BAB 14 - KEBINGUNGAN

226 43 81
                                    

"Susah untuk dijelaskan dengan
sebuah kata-kata saja."

- Ivander Killian Zaferino -

*****

AWAN hitam bertebaran di langit luas, terlihat beban yang ditanggung awan tersebut akan runtuh, tetapi tidak ada yang tau kapan beban nya akan berjatuhan menimpa bumi.

Nampak ada beberapa murid di rooftop sekolah tengah berbincang-bincang tanpa memperdulikan hujan akan tiba. Mereka masih santai duduk di meja-meja bekas.

"Lu pada kagak mau cabut? Dah mau hujan." Usul Garald ketika menatap kearah langit.

"Tapi belum hujan kan? Ini masih mendung." Balas Deon tenang.

"Masa takut hujan, kayak mermaid aja dah." Kekeh Fikhan meledek.

"Bukan kayak gitu. Gua cuman kagak mau pulang sekolah baju gua basah, soalnya gua mau nge-date sama cewe gua." Jelas Garald membuat mereka manggut-manggut mengerti.

"Ya dah, yang ayang nya kagak ganti-ganti. Kagak bosan apa lu? Cewek kok itu-itu mulu." Ungkap Ivander heran.

"Setia mahal, bos!" Ujar Garald mengejek, disertai senyum manisnya.

"Langsung di ulti, haha." Tawa Fikhan terdengar di mana-mana, membuat yang mendengar tawa itu ikut tertawa.

"Orang kayak Gara dan Angel susah tau di dapatin. Soalnya setia. Setia itu susah." Celetuk Zayyan ikut menimpal.

"Ngomongin soal setia. Gimana dengan Kyomi, Pan? Masih setia ngehubungin elo kah? Atau--"

"Lu pada kenapa negative thinking mulu soal Kyomi?" Sela Avano memotong perkataan Deon.

"Gua kasih tau ya. Kyomi ke Amerika emang ada alasan khusus nya, yaitu ngerawat Oma dia. Dia bilang sendiri sama gua saat teleponan tadi malam." Jelas Avano menekankan setiap kata-kata nya.

"Jadi ngga usah nethink mulu ama cewek gua," beber Avano. "Ini napa kalian yang overthinking sama cewek gua?" Lanjut Avano heran.

"Kita cuman pengen yang terbaik buat elu, Pan." Ungkap Fikhan.

"Kyomi udah terbaik loh, sangat terbaik. Bahkan lebih baik dari Angel." Ungkap Avano membandingkan pacar nya dengan pacar Garald.

"Kok lu bandingin cewek gua, mana sama sahabat nya sendiri lagi," tutur Garald sedikit tidak terima.

"Ngga niat bandingin, cuman heran aja. Kalian semua lebih support Garald sama Angel dibandingkan gua sama Kyomi." Terdapat raut kekesalan di wajah Avano.

"Kyomi itu cewek misterius, Pan." Celetuk Deon.

"Pernah ngga sih elo pikirin? Tiba-tiba aja ada seorang cewek yang ngga suka sama elo, terus tanpa nunggu waktu lama langsung bilang suka gitu aja? Aneh kan?" Tutur Ivander mengungkapkan isi kepala nya.

"Gua ke kelas duluan, mau hujan." Pukas Avano meninggalkan teman-temannya di rooftop.

Deon menghela nafas memandangi kepergian Avano, "akan sangat sulit buat Pano ngelupain Kyomi."

"Hanya berharap dia ngga sakit hati," timpal Ivander sembari menepuk pundak Deon.

"Lu pada ngomongin apaan dah? Support aja kali hubungan Pano dan Kyomi. Teman itu saling support." Usul Fikhan memberi saran.

"Lu ngga ngerti, Fi." Balas Deon jengah.

"Susah untuk dijelaskan dengan sebuah kata-kata saja." Tambah Ivander.

RUNAWAY [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang