22. Agatha Sapphire

40 11 1
                                    

"Kau ini kenapa sih, Kak? Tak seperti biasanya kau terlihat sangat gelisah?" tanya Sebastian pada Zack yang terus mondar-mandir di depan pintu ruangan Rietta.

Pagi itu ... Sebelum Rietta tersadar dari Royal Curse-nya, Zack memutuskan untuk meminta maaf kepada Rietta ditemani oleh adiknya, sebastian. Zack meminta Sebastian untuk menemaninya saat itu karena baginya Sebastian adalah saudara yang paling dapat diandalkan. Tak selalu mengeluh seperti Justin, atau terlalu tak perduli seperti Niel.

"Aku takut Rietta tak mau memaafkan ku." sambung Zack masih gelisah. Sebastian pun menghela nafasnya sambil menyilangkan tangan. "Tenanglah, kau tahu dia akan memaafkan mu ... Katakan saja yang sejujurnya."

Zack kini terdiam lalu membalikkan badannya menghadap Sebastian. "Kau benar, Sebastian! Aku akan mengatakan yang sejujurnya!" ucap Zack dengan dagunya yang terangkat sembari melangkahkan kakinya kearah pintu ruangan Rietta lalu berdiri tepat didepannya.

***

"Sampai jumpa, Rietta!"

Tak lama kemudian, gadis berambut coklat tua itu pun terbangun kembali dari Ambue Yvora. Ia melihat sekelilingnya, cahaya yang keluar dari jendela di ruangannya sudah terlihat. Rietta menghembuskan nafasnya. "Sudah pagi." batinnya sambil bangun dari tidurannya. Rietta lalu mengerjapkan matanya beberapa kali, mengumpulkan nyawanya. Lalu ia beranjak ke sebuah kaca didekat ranjangnya, dan melihat dirinya di pantulan kaca tersebut. Rietta tersenyum Sambil menyisir rambut ikal miliknya itu.

"Kak, kau hanya perlu meminta maaf saja padanya. Mengapa sulit sekali, sih?!"

Rietta yang mendengar suara Sebastian yang seperti tengah berbicara dengan seseorang didepan ruangannya pun langsung menoleh. Menaruh sisir dimeja riasnya dan melangkahkan kakinya ke depan pintu.

"Sebastian, berhentilah berbicara. Aku tahu apa yang kulakukan!"

"Zack?" batin Rietta setelah mendengar suara Zack. la juga langsung mempercepat langkah kakinya.

"Aku hanya akan menunggu sampai Rietta---"

Perkataan Zack terpotong setelah ia melihat pintu ruangan Rietta terbuka, dan ada Rietta yang tengah berdiri di depan pintu itu. Zack dan Sebastian terkejut. Mereka berdua hanya menatap Rietta yang juga sedang menatapnya dengan tatapan kebingungan. Zack pun menghela nafasnya untuk menenangkan diri lalu melangkah mendekati Rietta yang kini tengah berdiri tepat didepannya.

"Zack?"

Rietta mendongak untuk melihat mata Zack yang terlihat sedih. "Rietta... Kumohon maafkan aku." Rietta terdiam, sedangkan Sebastian hanya berbalik badan lalu menyenderkan punggungnya di pintu dengan tangan menyilang di dada.

"Aku tak ingin meracuni mu ... Aku bahkan tak akan pernah melukai mu sedikit pun, Rietta." sambung Zack frustasi. Rietta pun tersenyum hangat dan menganggukkan kepalanya. "Аku tahu." balas Rietta yang membuat Zack menaikkan kedua alisnya. "Aku tahu kalau kau membuat ramuan cinta itu untukku, kan?"

Zack dan Sebastian sontak mendelik. "Kau membuat ramuan cinta untuknya, kak? kau sudah gila." sahut Sebastian sambil menggelengkan kepala lalu kembali menyender di pintu. Zack menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan senyuman canggungnya. "Diamlah, Sebastian! Steve yang memaksaku melakukan itu..." Rietta hanya memandang Zack dengan tangan kanannya menutup mulutnya sambil tertawa kecil.

"Tapi kenapa?" tanya Rietta.

"Kenapa kau lakukan itu?"

Zack lalu mengernyit. "Rietta, kau menghindariku begitu saja tanpa alasan. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan." Rietta terdiam menatap ke bawah. "Apa aku melakukan kesalahan padamu yang membuatmu marah padaku dan menjauhiku?" tanya Zack penasaran. Rietta pun menggelengkan kepalanya. "Tidak, Zack... Kau tak melakukan Kesalahan. Kau adalah teman terbaikku, Zack!" Zack terdiam. Masih memandang Rietta dengan dalam.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang