14. The Fate

55 11 0
                                    

"Kak Hilmar?"

"Rietta?"

"Jason?!"

Steve ketakutan setengah mati setelah kehilangan ketiga saudaranya. Kini hanya tersisa dia sendiri ditempat ini. Ambue Yvora yang mengerikan. Tak ada seorang pun yang ingin berada di situasi seperti Steve saat ini. Karena jika ia bertemu dengan bayangan penyerap energi tadi, sudah pasti ia akan bernasib sama seperti saudara kembarnya itu, Jason.

"Aku mohon, tolong keluarkan aku dari tempat in-"

Tepat setelah Steve mengatakan itu, ia merasakan tiupan angin kencang seakan menghampirinya. Terkejut, Steve berusaha untuk menghindar dari angin itu. Namun tak berhasil, ia malah terjatuh dan kembali melihat bayangan penyerap energi mendekatinya.

"Pergi! Jangan dekati aku!"

"Pergi!!"

Merasa dirinya terhempaskan oleh angin kencang itu, Steve pun memejamkan matanya dan berteriak. Disaat itu juga, Steve tiba-tiba merasakan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya ia merasakan udara yang dingin dan mencekam, sekarang udaranya berubah kembali menjadi hangat dan normal.

Apakah dia sudah terbangun? Apakah rohnya sudah kembali ke kerajaan Xannider? Namun sepertinya benar, karena seperti yang ia rasakan sekarang, ia sedang tiduran diranjang. Masih dengan rasa takut, Steve mencoba untuk membuka matanya secara perlahan. Ia pun melihat bayangan seseorang. Pandangannya masih buram, jadi ia tidak begitu bisa melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini.

"Rietta?! Kaukah itu?! Atau kau adalah bayangan penyerap energi yang menyamar menjadi Rietta!!"

"Hei, sadarlah! Jangan teriak-teriak terus, bodoh!"

Mendengar suara itu, seketika Steve tersadar bahwa orang yang tengah berdiri disamping ranjangnya bukanlah adik kecilnya melainkan musuh bebuyutannya, Zack. Steve sontak melompat dari ranjangnya untuk menghindari Zack. "Hei, apa yang kau lakukan padaku kenapa kau ada disini?"

"Ish... Dasar tidak tau terimakasih! Semalam kau dan Rietta itu tiba-tiba pingsan, jadi aku membawa kalian ke kamarku. Tapi ternyata kalian baru sadar tepat jam enam pagi secara bersamaan seperti tadi."

Steve memicingkan matanya dan bangkit dari ranjang untuk mendekati Zack. "Atau kau hanya modus saja kepada Rietta?" ucap Steve dengan alis yang dinaikkan satu. Zack menggelengkan kepalanya lalu menatap Rietta dengan wajah frustasi. "Steve, sudahlah... Masih beruntung ada yang mau membawa kita kekamar saat kita pingsan tadi malam. Kalau tidak mungkin kita masih tergeletak sampai pagi ini, kan?"

"Ya, terserah saja, lah!"

"Tapi aku penasaran... Sebenarnya kalian kenapa saat pingsan begitu saja?" tanya Zack penasaran. Rietta pun menoleh kearah Steve dan melihatnya yang sudah memalingkan wajah setelah dipertanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya oleh Zack. "Kau saja yang ceritakan, Rietta... Aku sedang ingin menikmati angin segar didunia yang nyata dulu. Yah, jelas karena kukira aku tak akan bisa melakukannya lagi." balasnya seraya ia berjalan melewati Rietta dan Zack yang mendengarkannya.

Melihat kakak lelakinya yang pergi meninggalkan mereka berdua dikamar begitu saja, Rietta pun menghela nafasnya kasar. "Sebenarnya saat kami pingsan kemarin, itu terjadi karena roh kami dibawa secara paksa ke Ambue Yvora. dan kami terjebak disana sampai tadi pagi." sambung Rietta lemas. "Ambue Yvora? Itu berarti Royal Cursenya sudah dimulai, ya?" balas Zack menatap kearah yang lain. Rietta terdiam.

"Mengapa aku harus mengalami semua ini, Zack.... Apakah ini memang takdir hidupku?"

