaban Alisya tak membuat Altarel puas.

"Jawab jangan ngangguk doang " ucap Altarel kesal.

"I-iya boleh" jawab Alisya.

Kemudian Altarel dan yang lain pergi menuju ke kantin, sesampainya disana mereka duduk sambil sesekali bercanda sekalian menunggu makan mereka datang.

"Al lo jangan sedih lagi ya abang lo bakal sadar kok" ucap Kevin seakan akan ia tahu penyebab mengapa Altarel sangat diam hari ini.

Altarel mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan kevin karena dia merasa aneh dengan sikap kevin yang tiba tiba menjadi perhatian terhadap dirinya.

"Maksud lo?" tanya Altarel yang masih bingung.

"Ya lo jangan sedih lagi lah Al apalagi lo itu hari ini beda banget dari biasanya, udah abang lo pasti sembuh kok" ucap Kevin.

"Oh maksud lo karena gue itu hari ini diem aja lo kira gue sedih gitu?" tanya Altarel

" iya " jawab kevin.

"Gue hari ini diem bukan karena itu tapi hari ini gue mager ngomong aja dan pengen nyoba jadi Zio" ucap Altarel sambil melirik kearah Zio yang dari tadi memerhatikan mereka berdua dengan tatapan dingin nya.

"Al lo gak ada niatan buat balas dendam kan? " ucap Zio tanpa basa basi.

"Gue udah cukup sabar sama pelaku yang udah ngebuat adek gue kehilangan nyawa dan sekarang gue juga bakal maafin pelaku yang udah buat abang gue kayak gini? " ucap Altarel dengan senyuman miring lalu menatap lekat Zio.

"Gue akan balas dendam ke si pelaku itu dengan cara yang sama seperti dia buat abang gue kayak gini dan udah cukup adek gue yang pergi dengan cara dibunuh tidak untuk yang lain" ucap Altarel.

Bersambung.....................






ALTAREL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang