"Kita ditakdirkan menjadi boneka, cukup ikuti ucapan papa maka kita akan bahagia."
– Rigel Rafandra –
*****
SANG mentari tengah bersinar hangat, cakrawala biru membentang luas yang dihiasi oleh beberapa awan. Awal yang indah untuk memulai hari yang baru.
Tetapi berbeda dengan anak laki-laki berusia 5 tahun itu, pagi yang indah bukannya memamerkan senyuman manis dia malah melunturkan senyumnya.
Hari ini adalah hari dimana dia akan dinyatakan naik ke kelas 2. Yang ditakutkan anak itu bukan itu, dia cuman takut bukan dia yang mendapatkan juara pertama.
"Papa harap kalian tidak mengecewakan." Ujar seorang pria yang tengah mengemudi mobil melintasi jalan raya menuju ke sekolah dasar putra-putranya.
"Iya, pah." Balas sang sulung bernama Rigel Rafandra.
Rigel adalah anak pertama dari Damon, sekaligus kakak Avano. Sekarang Rigel duduk di bangku kelas 6 dan hari ini juga dia akan dinyatakan lulus.
Anak laki-laki berusia 5 tahun itu adalah Avano, anak manis yang duduk di kursi belakang sembari memandang bangunan tinggi melewati kaca mobil.
Ya Tuhan. Avano mohon, buatlah Avano menjadi juara pertama agar keluarga Avano juga bangga sama Avano. Batin anak laki-laki itu.
Dia sangat gugup, bahkan tangan kecilnya tak henti-hentinya bergetar.
Mobil yang dikemudikan Damon Rafandra memasuki sekolah dasar yang terbilang sangat elit. Hanya orang mampu yang bisa memasuki sekolah itu, bukan hanya mampu mengenai uang tetapi juga kecerdasan.
Acara kelulusan serta pergantian semester ini diadakan di tempat tertutup. Seluruh murid tengah duduk dibangku masing-masing sesuai nama yang ada di kursi. Begitu juga dengan orang tua murid yang duduk dibelakang barisan murid-murid.
Acara dimulai ketika wanita berambut panjang dengan memakai gaun berwarna biru navy berada diatas panggung.
"Selamat datang kami ucapkan kepada seluruh hadirin, dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan atas kehadiran Bapak atau Ibu hadirin sekalian yang telah meluangkan waktunya dengan rela meninggalkan aktivitas sehari-hari untuk hadir dalam acara kelulusan serta pergantian semester ini." Ujar MC perempuan itu memulai acara.
"Saya di sini sebagai pembawa acara, oleh karena itu saya akan membacakan susunan acara pergantian semester dan kelulusan siswa-siswi."
MC itu mulai membaca beberapa rangkaian acara yang akan ditampilkan di acara kelulusan serta pergantian semester ini.
Avano, anak kecil itu tidak henti-hentinya menghela nafas, dia sangat takut menerima kegagalan. Tidak. Dia tidak takut menerima kegagalan, hanya saja dia takut melihat respon keluarga nya.
Bagaimana kalau aku ngga dapat juara? Batin Avano, pikiran negatif telah muncul dibenak nya.
Rangkaian acara sepenuhnya akan segera berakhir, hanya tersisa pembacaan juara.
"Baik, selanjutnya yaitu tahap pembacaan juara. Kita akan sambutkan siswa-siswi terbaik di sekolah dengan nilai tertinggi diangkatnya!" Seru MC itu bersemangat membuat seluruh orang yang hadir memberikan tepuk tangan.
Inilah yang sendari Avano tunggu sekaligus takut mendengar namanya tidak ada dalam siswa-siswi terbaik di sekolah.
"Pembacaan juara dimulai dari kelas 6 yang akan melangkahkan kaki nya meninggalkan sekolah kita tersayang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...