Melihat kondisi yang semakin tak kondusif, Hilmar pun mulai angkat suara. "Rietta! Cepat kembali ke ruangan tadi!" ujar Hilmar memerintahkan Rietta untuk kembali keruangan yang mereka datangi pertama kali. Rietta mengangguk. "Bagaimana denganmu?" tanya Rietta sedikit berteriak. "Kami akan menyusul, kau cepat pergi dan cari cara untuk keluar dari sini secepatnya!" sambung Steve yang terlihat tengah berlari kearah yang berbeda dengan Rietta. Mendengar itu, dengan cepat Rietta pun berlari menuju ruangan itu. "Kumohon siapapun, tolong selamatkan aku!" Batinnya. Tak lama kemudian Rietta pun sampai diruangan itu. Dengan badan yang lemas ia terduduk dilantai, nafasnya terengah-engah saat ini. Gaun pesta yang sebelumnya masih sangat amat bersih, kini sudah terlihat robek dan kusam karena terus terinjak saat ia berlari tadi. Gadis itu bahkan sering kali hampir terjatuh karena gaun yang begitu panjang itu. Rietta pun memejamkan matanya sejenak untuk menenangkan dirinya. Lalu tiba-tiba saja seseorang membuka pintu itu dengan sangat kencang sampai membuat Rietta terkejut karenanya.
"Kita harus mencari cara untuk keluar dari sini, aku sudah tak tahan lagi!" pekik Jason yang masuk keruangan itu bersamaan dengan Hilmar dan Steve. "Bisakah kau lebih tenang, Jason? Jika kau bersuara seperti itu, mungkin mereka dapat mendengar kita!" sambung Rietta dengan suara yang amat pelan. "Aku tak akan bisa tenang disituasi seperti ini, Rietta!" seru Jason juga dengan suara yang pelan. Sontak Rietta menghela nafasnya frustasi. Tak lama kemudian tiba-tiba saja, Rietta kembali mendengar suara seseorang. Suara yang kini terdengar amat familiar untuknya. Suara JZack.
"Rietta, apa kau dapat mendengar ku?"
Meskipun suaranya dapat dikatakan kecil dan terasa seperti hanya samar-samar saja, suara Jack itu terus menggema dan mengambang dipikiran Rietta. Sontak gadis itu mendelik setelah mendengarnya, "Zack?" Ucap Rietta tiba-tiba. Seketika ketiga kakaknya itu pun menoleh kearahnya. "Kau kah itu? Zack, kau dimana? Tolong kami, Zack!" seru Rietta histeris sembari terus menengok kanan dan kiri. Melihat adiknya yang bertingkah aneh, ketiga kakaknya pun mengerutkan dahinya. "Rietta, kau kenapa?" tanya Hilmar sembari berjalan mendekati Rietta. Sontak gadis itu menoleh kearah Hilmar. Kini keduanya saling menatap satu sama lain dengan tatapan kebingungan. Kau tak mendengar itu?" tanya Rietta yang dibalas gelengan kepala oleh Hilmar dan si kembar. Perasaannya campur aduk saat ini. Rietta merasa lega setelah mendengar suara Zack, namun disisi lain ia juga merasa ketakutan karena hanya ia yang dapat mendengar suara itu saat ini. "Kau tak sakit kan, Rietta?" ledek Jason mendekat lalu menempelkan tangannya ke dahi Rietta. Melihat itu seketika Rietta pun mengerutkan dahinya. "Aku tak sakit, Jason!" balasnya sembari menepis tangan Jason yang ada di dahinya. Jason pun tertawa kecil melihat itu. "Aduh!" Ringis Rietta sembari menatap telapak tangannya yang tiba-tiba saja terluka.
Hilmar, Jason, dan Steve pun mendekati Rietta yang terlihat sedikit kesakitan. "Kau terluka?" tanya Himar khawatir. Mendengar itu Rietta hanya dapat menggelengkan kepalanya pertanda 'tak tahu'. "Entahlah, sepertinya-tadi aku tergores benda tajam?" jelas Rietta yang dibalas kerutan dahi oleh Steve. "Benda tajam? Coba kulihat lukamu." sambung Steve sembari menarik dan melihat luka yang ada di telapak tangan kanan Rietta. Lalu Steve melihat telapak tangannya yang ternyata juga terluka. Kini ia terlihat seperti sedang menyamakan goresan antara lukanya dan luka Rietta. Seketika lelaki itu terdiam setelah tersadar akan sesuatu. "Jason-tunjukkan telapak tangan kananmu. Kak Hilmar, kau juga! Cepat!" seru Steve sembari menarik paksa dan menyatukan telunjuk mereka bereempat menjadi berbentuk seperti lingkaran. "Astaga, sejak-kapan aku memiliki luka itu?" gumam Jason ragu setelah melihat luka di telapak tangannya. Begitu pun juga dengan Hilmar, ia terkejut. Ia tak pernah menyadari jika ia memiliki luka itu sebelumnya. Luka dengan bentuk garis, dan warna yang sama di telapak tangan kanan mereka bereempat. Luka yang berbentuk lingkaran dengan bintang didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasy[Book One Of Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaa...