"Dunia ini kejam terlebih lagi jika kau memiliki mental lemah."
– Rigel Rafandra –
*****
RUANGAN menjadi hening. Rigel memandangi Avano dengan tatapan sayu, air matanya telah bercucuran di kelopak mata.
"Aku tidak ingin kau seperti diriku, Avano," ulang Rigel tetapi dengan ucapan yang lembut.
"Aku tidak ingin kau diperbudak oleh seseorang, aku tidak menginginkan masa kecilmu hancur karena dituntut untuk jadi sempurna, Avano."
"Aku tidak ingin adikku merasakan hal yang sama seperti ku, merelakan masa kanak-kanak dan masa muda hanya untuk belajar terus menerus."
"Bahkan sampai saat ini aku hanya mengikuti perintah kakek dan papa."
"Saat kau berusia lima tahun aku kasian kepadamu yang terus menerus belajar, tidak jauh beda dengan diriku. Bahkan kekerasan pun kau dapatkan jika tidak sesuai ekspektasi papa."
"Maka dari itu aku tidak ingin lagi mengajarimu. Aku hanya menuntun mu menjadi membangkang agar kau bisa bebas bermain, Avano."
"Agar kau bisa bebas bermain menikmati masa kecilmu, tidak seperti ku yang bahkan kenangan masa kecil saja tidak ada."
"Hidup ku dari dulu dan sekarang hanya belajar dan bekerja. Aku bahkan tidak memiliki teman seperti dirimu, Avano. Aku tidak memiliki satu orang teman."
"Semua nya hanya rekan perlombaan dan rekan kerja saja. Aku bahkan bingung mau mencurahkan isi hati ku ke siapa."
"Kepada Kyomi? Aku tidak tega menambah derita gadis itu. Dia bahkan telah mengorbankan perasaan nya sendiri untuk memenuhi permintaan ku, terlebih dia telah menanggung penyakit nya sendiri, apa aku harus mencurahkan masalah ku kepadanya? Jika iya pun, dia sudah tidak ada."
"Aku minta maaf untuk semuanya, aku benar-benar minta maaf. Semua yang ku lakukan hanya ingin membuatmu tidak tertekan seperti diriku," ungkap Rigel menjelaskan.
Rigel kembali melanjutkan memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Keputusan nya telah bulat kali ini dan tidak bisa di ganggu gugat.
"Lo ingin gua ngga tertekan? Tapi kenapa lo selalu ngebuat gua di hukum papa?" kelu Avano masih tidak percaya.
"Agar kau bisa kuat Avano. Aku hanya bisa membuatmu bebas di masa kecilmu, bermain dan bermain tetapi tidak lagi sekarang."
"Sekarang kau telah dewasa, kau tidak akan terus-menerus menjadi seorang pembangkang."
"Ini waktunya kau mengikuti alur kehidupan. Dunia ini kejam terlebih lagi jika kau memiliki mental lemah."
"Dan saat ini kau harus menerima keadaan bahwa kau penerus muda keluarga Rafandra. Sudah cukup waktu bermain-main, sekarang waktunya untukmu melangkah ke jurang."
"Tetapi jangan sampai masuk ke dalam jurang ya, mendekat saja jangan terjun ke dalamnya," saran Rigel dengan senyuman manis meskipun air mata di pipinya masih terus turun.
"Lo mau kemana?" tanya Avano ketika Rigel menyiapkan semua barang-barangnya.
"Ini bukan hanya sekedar menginap beberapa hari di luar kota karena urusan pekerjaan, pasti lo ingin pergi, 'kan?" tambah Avano bertanya.
Pertanyaan Avano mendapatkan anggukkan dari Rigel, membuat Avano terkejut ketika mendapatkan jawaban nya.
"Kemana? Lo mau ninggalin gua? Lo mau ninggalin adik lo? Lo tega ninggalin adik elo, Rigel? Lo tega?" cerocos Avano.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...