"Kita tak pernah tahu takdir diri sendiri atau orang lain, tapi yang pasti aku akan selalu ada untukmu, Rietta..." Rietta pun tersenyum dan berkata, "Terimakasih, Zack." jawab Rietta seraya ia menatap hangat Zack, dan dibalas dengan senyuman juga olehnya. "---kalau begitu, aku ingin kau membantuku untuk satu hal ini, Zack!" sambung Rietta dengan penuh semangat. Gadis itu mulai melangkahkan kakinya kearah pintu untuk keluar dari kamar. "Membantumu melakukan apa, Rietta?" tanya Zack keheranan seraya ia juga melangkahkan kaki untuk menyusul Rietta.

"Kau akan tahu nanti." balas Rietta tegas.

***

Sedangkan disisi lain, Steve yang masih berjalan dilorong kerajaan pun hanya terus menghirup udara segar disekitarnya. Namun tak bisa hidup tenang sebentar saja, ia kembali teringat dengan kejadian di Ambue Yvora. Wajah mengerikan si penyerap energi sangat mampu membuat Steve ketakutan setengah mati. 'Apa setelah ini aku akan terus bertemu dengan bayangan jelek itu, ya? Bagaimana jika aku dimakan oleh penyerap energi seperti Jason? Huft... Mungkin aku akan mati berkali-kali---Hey, bagaimana keadaan Jason sekarang, ya?'

Masih berjalan dengan santai, Steve melihat Hilmar berdiri disamping Jason yang tengah makan dengan sangat lahap diruang makan. Makanan yang begitu banyak dan terlihat sangat lezat membuat Steve mendelik seketika seraya ia berlari kearah mereka berdua.

"JASON?!"

Mendengar teriakan yang menggema diseluruh ruangan, Jason dan Hilmar seketika menoleh kearah Steve. Jason pun juga langsung berdiri seakan ia tengah menghadang Steve agar tak berusaha mengambil makanan miliknya meskipun hanya sedikitpun. "Ayolah, makanannya kan masih sangat banyak... Aku hanya ingin makan satu potong ayam goreng saja!" kata Steve sambil terus mendorong bahu Jason yang menghalanginya. "Enak saja. Tidak boleh!" balas Jason ketus. Steve mendecak lalu menggelengkan kepalanya kepada Jason yang hanya menjulurkan lidahnya kearah Steve.

"Dasar anak tidak sopan." gumam Steve menatap kearah yang lain, selagi ia berusaha untuk menenangkan dirinya dari ledekan Jason. "Hey, kau yang tidak sopan pada yang lebih tua, ya..." ledek Jason mendekatkan wajahnya pada wajah Steve yang membuat Steve semakin naik darah seketika. "Aku tidak peduli! Kau yang tidak sopan!" sambung Steve sambil menjambak rambut Jason. "Aduh, aw, aw! Sakit, tahu!" kata Jason sambil mengelus lembut kepalanya yang tadi dijambak oleh Steve dengan wajahnya yang dramatis. Steve pun tersenyum jahat dan mendekat.

"Kau mau kujambak lagi, hah?!"

"Sudahlah, Steve... Mengalah pada Jason. Kau tidak lupa kan kalau energinya baru saja diambil oleh bayangan penyerap energi, itu yang membuatnya merasa kelaparan sekarang." sambung Hilmar tenang seraya memisahkan kedua adik kembarnya agar tak terus bertengar seperti anak kucing yang sedang berantem.

Steve pun terdiam, sekarang ia jadi tahu apa alasan mengapa Jason jadi sangat kelaparan pagi ini, bahkan sampai dia sanggup menghabiskan seluruh makanan yang ada dimeja makan saat ini hanya sendirian. Ternyata efek dari bayangan penyerap energi di Ambue Yvora bisa mempengaruhi diri kita di dunia nyata, Steve jadi mulai khawatir.

"Terus sekarang bagaimana? Apa kita akan terus seperti ini selamanya?" tanya Steve dengan wajahnya yang seketika berubah menjadi muram. Jason yang sebelumnya sedang mengunyah makanan dimulutnya dengan heboh seketika berhenti dan menatap Hilmar bersamaan dengan Steve. Hilmar pun mengangkat kedua alisnya setelah melihat itu lalu berkata, "Aku tak tahu." balas Hilmar menatap kelangit-langit.

"Tapi semoga tidak, kuharap masih akan ada harapan untuk kita bebas dari kutukan ini."

Bersambung.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang