31. Who Is Damian?

50 12 9
                                    


🎧PLAYLIST
'Who Is She ?'
By : I Monster

"Wow, itu gila!" seru Justin bersemangat.

Jason dan Zack masih terlihat terengah-engah. "Tak akan terjadi lagi. Itu sangat beresiko." tegas Zack sembari bangkit lalu berjalan keluar ruangan. "Tapi setidaknya yang tadi itu sangat seru! Iya kan, Pangeran Jason?" tanya Justin pada Jason yang tengah menghadap lubang tadi dengan pandangan kosong.

Senyuman diwajah Justin seketika memudar. "Bagaimana caraku mendapatkan bukti bahwa Damian adalah pelaku sesungguhnya?" gumam Jason. Justin melangkah mendekati Jason. "Aku tahu!" kata Justin yang membuatnya mendapatkan perhatian Jason.

"Bagaimana kalau kita cari tahu dulu semua hal tentang si Damian itu, baru setelah itu kita ..." Justin terdengar ragu akan perkataan berikutnya. Jason mengerutkan dahi.

"Kita pikirkan lagi nanti!" sambung
Justin sambil tertawa canggung.

Mereka berdua pun berjalan menuju Perpustakaan kerajaan Xannider untuk mencari tahu tentang Damian. Ditengah perjalanan, mereka melewati ruangan Rietta dan berpapasan dengan Sebastian yang tengah berdiri didepan pintu.

"Kak Sebastian? Sedang apa kau disana?" tanya Justin kepada sang kakak. Sebastian menoleh. "Kak Zack dan Pangeran Steve sedang berusaha kontak batin dengan Rietta menggunakan Sihir Pikiran. Mereka tak ingin diganggu, jadi aku disuruh menunggu diluar." balas Sebastian. "Oh, begitu. Kuharap berhasil." sambung Jason.

Justin mengangguk setuju. "Kalau kalian berdua ingin kemana?" tanya Sebastian. "Ke perpustakaan. Kami ingin mencari tahu tentang Ketua Krugen terakhir yang mungkin bisa menjadi dalang dibalik semua masalah ini." kata justin.

Sebastian terdiam lalu kembali menatap Jason dan Justin. "Aku tahu letak buku sejarah yang dapat memberikan informasi tentang ..." Sebastian mendekat.

"Damian." sambungnya dengan suara pelan. Justin dan Jason langsung saling menatap satu sama lain lalu tersenyum. "Baiklah, kau boleh ikut dengan kami." kata Jason.

***

"Ini tak akan berhasil. Katakan padaku, sebenarnya kau bisa atau tidak sih, Zack?" ucap Steve kesal kepada Zack yang tengah duduk disamping ranjang Rietta.

Zack masih terus berusaha fokus untuk menggunakan sihirnya pada Rietta, namun Steve terus mengganggu konsentrasinya. "Ssst ... Diam lah ..." Zack berbisik pada Steve lalu kembali menaruh tangannya diatas dahi Rietta. Steve menyenderkan badannya di dinding dengan tangannya melipat didada. "Mau sampai kapan kau terus begitu, hei?" kata Steve sambil tertawa kecil.

Zack kini kehabisan kesabarannya. "Jika kau memang tak mau membantu, lebih baik kau menunggu diluar saja sekarang!" seru Zack yang membuat Steve kesal. "Kau telah mengusir Agatha, Violet, dan Sebastian, sekarang kau ingin mengusirku juga? Tidak, tak akan terjadi." Zack menghela nafasnya pasrah. Lelah dengan sifat keras kepala Steve.

"Steve, aku hanya perlu fokus untuk melakukan sihir itu---"

"Dan aku tak akan membiarkanmu berdua dengan adikku begitu saja!" potong Steve.

Zack bangkit dari duduknya lalu menghadap Steve. "Kenapa kau tak bisa mempercayaiku sekali saja, Steve?!" seru Zack. Steve lalu terdiam dengan matanya menatap Rietta yang masih tertidur di ranjangnya. "Bagaimana aku bisa mempercayaimu ...?" Kini mata Steve melirik Zack.

"Ketika kau telah merusak kepercayaan Rietta." Zack terdiam. Ia lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Oh tidak, kau tak tahu apapun tentang apa yang terjadi padaku dan Rietta ..." Steve terkekeh. "Ya, tentu saja kau yang tahu segalanya ..." sindir Steve.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang