50

3.6K 333 21
                                    

Sekitar jam 8 malem, ke delapan manusia yang lagi di apartemen Ten akhirnya selesai dari acara planning untuk 'menggagalkan pertunangan' antara Jisung dan Yuna.

Sekarang mereka lagi nyantai diruang tengah, dan beberapa diantaranya lagi sibuk sama dunia bersama pasangan masing-masing, yaudah taulah ya siapa yang kalau dah bareng sama favorite human masing-masing, pasti bakal lupa sama sekitar, read; Nomin, Jichen dan Yulia.

Sedangkan, Ten sama Haechan yang emang gak punya ayang saat ini, lagi milah-milah hasil jepretan sama video yang bakal mereka kirim ke orang tua Jisung sama Yuna.

Pertama-tama mereka milah dulu punya Jisung sama Chenle yang mana hasil dari Jeno sama Jaemin.

"Anjing, ini mah pake perasaan cipokannya." umpat Haechan pas liat video milik Jichen yang sekali liat aja udah keliatan banget kalau keduanya pake perasaan.

Ten setuju sama omongan Haechan, dia geser lagi galerinya dan nemuin foto-foto yang waaah.

"Ini... Kalau kita kirimin foto yang ini, keknya mereka berdua bisa aja dinikahin kali ya." gumam Ten geleng-geleng liat hasil foto Jichen yang lumayan erotis.

"Bang Jeno yang arahin kita buat kayak gitu." ucap pelan Jisung yang denger omongan Ten.

"Anjaaay Jeno, panutan para siswa ternyata kelakuannya kayak gini?" ujar Haechan menepuk pundak Jeno yang duduk disofa sebelahnya yang pahanya lagi ditidurin sama Jaemin.

"Ooooh, aslinya Jeno gini toh?" timpal Lia sambil senyum jahil.

Jeno melirik sinis cewe sekelasannya itu yang lagi sandaran dipundak Yuna.

"Soal ranjang dia ahlinya." gumam Jaemin yang lagi merem nikmatin jari-jari Jeno yang elus-elus rambutnya.

"Widddiiih." ujar Yuna sama Lia secara bebarengan.

"Bangsat, TMI." umpat Haechan menoyor kepala Jaemin, yang dibales decakan kesel dari si punya kepala.

Pas giliran lagi asik milah-milah foto punya Yuna sama Lia, dari meja, HPnya Ten geter-geter yang nandain ada telpon masuk.

Jadi, dia oper HP ditangannya ke Haechan terus ngeraih HPnya.

"Bentar ges, gue angkat telepon dulu." Ucap Ten yang sekarang beranjak dari duduknya, terus Chenle gantiin Ten yang sekarang duduk disebelah Haechan dan bantuin si cowo Bandung itu buat milah-milah foto.

Ten milih kedapur yang jauh dari kebisingan, dia angkat telepon dari Johnny.

"Eum? Kenapa kak?" tanyanya to the point.

"Lo diluar kan?"

"Iya. Ini gue di apartemen, mau ketemuan kak?" tanya Ten yang beneran udah tau tabiat Johnny, yang nelpon kalau penting doang.

Dari awal emang kayak gitu, orang-orang mungkin ngeliat hubungan mereka yang baik-baik aja, tapi nyatanya ya beginilah mereka, gak semesra itu!

Ten akui mereka mesranya emang kalau lagi pengen 'itu' aja, selebihnya ya gak ada. Bisa dibilang pencitraan doang mesraan mereka didepan orang lain.

"Ketemuan di hotel xxx aja. Mau gue jemput atau gimana?"

Ten tersenyum miris mendengar tempatnya, udah tau bakal berakhir gimana lagi, "lo lagi ada masalah ya kak?" tanyanya, karena kalau Johnny cuma manggil dia buat muasin hasratnya, pasti cowo itu lagi tertekan karena sesuatu,

"Bisa dateng aja gak, Ten? gak usah nanya hal yang gak penting."

Ten nutup matanya menahan emosi, inilah yang selalu bikin dia ngeraguin perasaan Johnny untuknya, cowo jangkung itu selalu nutupin masalah darinya.

Kosan Neo + 127 - NCT/WAYV⚠️ (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang