"Kau harus bisa menjalani keadaan, bukan lari menghindar dari keadaan."
- Rigel Rafandra -
***
"Jalan pakai mata!"Seorang pemuda dengan wajah yang terukir sempurna memaki seorang gadis yang tidak sengaja menabraknya ketika berpapasan disebuah cafe.
"Bukannya orang jalan pakai kaki ya?" Sosor gadis tersebut tidak mau kalah.
Bukannya gadis itu tidak ingin mengalah, hanya saja menurutnya pemuda tersebut lah yang salah karena keluar terburu-buru dari dalam cafe sehingga membuat mereka bertabrakan.
Kedua bola mata pemuda tersebut dipenuhi api kemarahan, "jangan pancing emosi gua." Dia menekankan setiap kata-kata yang terlontar dari bibirnya.
"Pancing? Mancing ikan aja gue ngga tau, apalagi mancing emosi orang."
"Lo ya-"
"Avano Rafandra!" Mendengar panggilan tersebut pemuda itu langsung pergi begitu saja.
"Avano berhenti!" Teriak pria paruh baya setelah berada di depan gadis tadi. Teriakannya sama sekali tidak dipedulikan oleh pemuda itu, dia dengan santai menghilang dari pandangan mata.
"Hufh, dasar anak berandalan." Gumam pria paruh baya itu yang tidak lain adalah ayah dari Avano Rafandra.
Gadis yang tadi menatap heran kearah pria paruh baya itu yang menampilkan wajah masam.
"Apa lihat-lihat?!" Sembur pria paruh baya ke gadis yang ada dihadapannya.
"Eum, ng-ngga."
"Sana pindah! Menghalangi jalan saja," gerutu pria tua itu sembari pergi menyusul pemuda tadi.
Gadis tersebut menatap kepergian pria tua tadi sembari bergumam, "pasti itu papa-nya, sama-sama judes soalnya."
"Kyomi!!" Teriak seseorang dengan wajah girang sembari menghampiri gadis tadi.
"Aaaaa, Kyo gue kangen banget sama elo!" Dia memeluk dengan sangat erat gadis yang bernama Kyomi itu.
Kyomi membalas pelukan sahabatnya yang bernama Angel, "gue juga kangen baaaanget sama elo Angel."
"Lalu ngapain masih diluar? Ayo masuk ke dalam cafe, kita ngobrol bareng." Ajak Angel sembari mengandeng tangan Kyomi memasuki cafe.
*****
KECEPATAN mobil telah melampaui batas, seorang pengemudi yang diyakini masih muda melajukan mobil dengan sangat cepat menyelusuri jalan raya yang terbilang cukup sepi.
"Sial!" umpatnya, dirinya telah di penuhi oleh amarah saat ini.
"Avano kamu harus baik sama klien papa, kamu harus bisa berbisnis, kamu harus jadi kayak kakak kamu, kam-anjing agh!" Avano mengikuti kata-kata yang selalu di kata,'kan oleh papa-nya.
"Emang sesusah itu jadi diri sendiri?!"
"Gua hanya mau hidup tenang!"
Avano semakin menginjak gas membuat mobil melaju sangat kencang, untung saja jalanan yang Avano lewati sepi jika tidak, sudah dipastikan dia akan menabrak apapun yang menghalangi jalannya.
"Gua rela dipukuli dibandingkan berpura-pura menjadi baik!"
"Fuck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...