"Seiring berjalan nya waktu, dia akan menerimamu."
– Rosalie –
****
RUANGAN dengan model gaya simpel didominasi warna hitam putih juga menjadi salah satu interior yang banyak diminati oleh anak muda. Begitulah ruangan yang sekarang tengah ditempati oleh Avano. Interior kamar seorang Zayyan.
"Makasih, Yan." Ucap Avano ketika ia merebahakan tubuhnya di kasur putih milik Zayyan.
"Santai aja Pan," balas Zayyan sembari tersenyum hangat.
"Bentar gua panggilin bunda,"
"Ga usah," tangkas Avano memberhentikan langkah kaki Zayyan yang ingin keluar kamar.
Zayyan mengerutkan kening heran, "napa?"
"Gua ngga enak, Yan. Nyusahin, " beber Avano tersenyum kecut.
"Ya ngga lah, malah bunda pasti seneng ketemu sama elo lagi." Pukas Zayyan meninggalkan Avano sendirian di kamar.
Avano menghela nafas, ntahlah dia benar-benar lelah. Bukan hanya lelah fisik, sepertinya dia juga lelah batin.
"Andai bunuh diri bukan dosa, udah dari dulu gua kagak ada."
Banyak pertanyaan yang terus menghantui pikiran Avano, pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya frustasi.
"Gua harus apa?" Pikir Avano. Matanya telah memanas membayangkan setiap kata-kata yang ada di otaknya.
Apa pilihan gua salah untuk memilih jadi diri sendiri?
Apa gua salah karena kekurangan kasih sayang?
Apa gua salah karena dilahirkan?
Apa gua salah karena ga berguna?
Apa gua salah?
Apa itu semua kesalahan gua?
"Avano," panggilan lembut dari pintu mampu membuyarkan lamuan Avano.
Avano mendongak menatap sang memanggil, senyum dibibirnya tiba-tiba terukir jelas, "bunda."
"Astagaaa sayangkuu," seorang wanita paruh baya berlari kecil menghampiri Avano yang sekarang tengah menyandarkan punggung nya di kepala kasur.
"Apa kabar hm?" tanya wanita itu ketika melepaskan pelukan nya dari Avano.
"Baik kok Bun," balas Avano.
"Baik apanya? Kata Iyan kamu sakit," sembur wanita itu yang bernama Rosalie.
Rosalie adalah wanita paruh baya yang berumur 39 tahun, dia adalah tetangga Zayyan sekaligus wanita yang menganggap Zayyan sebagai putranya sendiri.
Zayyan bahkan memanggilnya bunda. Begitupun teman-temannya Zayyan yang sudah menganggap Rosalie sebagai Ibu Zayyan.
"Iyan mau beli makanan dulu," Pamit Zayyan sembari meninggalkan kamar. Dia tau Avano akan mencurahkan isi hatinya ke Rosalie.
"Sekarang tatap bunda Avano, kamu kenapa sayang?" tanya bunda sedikit tegas.
Tak mampu membalas perkataan Rosalie, Avano malah meneteskan air mata sambil memeluk Rosalie.
"Hey, masa jagoan bunda nangis?" beber Rosalie mencoba menenangkan Avano yang berada di pelukan nya.
"Tapi ngga apa-apa deh, jarang-jarang lihat orang ganteng nangis," tambah Rosalie membuat Avano tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...