"Jangan berharap lebih, karena ujung-ujungnya akan sakit hati."
– Kyomi Zhaynala –
*****
KETIKA jam istirahat tiba, Avano dengan langkah bahagia menghampiri perpustakaan, mencari seseorang yang sangat dia sukai di dalam sana.
Senyum nya makin mengembang saja ketika orang yang disukai berada di hadapannya.
"Ini," Avano menyodorkan bekal yang sendari tadi dia pegang ke arah Kyomi.
Kyomi hanya membalas dengan mengerutkan keningnya, heran.
"Bekal untuk lo, gua yang bikin. Ayo makan." Pinta Avano sembari menarik pergelangan tangan Kyomi untuk duduk di kursi perpustakaan.
"Ini perpustakaan bukan kantin." Beber Kyomi mengingatkan.
Dia sangat lelah melihat tingkah Avano, sebelum-sebelumnya hidupnya damai tanpa lelaki, tapi sekarang? Avano seakan menghantuinya.
"Kalau gitu ayok ke kantin," ajak Avano.
"Punya masalah apa sih?" Sosor Kyomi mencegah Avano untuk memegang pergelangan tangannya.
"Gue kesini untuk membaca, dan gua lagi ngga mood untuk makan." Terang Kyomi jengkel.
Avano membalas dengan lembut,"jan gitu dong sayang, nanti perutnya sakit gimana?"
"Lo bisa ngga sih jauhin gue?"
"Ga bisa," balas Avano dengan senyum mengembang.
"Gue udah punya cowok," tutur Kyomi.
"Emang, orang nya gue, 'kan?"
"Bukan," tambah Kyomi. "Nama cowok gua Dizkai Tabarat, bukan Avano Rafandra."
Ucapan Kyomi membuat mata Avano memanas, nafasnya naik turun seakan ingin sekali memukul seseorang.
"Murid disini?" tanya Avano tenang, meskipun raut wajahnya tidak menggambarkan seperti itu.
"Bukan. Dia anak SMA Langit," jawab Kyomi.
Mendengar hal tersebut Avano baru saja ingin meninggalkan perpustakaan dengan keadaan marah tetapi ter-urungkan ketika Kyomi memegang lengannya.
"Just kidding," kekeh Kyomi dengan raut wajah tegang.
Astaga, gue hampir jadiin Kai kambing hitam. Batin Kyomi.
Sejujurnya jika seseorang naksir Kyomi, dia akan mengatakan bahwa dirinya telah memiliki pasangan dan biasanya teman SD nya-lah yang jadi tumbal.Begitu juga kali ini, dia menyebut salah satu teman SD-nya.
"Bercanda?" tanya Avano menyelidik.
Kyomi langsung mengangguk mantap, "iya."
Gue hampir lupa kalau Avano berandalan sekolah, bisa-bisa dia gebukin Kai cuman karena jealous. Batin Kyomi.
"Terus nama yang lo bilang tadi siapa hm?"
Kyomi meneguk saliva-nya, sikap Avano yang seperti ini membuatnya sedikit takut.
"Te-teman," gugup Kyomi. Tidak bersalah pun orang akan takut melihat Avano.
"Yakin tema–"
"Makan aja yuk," potong Kyomi sembari duduk di kursi perpustakaan membuka bekal yang dibawa oleh Avano.
Avano-pun duduk di sebelah Kyomi, memperhatikan gadis itu tengah memakan bekal pemberiannya.
"Lu takut ya kalau gua ngapa-ngapain sih Diz-Diz itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...