19. Another Strange Spirit In A Strange Place

41 13 4
                                    

Kini langit sudah berubah menjadi gelap, dan cahaya bulan sudah datang untuk menerangi malam. Tepat setelah makan malam berakhir, Hilmar, Jason, Steve, dan Rietta berkumpul dulu di ruangan Jason untuk membicarakan sesuatu.

"Jadi... Apa yang ingin kau bicarakan, Jason?" tanya Rietta lembut seraya ia menatap hangat Jason yang kini tengah duduk bersila tepat dihadapannya.

Steve, dan Hilmar yang juga berada disebelah mereka pun hanya menatap Jason dengan wajah muramnya. Sudah waktunya mereka untuk beristirahat sebelum mengalami Royal Curse, tapi Jason malah meminta mereka untuk berkumpul. "Sebenarnya... Tak ada yang perlu dibicarakan! Bagaimana kalau kita bermain catur saja, ya?" kata Jason berseri-seri yang membuat wajah Rietta dari yang sebelumnya ceria berubah menjadi tersenyum canggung dalam beberapa detik saja.

"Catur?!"

"Kau yang benar saja, Jason!"

Steve memijat pelipisnya setelah mendengar pertanyaan Jason yang sangat tak masuk akal. "Maaf, aku ingin istirahat." ucap Hilmar seraya bangkit dari duduknya lalu keluar ruangan Jason bersamaan bersamaan dengan Steve setelahnya.

Kini hanya tersisa Jason dan Rietta di dalam ruangan itu, Jason melihat Rietta dengan senyuman manisnya. Masih berusaha untuk mempertahankan sang adik. Rietta tersenyum canggung. "Jadi..." Jason mencoba mencairkan suasana.

"Kau ingin main catur denganku?" sambungnya. Rietta pun spontan menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena kecanggungan yang tengah mereka alami. la jelas keheranan dengan sikap Jason yang tak biasanya seperti saat ini. "Jason... Sebenarnya ada apa? Kenapa kau bersikap aneh?" tanya Rietta dengan lembut. Berusaha untuk tak menyakiti perasaan sang kakak. "Memangnya aku bersikap aneh, ya?" tanya Jason yang membuat Rietta hanya dapat menganggukkan kepala dengan senyuman canggung diwajahnya. "Aku hanya bercanda!" Sambung Jason sambil tertawa kecil. Rietta mulai merasa tenang. "Aku meminta kalian kesini sebenarnya karena aku ingin mengatakan kalau aku mendapatkan sebuah penglihatan tadi sore."

"Penglihatan?"

Jason mengangguk. "Penglihatan masa depan seperti kau bermimpi?" tanya Rietta lagi. Jason kembali menganggukkan kepalanya. "Iya, namun kali ini berbeda." sambungnya sambil mendekatkan kepalanya kearah Rietta.

Gadis itu pun mengerutkan dahinya. Semakin penasaran akan cerita Jason. "Aku tak sedang bermimpi atau bahkan tertidur saat aku mendapatkan penglihatan itu. Maksudku, Kau juga pasti tak tidur beberapa hari ini karena kutukan itu, kan?" Rietta mengangguk setuju. Sudah beberapa hari ini jam tidurnya jadi berantakan karena Royal Curse mereka. "Apakah kau ingin tahu apa yang kulihat di penglihatan itu?" tanya Jason.

"Aku melihatmu."

Rietta sontak terdiam. Matanya masih tertuju pada Sang kakak. "Melihatku?" tanya Rietta cemas. Karena seingatnya, penglihatan Jason itu selalu hal buruk dari masa depan. "Sebenarnya aku tak mengerti apa yang kulihat, namun aku hanya melihatmu sedang tidur di ranjangmu di kerajaan ini." lanjut Jason.

Hanya tertidur? Rietta pun menghela nafasnya lega, ternyata jawaban dari Jason tak seburuk apa yang ia pikirkan. "Tertidur? Hanya tertidur saja, kan?" tanya Rietta seraya ia bangkit dari duduknya. "Sepertinya itu bukanlah hal yang besar, Jason..." sambungnya lagi sambil berjalan meninggalkan Jason yang masih duduk di lantai. "Tunggu!" Jason membalikan badannya. "Tapi itu tak terlihat normal bagiku, kau tertidur seperti orang mati!" serunya. Berharap Rietta masih dapat mendengar suaranya. "Bukan apa-apa! Mungkin aku hanya... kelelahan?" sambung Rietta lagi lalu berjalan meninggalkan Jason sendirian di ruangannya.

Jason menghela nafasnya pasrah. "Padahal aku hanya ingin mengatakan tentang kekhawatiranku saja. Tapi semoga dia benar, itu bukan hal yang besar." batin Jason pada dirinya sendiri.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang