BAB 5 - RAFANDRA

390 115 425
                                    

"Diam bukan berarti membenarkan perkataan nya."

- Avano Rafandra -

*****


SEKARANG Avano tengah berada di ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam buku. Ruangan yang paling tenang diantara setiap sudut sekolah. Apalagi jika bukan perpustakaan? Ruangan sunyi yang dikagumi banyak orang.

Avano datang ke perpustakaan bukan untuk membaca, tetapi sedang mencari seseorang.

"Dia dimana?" Gumam Avano sembari mencari-cari seseorang.

"Ck, kalau gua teriak disini dimarahin kagak yah?"

"Astaga, Pan. Jangan nurunin image."

Setelah beberapa menit berkeliling di ruangan yang tersusun buku itu, Avano akhirnya menemukan orang yang dia cari.

"Pantes kagak ketemu dari tadi, orang dia duduk paling belakang mana ditutupi rak buku lagi." Gerutu Avano sembari menghampiri orang itu.

"Sayang," sapa Avano ke gadis yang mengerutkan kening menatapnya.

Gadis tersebut hanya memutar bola mata lalu kembali mengalihkan pandangan ke novel yang dia baca.

"Makan yuk," ajak Avano.

Sejujurnya Avano tidak pernah bertingkah semanis ini kepada seseorang. Jika teman-teman nya melihat hal tersebut, sudah dipastikan mereka akan tertawa terbahak-bahak.

"Ga, makasih." Jawab gadis tersebut singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ga bosan membaca?" tanya Avano lembut tetapi di balas dengan tatapan tajam.

Avano mengerutkan kening heran dengan respon pacarnya,"why?"

"Gue selalu dengar rumor elo. Kalau elo murid paling berandalan di sekolah ini. Dan gue yakin elo kalah taruhan dengan teman lo, maka dari itu lo dekatin gue, 'kan?" Tebak gadis tersebut asal.

Avano mendudukkan dirinya di samping gadis itu, "Kyomi, udah berapa kali gua bilang hah? Kalau gua suka sama elo."

Kyomi menghela nafas, "hufh, ini pertama kalinya lo bilang."

"Sudahlah, gue ngga mau terlibat apapun sama berandalan sekolah." Pukas Kyomi berdiri dari kursinya.

"Dengar dulu," Avano menahan pergelangan tangan gadis itu agar tidak pergi meninggalkan nya. "Salah ngga sih kalau kita suka sama seseorang?"

"Ngga salah," terang Kyomi. "Tapi yang salah orang yang lo sukai itu. Sampai kapanpun gue ngga akan buka hati demi siapapun." Jelas Kyomi menatap tajam Avano.

"Kenapa lo ga buka hati demi siapapun? Lo trauma? Atau apa? Kalau lo trauma, gua akan bantu hilangin trauma lo itu."

"Ini urusan pribadi gue, dan lo ngga usah ikut campur." Beber Kyomi dengan sorotan mata tajam.

"Lupa ya? Gua itu cowok elo."

"Gue ngga pernah iyain lo jadi cowok gue," terang Kyomi dengan tenang.

"Gua ngga butuh persetujuan lo."

"Hubungan itu terjalin jika kedua orang menyetujui," ujar Kyomi. "Sedangkan lo hanya menjalani hubungan sepihak yang hanya bikin lo sakit hati. Jadi lebih baik jangan berharap lebih."

"Permisi," pukas Kyomi beranjak meninggalkan Avano yang mematung.

Avano menatap kepergian Kyomi. "Kok bisa gua naksir ama tuh cewek? Aneh emang."

RUNAWAY [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang