"Sebenarnya kita mau kemana, Rietta?" tanya Zack keheranan. Rietta yang kini tengah melangkah cepat tepat didepannya pun menengok kebelakang lalu tersenyum.
Mereka berdua pun akhirnya sampai di kandang kuda milik kerajaan Xannider. Rietta mengelus lembut kepala salah satu kuda yang masih terikat oleh tiang lalu berkata,
"Temani aku ya, Kuda..." bisik Rietta yang perkataanya seketika membuat kuda berwarna putih dan cantik itu mendelik dan langsung membungkuk dengan satu kaki yang diangkat seakan ia dapat mengerti yang baru saja Rietta katakan.
"Baik, Tuan Putri..."
Zack yang melihat itu seketika tercengang, ia tak tahu jika Rietta juga bisa melakukan sihir kepada hewan seperti itu sampai membuatnya berbicara dan bertingkah layaknya manusia biasa.
"Rietta, kau menyihirnya? Sebenarnya itu kan dilarang, kita harus meminta izin kerajaan dulu jika ingin keluar dan menggunakan kuda disini."
Rietta pun menghela nafasnya lalu tersenyum dan berkata, "Jika tak ketahuan, kita tak akan dihukum oleh raja, kan?" balas Rietta seraya mendekati Zack untuk membujuknya ikut dengannya saat ini.
Zack pun menggelengkan kepalanya, "Tidak bisa, Rietta... Sebagai Pangeran tertua disini aku tidak boleh melanggar peraturan Kerajaan. Aku tak bisa membiarkanmu juga." kata Zack yang membuat Rietta cemberut dan memalingkan wajahnya.
"Tapi bagaimana ini... aku harus ke makam ayah dan ibuku untuk mencari petunjuk tentang semua ini..." sambung Rietta menatap tanah sambil memainkan jarinya.
Zack yang sebelumnya tegar akan pendiriannya pun seketika luluh setelah melihat Rietta yang bersikap seperti itu dihadapannya. "Baiklah, aku akan---"
'PRANG'
Perkataan Zack tiba-tiba terhenti setelah mendengar suara ember yang terjatuh di kandang kuda sebelahnya. Rietta dan Zack sontak menoleh secara bersamaan. Terlihat Justin dan Niel yang tengah terdiam dan terkejut setelah melihat apa yang baru saja terjadi, ember kaleng yang sebelumnya terisi oleh susu putih sapi terjatuh dan tumpah ke tanah karena dirinya tersandung batu.
"Dasar bodoh! Jadi ketahuan kan?!" seru Justin kepada Niel. Niel hanya dapat terdiam dan mengambil kembali ember kaleng yang hanya tersisa sedikit susu sapi dari tanah.
"Sudah tahu salahmu, tapi malah menyalahkanku..." kata Niel tenang tak menatap Justin sedikit pun. Menatap wajah adiknya yang masih sangat datar dan tenang itu membuat Justin semakin naik darah.
"Ishh---" gumam Justin yang terhentikan setelah ia merasa seseorang menyentuh bahunya dari belakang. Rasanya sangat hangat dan menyeramkan disaat yang bersamaan seketika membuatnya sakit perut.
"Hey, kalian ingin melakukan ritual apa lagi, hah?" ucap Zack tegas dengan nada yang kesal.
Justin tahu, kakaknya yang satu itu sangat tegas jika sudah berurusan dengan hal-hal yang seperti ini. Justin pun menoleh, "Y-ya ampun... Kaget tahu!" balasnya lalu tersenyum canggung yang dibalas senyuman mengerikan oleh Zack, Justin dan Niel langsung menciut seketika.
"T-tidak kok... Tidak ingin melakukan ritual apapun... K-kan ritual seperti itu sudah dilarang dizaman sekarang." sambung Justin keringat dingin sambil terus menatap kearah yang lain. Berbohong. Jelas mereka berdua ingin melakukan ritual yang tidak benar. Zack hanya melirik Rietta yang berdiri tepat dibelakangnya sesekali lalu menghela nafasnya kasar.
"Ya, dilarang... Tapi kalian tetap ingin melakukannya, Kan?"
Justin dan Niel menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kedua tangannya, masih berusaha untuk menyangkal perkataan sang kakak. "Justin... Kau harus ingat kalau Niel itu masih dibawah umur... Dia masih dilarang belajar sihir diluar akademi." sambung Zack yang dibalas wajah murung Justin.
![](https://img.wattpad.com/cover/327290933-288-k310944.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPEN
Fantasía[Amethyst Universe] Kisah lama yang berlatar pada tahun 1769 di negeri sihir yang bernama Amethyst. Negeri Amethyst ini memiliki empat kerajaan yang paling berkuasa. Kerajaan Xannider, Amania, Bathura, dan yang terakhir Luminera. Kerajaan Luminera a...