BAB 18 - FLU

223 41 65
                                    

"Jangan mencari tau hal-hal yang seharusnya tidak perlu kamu tau."

- Rigel Rafandra -

*****

SETELAH memakai piyama tidur, Avano langsung membaringkan tubuhnya untuk beristirahat pada malam ini, padahal jam masih menunjukkan pukul 21.00 malam.

Sejak pulang sekolah tadi, Avano dan Kyomi menghabiskan waktu berdua keliling kota mencari jajanan dengan memakai motor di tengah hujan deras.

"Yang penting bedua bareng Kyomi," ucap Avano sembari memijat hidung nya yang gatal.

Saat kembali ke rumah, Avano tak henti-hentinya bersin, bahkan setelah mandi air hangat sekalipun batuk dan bersin selalu menyerang nya.

"Sial. Gua ngga suka banget sakit." Tepat setelah mengatakan hal tersebut, Avano kembali bersin.

Baru saja Avano benar-benar ingin mengistirahatkan dirinya dengan memejamkan mata, tetapi terhenti ketika ketukan pintu mengganggu nya.

Dengan langkah memalas, Avano membuka pintu kamar dan melihat sosok yang sekarang mengganggu ketenangan hidupnya.

"Gua ngga mau debat kali ini," sosor Avano ketika berhadapan dengan Rigel - kakak laki-laki nya.

"Jadi mending lu pergi deh," sambung Avano meminta.

"Aku bawain sup hangat, cocok untuk kamu yang lagi flu," ujar Rigel sembari menyodorkan mangkuk yang berisi sup ayam jahe kearah Avano.

Avano menerima sup itu lalu berucap, "Thanks."

"Jangan lupa minum obat. Lebih baik mencegah daripada mengobati dan semoga cepat sembuh," tutur Rigel seraya menatap sendu ke arah adik laki-laki nya.

Setelah ucapan Rigel selesai, tanpa basa-basi lagi Avano langsung menutup pintu kamarnya.

"Sok perhatian," cibir Avano sambil duduk di sofa menyantap sup ayam jahe pemberian Rigel.

***

MENTARI pagi memancarkan sinar mengelilingi bumi. Sinar nya menyolonong masuk melewati jendela kamar pemuda yang masih membungkus dirinya di balik selimut.

Pemuda tersebut bangun sembari menatap ke arah pintu dengan sorotan mata tajam. Dia benar-benar kesal kepada sang pengetuk pintu yang sendari tadi mengetuk pintu kamar miliknya.

"Pagi-pagi udah ngajak gelud aja tuh orang," sosor Avano seraya melangkahkan kaki nya ke arah pintu kamar.

Avano membuka pintu kamar lebar-lebar setelah itu menatap sang pengetuk pintu tadi dengan tatapan memalas. "Ada apa?" tanya Avano sewot.

"Are you okey?" tanya Rigel memastikan adik nya baik-baik saja.

Avano menghembuskan nafas kesal, "Lu pagi-pagi udah ngajak gelud,"

"Gua nanya ada apa? Lu malah nanya balik? Tuh otak kepake kagak sih?" sambung Avano jengah.

"Aku kesini cuman khawatir aja, kirain kenapa-kenapa gitu," tutur Rigel merasa cemas tentang sang adik.

"Gua baik, bukti nya gua masih hidup kok. Atau lu berharap gua cepat mati ya?"

"Bukan git--" ucapan Rigel terhenti karena Avano langsung memotong ucapan nya.

"Udalah, ganggu pagi aja. Mending gua siap-siap ke sekolah."

"Sekarang pukul 10 pagi Avano, kamu terlambat. Lebih baik istirahat di rumah saja, aku juga sudah minta izin ke wali kelas mu," jelas Rigel sebelum Avano hampir menutup pintu kamarnya.

RUNAWAY [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang