23. Justin And His Problems

61 12 0
                                    

Pagi itu, Justin dan Niel tengah berada di akademi karena waktu liburnya telah berakhir. Niel saat ini fokus pada materi yang diajarkan dikelas ramuan. Ia diberi tugas untuk membuat ramuan yang dapat menetralisasi racun.

"Kau tak akan dapat menyelesaikan ramuan itu. Menetralisasi racun itu sangat tidak mudah, loh..." bisik teman sebangku Niel, Jackson dari Kerajaan Ruby.

Tapi Niel tak memerdulikan perkataan Jackson. Anak itu hanya terus mengerjakan tugasnya sampai akhirnya tak lama kemudian ia berhasil menciptakan ramuan itu. "Kerja bagus, Xannider! Kau memang selalu lebih unggul dari teman-temanmu yang lain. Aku bangga padamu!" ucap guru yang bernama Lunna itu.

Niel pun tersenyum malu, dan saat itu juga ia mendengar suara teman-temannya yang berbicara buruk dibelakangnya. "Sudah pasti dia bisa menciptakan ramuan seperti itu. Dia kan dari Keluarga Xannider." ucap salah satu temannya. Niel pun kembali duduk di kursinya lalu melirik anak itu. "Cih, lagipula dia tak sekuat itu, kok... Kau pasti tahu kan tentang penyakitnya itu!"

Mereka masih terus membicarakan Niel, meskipun Niel sudah menyadarinya sekalipun. Memang selalu terjadi begitu. Ini bukanlah yang pertama kalinya untuk Niel, dia tak bisa marah kepada teman-temannya karena penyakit yang ia alami memang benar adanya. Sangat menyakitkan.

Sementara itu ditempat yang lain, sang kakak, Justin, tengah bermalas-malasan di kelas bertarung dengan pedang. Disaat yang lainnya sedang fokus berlatih kemampuan berpedang mereka, Justin hanya menyenderkan kepalanya di pohon di halaman guru meninggalkan mereka untuk berlatih.

"Justin, mau sampai kapan kau bermalas-malasan begitu, hei?!" seru Llea sambil berjalan mendekati Justin dengan nafas yang terengah-engah karena baru saja berlatih pedang dengan temannya yang lain. Anak perempuan yang satu kelas dengannya itu sudah muak dengan sikap temannya itu. "Kau tidur, Justin?" tanya Llea tak percaya setelah melihat Justin yang sedang tertidur dengan lelap. Justin langsung membuka matanya saat itu juga.

"Tidak." katanya ketus.

Llea mengernyit. "Tidak?" kata Llea kesal lalu memukul bahu Justin untuk membuatnya bangun. "Bangunlah! Nanti guru melihatmu!" lanjut Llea. Justin pun pasrah lalu bangkit dan menatap Llea. "Hei, tenanglah... Tidak akan ada yang menyadarinya. Kau tak sadar? akademi ini adalah Kastil yang sangat besar!" sambung Justin. "Ya memang besar, tapi tidak sebesar kastilmu, Justin!" sahut Llea sambil memberikan pedang milik Justin Kepadanya.

Justin lalu melirik kebawah saat Llea memberikan pedang itu lalu berkata, "Untuk apa ini?" tanyanya heran, namun ia tetap mengambilnya. Llea mengangkat satu alinya. "Untuk bertarung denganku. Kau tak takut, Kan?" ledek Llea. Justin pun tersenyum miring lalu mulai mengangkat pedangnya.

"Tentu saja tidak."

Llea juga meninggikan pedangnya dan mulai membenarkan cara berdirinya. Justin pun melangkah ke depan mendekati Llea yang melangkah mundur menghindarinya. "Katakan padaku jika kau ingin menyelesaikannya saja." goda Justin dengan gaya tengilnya.

Llea pun tersenyum miring lalu tertawa kecil. "Ya, aku memang akan menyelesaikannya sekarang." ucapnya sebelum ia mengayunkan pedang nya kebawah lalu kembali keatas untuk mengecohkan perhatian Justin. Lelaki itu pun sontak juga mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan dari Llea. Justin hanya terus tertawa kecil selama pertandingan kecil itu, karena ia tak begitu memandangnya serius. Mereka terus begitu sampai akhirnya pedang Justin terjatuh ke tanah.

"Sekarang aku adalah pemenangnya!" seru Llea bersemangat.

Justin hanya tersenyum. la sengaja membiarkan Llea menang karena ia tak ingin Llea terluka karenanya. "Aku tahu..." kata justin berpura-pura terlihat sedih. "Sudah kubilang, Kan... Kau jangan merendahkan kemampuanku hanya karena aku perempuan. Kau juga memang seorang Xannider, tapi itu bukan berarti kau selalu lebih kuat dariku, Justin!" kata Llea. Justin lalu menggelengkan kepalanya dengan tangannya melipat di dada.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang