Sakit

6.6K 166 0
                                    

Sudah beberapa malam ini Altarel selalu saja memikirkan Adik nya sampai sampai ia tak peduli dengan kondisi nya bahkan ia masih saja cuek dan bersikap seolah olah ia tidak menyukai Alisya meskipun sikap Altarel seperti itu Alisya tetap berusaha untuk sabar menghadapi Altarel dan juga ia masih penasaran dengan gadis yang ada di foto yang ia temui yang disebut adik oleh Altarel.

Hari ini seperti biasanya Altarel berngkat kesekolah menggunakan motor nya namun tiba tiba ia merasakan pusing saat akan menaiki motornya yang membuatnya terjatuh pingsan beruntung Alisya belum berangkat ke sekolah dan segera membawa Altalrel masuk kedalam, dengan bersusah payah Alisya menuntun Altarel masuk kekamar lalu dibaringkan tubuh Altarel di atas kasur.

"Kak bangun kak" ucap Alisya panik sembari menepuk pelan pipi Altarel.

Segala cara dilakukan oleh Alisya agar Altarel bisa sadar hingga Alisya sudah tak peduli lagi jika dirinya harus telat ke sekolah. Tak berselang lama ponsel milik Altarel berbunyi tercantum nama Bagas disana dan langsung diangkat oleh Alisya.

"Al lo gak sekolah "

"Assalamu'alaikum"

"Eh waalaikum sallam, kok lo yang angkat Altarel nya kemana"

"Kak Altarel tadi pingsan kak"

"Ha! Pingsan kok bisa "

"Aku juga gak tau kak tadi pas aku keluar rumah aku liat kak Altarel udah pingsan aku udah bingung harus berbuat apa"

"Yaudah kalo gitu gue sama yang lain otw ke sana"

"Iya kak"

Setelah selesai mengangkat telfon Alisya menaruh kembali ponsel milik Altarel di atas meja yang ada di samping kasur dan tak berselang lama Altarel mulai membuka matanya, ia meringgis sembari memegang kepala nya yang masih pusing.

"Alhamdulillah kakak akhirnya sadar" ucap Alisya dengan mata yang berkaca kaca.

Altarel kini melihat kearah Alisya yang berada di sampingnya dengan cadar yang basah akibat air matanya.

"Lo nangis? " tanya Altarel yang tak di balas oleh Alisya.

Disaat Altarel menatap Alisya yang kini sudah menunduk Altarel pun di kagetkan dengan pintu kamar yang dibuka dan ternyata yang membuka pintu itu adalah Kevin yang langsung membuka pintu tanpa mengetuk dulu membuat Alisya dan Altarel sedikit kaget.

Kevin tak datang sendiri ia datang bersama Zio, Alvin, dan Bagas mereka semua telah berada di kamar itu dan hanya Alisya lah perempuan diantara mereka berlima.

Melihat sahabat Altarel sudah tiba Alisya pun pamit ke dapur untuk membuatkan minuman kepada mereka.

"Kalo gitu Aku permisi ke dapur dulu ya " pamit Alisya yang di angguki oleh Altarel.

Alisya sudah pergi kearah dapur dan kini hanya ada mereka berlima di kamar, mereka sangat khawatir dengan keadaan Altarel.

"Al lo gak papakan " tanya Bagas.

Altarel menoleh ke arah Bagas. "Gue gak papa kok" balas Altarel.

"Al maaf kalo gue lancang, Apa lo sakit ada hubungannya dengan Ayla" tanya Kevin ragu.

Altarel hanya terdiam tak menjawab karena ucapan kevin tidak salah ia sakit memang karena masih memikirkan Ayla dan bahkan ia masih mengingat hari kejadian itu padahal itu terjadi sudah lebih dari 4 tahun yang lalu semenjak Altarel masih SMP.

Zio menghela nafas nya. "Al lo harus ikhlasin kepergian Ayla  dan lo harus ingat sekarang lo udah punya Alisya" ucap Zio dengan wajah datar nya.

Mata Altarel kini sudah mulai berkaca kaca dan tatapan nya lurus kedepan. "gue udah coba Zi, gue udah berusaha ngelupain dia tapi--"ucap Altarel dengan air mata yang sudah berjatuhan di pipi nya.

Altarel mencoba menguatkan dirinya agar tak menangis namun air mata nya terus berjatuhan. "tapi gue gak bisa, gimana pun dia adik gue satu satunya, dia perempuan kedua dalam keluarga gue setelah mama gue" lanjut Altarel.

"Iya kita tau kalo Alya adik kesayangan lo Al, tapi perkataan Zio bener lo harus bisa ngeikhlasin kepergian adik lo dan mulai naruh Alisya di dalam hati lo" ucap Bagas memegang bahu Altarel.

Di samping pintu ternyata ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka dan itu adalah Alisya yang sedang membawa nampan ia akhirnya tau jika sikap Altarel yang tampak membencinya ternyata itu karena ia masih belum ihklas dengan kepergian Alya adik Altarel.

"Al lo juga harus ingat lo itu beruntung punya istri seperti Alisya, gak semua orang bisa dapatin dia apalagi kayak lo ketua geng motor " ucap Kevin yang tanpa sadar, Alvin yang menyadari perkataan kevin pun menyenggol pelan lengan kevin yang membuat kevin akhirnya reflek menutup mulutnya.

"Eh bukan gitu maksud gue Al maksud gue itu" kevin tak melanjutkan perkataan nya.

"Gue tau kev gue bukan tipe idaman Alisya dia nerima gue juga mungkin karena orang tua nya kalo bukan orang tua nya mana mau dia nerima gue " ucap Altarel.

Degg!!

Ada rasa aneh di hati Alisya saat mendengar perkataan Altarel walaupun perkataan Altarel memang benar jika dirinya menerima Altarel karena umi dan abi nya. Namun selama tinggal bersama, Alisya merasakan jika dirinya sudah bisa menerima Altarel.

Altarel yang tadinya menatap kearah pintu pun merasakan jika ada orang yang sedang mengintip perkataan mereka.

"Ngapain di pintu "  tanya Altarel yang belum mengalihkan pandangan nya dari pintu membuat ke empat sahabat nya juga mengikuti arah pandangan Altarel. Alisya yang ketauan itupun tak tau harus berbuat apa ia kini sudah ketahuan oleh Altarel.

"Sini lo" ucap Altarel dingin, kemudian Alisya pun masuk ke kamar Altarel tak lupa ia meletakkan nampan di atas meja yang dekat dengan kasur.

"Lo ngapain berdiri di situ" tanya Altarel .

Alisya kini menunduk takut. "Ma-maaf kak " ucap Alisya yang masih enggan menatap ke arah Altarel.

"Udah lah Al jangan lo marahin dia mungkin aja tadi dia baru selesai ngebuatin minuman terus berhenti, positif thinking aja Al " ucap Alvin. Mendengar ucapan Alvin sedikit membuat Alisya lega.

BERSAMBUNG..............

Menurut kalian Altarel bakalan baik gak sama Alisya?

Apakah Altarel bakal ikhlasin kepergian Ayla?

Kalian jawab di komen ya gays, nanti gue baca komenan kalian oke 😇

See you gays .....

ALTAREL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang