12. The Circles and The Stars

94 12 0
                                    

"Steve, Rietta?"

"Kalian juga ada disini?"

Rietta berlari lalu memeluk Hilmar dan Jason yang masih berdiri didepan pintu utama kerajaan. Aneh, terasa seperti reuni keluarga. Sedangkan disisi lain, Steve masih terdiam berusaha untuk menganalisis apa yang tengah terjadi padanya dan keluarganya saat ini.

"Apa yang sebenarnya sedang terjadi, kak?" tanya Steve mendekati Hilmar.

Hilmar menggelengkan kepalanya. Dari tampangnya, sepertinya ia juga tak dapat memahami alasan mengapa mereka bisa tiba-tiba berada diistana luminera ini. "Aku tak tau, tapi yang pasti kita harus cepat keluar dari tempat ini. Tempat ini aneh. Aku merasa tak nyaman disini!"

Apa yang dikatakan oleh Hilmar itu benar. Rasanya seperti saat kalian tengah bermimpi ditempat yang terasa begitu nyata. Seperti lucid dream atau semacamnya. Itu membuat kalian merasa kebingungan, kedinginan, dan ketakutan disaat yang sama. Dan semua hal itu tengah dirasakan oleh Rietta saat ini. Rietta tak henti memeluk lengan kakak pertamanya, Hilmar.

"Aku takut." Mata Rietta mulai berkaca-kaca. Jelas ia tengah merasa ketakutan, Hilmar pun mengelus lembut rambut Rietta untuk menenangkan adik perempuan satu-satunya itu.

"Apa hanya aku atau kalian juga merasa seperti pernah berada disini sebelumnya?" tanya Steve tiba-tiba. Rietta pun menganggukkan kepalanya dengan kuat. "Iya, aku merasa seperti deja vu." balas Rietta lalu menatap Hilmar dan Jason. Saat itu juga Hilmar langsung mengangkat tangan kanannya lalu melihat luka yang ada di telapak tangannya dengan teliti. "Itu benar. Kita pernah kesini sebelumnya, saat kita pertama kali mendapatkan luka ini." sambung Hilmar yang dibalas kerutan dahi oleh Steve.

"Aku tak mengerti. Dilihat dari tempat dan suasananya. Ini terlihat sangat tak familiar dengan luminera pada masa kita, apa mungkin ini berarti kita sedang berada di luminera pada masa lalu?"

Entahlah, tak ada yang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh Steve. Dan saat ketiga saudaranya sedang sibuk mencari tahu tentang keberadaan mereka di luminera, Jason malah berjalan sendirian meninggalkan mereka bertiga diruang utama kerajaan. "Kau mau kemana?" tanya Steve keheranan. Jason membalikkan badannya lalu berkata, "Aku ingin memastikan apa kita benar sedang bermimpi atau tidak?"

Tak ada perkataan selanjutnya, benar-benar hening. Sepertinya Hilmar, Steve, maupun Rietta masih merasa ragu akan apa yang seharusnya mereka lakukan. Jason pun memutar bola matanya lalu kembali melanjutkan perjalanannya.
Namun Rietta tak yakin dapat membiarkan kakaknya pergi sendirian. Rasa khawatirnya pada Jason muncul begitu saja. Gadis itu belum dapat mempercayai tempat mereka berada saat ini sepenuhnya, jadi tak seharusnya mereka berpencar di situasi seperti ini, kan? Rietta pun menghampiri Jason lalu menarik lengan kanannya, dan hal itu membuatnya menghentikan langkah kakinya.

"Apa?" tanya Jason dengan ketus. Rietta melepas genggaman tangan yang ada dilengan Jason lalu menoleh kearah belakang untuk menatap Hilmar dan Steve yang masih terdiam diposisi yang sama dengan sebelumnya.

"Bukankah kita sebaiknya jangan berpencar disaat seperti ini? kita tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya,"

Saat itu juga, Jason baru tersadar akan sesuatu. Apa yang dikatakan oleh Rietta itu mungkin ada benarnya, tak seharusnya ia memisahkan diri dari saudaranya yang lain. Lantas bagaimana caranya untuk memastikan jika mereka benar-benar sedang bermimpi atau tidak? James tak tahu. Ia hanya dapat menggelengkan kepalanya frustasi. "Apa yang harus kulakukan untuk keluar dari sini?"

Mata Rietta masih tertuju pada Hilmar dan Steve yang berada dibelakangnya. Gadis itu menunggu jawaban dari kedua kakak lelakinya itu, namun tak ada reaksi apapun yang diberikan oleh keduanya. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara pukulan yang begitu nyaring dari arah depan Rietta. Ya, sumber dari suara itu adalah Jason. Mendengar itu, Rietta sontak menoleh dan terkejut setelah melihat Jason yang tengah menampar dirinya sendiri menggunakan tangan kanannya.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang