30. The Pure Blood

51 14 4
                                    


🎧PLAYLIST
'Salvatore'
By : Lana Del Rey

"Tidurmu nyenyak, Tuan Putri?" ucap Dominic yang tengah berdiri di depan pintu ruangan Rietta.

Rietta pun membuka matanya dan menatap Dominic sambil masih berbaring di ranjangnya. Kepalanya masih terasa sedikit sakit. "Dominic," kata Rietta, "Kenapa kepalaku masih sakit" tanyanya. Dominic pun tersenyum lalu melangkah mendekati Rietta. "Karena kau telah melanggar aturannya." Rietta mengernyit.

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti---"

"Pertama ..." potong Dominic.

"Jika kau ingin tetap hidup dan cepat meninggalkan tempat ini, kau harus mendengarkan ku."

Rietta terdiam. "Kedua, jangan melawan. Biarkan mereka mengendalikan mu." sambung Dominic. Rietta masih tak mengerti. Apa yang sebenarnya ingin Dominic katakan. "Siapa yang ingin mengendalikanku?" tanya Rietta kebingungan. Dominic hanya terdiam. Menatap tajam Rietta lalu tersenyum dan berkata,

"Kau akan tahu." katanya sambil berjalan meninggalkan Rietta sendirian diruangannya.

Dominic tak memberikan jawaban yang ingin Rietta dengar. Karena itu, Rietta berniat untuk mencari tahu sendiri. Rietta pun bangkit dari ranjangnya latu beranjak ke pintu. Namun saat ia menapakkan kakinya di lantai, ia merasakan kakinya menginjak sesuatu. Ia pun melihat kebawah dan mengetahui kalau yang tengah ia injak adalah sebuah kertas bertuliskan,

'Aturan di Ambue Yvora".

"Apa ini?" batin Rietta sembari mengangkat kertas itu dan membacanya. "Mengikuti makan malam, meminum pil sebelum tidur, dilarang mempelajari sihir, dilarang ke perpustakaan kerajaan---banyak sekali aturan disini ..." batin Rietta sambil berjalan lalu melihat lembaran berikutnya yang ternyata lebih banyak aturan daripada sebelumnya.

Karena malas untuk membaca semuanya, Rietta pun membuang kertas itu ke lantai. "Aku tak memiliki banyak waktu untuk membaca semuanya, sekarang aku harus mencari tahu tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi." batinnya lalu berjalan keluar ruangan.

Meskipun sudah tertulis jelas di Aturan Ambue Yvora, Rietta tetap ingin mencari buku yang mungkin bisa menjawab semua pertanyaannya di Perpustakaan kerajaan Luminera ini.

***

"Ayolah, Jason... Mau sampai kapan kau begini terus?" tanya Justin pada Jason yang tak mau meninggalkan Ruang Rawat sejak kemarin. Dia hanya terus membiarkan dirinya berlarut dalam kesedihan. Jason masih berbaring di ranjangnya seakan ia sudah kehilangan harapan.

"Kau tak boleh patah semangat, Jason... " kata Zack berusaha menyemangati jason. Jason pun menoleh kearah pria yang tengah duduk di sampingnya itu.

"Aku adalah seorang peramal, tapi mengapa tak ada yang mau mempercayaiku?" balas Jason pada Zack.

Justin pun terkekeh kecil, "Ya, mungkin itu karena kau adalah Peramal Amatir---" Zack sontak melirik Justin dan menyenggol lengannya. Jason kini terlihat semakin tak percaya diri. Jelas itu semua karena perkataan Justin. "Maksud Justin itu adalah bukti. Kau tak memiliki bukti yang cukup untuk membuat mereka percaya padamu." elak Zack. Jason kembali menatap Zack.

"Bukti ..."

Zack dan Justin mengangguk. "Ya. Dan yang pertama adalah kau harus menyampaikan tentang apa yang kau lihat pada Pangeran Hilmar." sambung Justin. Zack menengok kearah Justin lalu mengernyit. "Itu tak mungkin. Bagaimana cara Jason dapat ke Penjara? Sekarang Penjagaannya sudah lebih ketat." kata Zack. Justin pun menyeringai.

"Jangan meremehkan sihirku dan kejeniusan ku, Kak... Aku sudah sering bulak-balik kesana." Zack dan Jason langsung mendelik karena terkejut. "Percayakan saja padaku." sambungnya dengan senyuman lebarnya.

THE CURSE OF LUMINERA | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang