"Aku hanya seorang kakak yang ingin memberikan cinta kepada adiknya."
– Rigel Rafandra –
*****
MATAHARI tidak menampakkan sinarnya, dia ditutupi oleh awan hitam yang menyebar di cakrawala. Awan hitam tersebut seakan ikut sedih melihat ada banyak orang yang berada di pemakaman saat ini.
Isak tangisan beberapa orang terdengar di mana-mana. Lebih lagi tangisan dari gadis remaja yang kehilangan sahabat sejatinya.
Air mata di berbagai mata itu tidak berhenti untuk menetes, mereka masih tidak merelakan seseorang yang paling berharga pergi meninggalkan dunia.
Perlahan-lahan orang yang mengelilingi makam tersebut telah hilang satu persatu hingga menyisakan hanya beberapa orang saja.
"Ayo pulang," ajak pemuda kepada gadis yang masih tidak menerima kepergian sahabatnya. Matanya bahkan sembab akibat menangisi kepergian sahabat.
"Angel, ini udah mau hujan," lanjut pemuda tersebut yang tidak lain adalah Garald.
Gadis tersebut adalah Angel, dia masih tidak merelakan orang terdekat nya pergi. Terlebih lagi itu sahabat baiknya.
Angel menggelengkan kepala sembari memeluk makam basah sahabat nya itu. "Ngga, Gara."
"Seandainya saja Kyomi ngga nyerah, dia mungkin masih hidup. Aku selalu menyemangati nya, Gara. Aku selalu mendukung apa keinginan nya, tapi kenapa dia rela ninggalin aku, Gara?" pilu Angel, dia masih tidak menyangka Kyomi rela meninggalkan nya.
Dengan susah payah Angel akhirnya pergi meninggalkan pemakaman bersama Garald, menyisahkan Rigel dan Avano di sana.
Rigel berjongkok di samping makam Kyomi lalu berucap, "Kesayanganku udah ngga sakit. Capek ya sayang cuci darah terus?"
"Aku tau, keputusan mu ngga pernah salah. Tapi ngga salah juga tau berjuang untuk hidup." Rigel yang mati-matian menahan air matanya akhirnya berakhir jatuh juga di atas makam Kyomi.
"Kamu tau? Kamu itu terbaik. Kamu bahkan rela mengorbankan perasaan mu untuk keegoisan ku. Padahal keinginan mu hanya menghabiskan waktu berdua dengan ku," beber Rigel dengan tangan beberapa kali menyeka air mata di pipi.
"Maaf, sayang. Aku benar-benar minta maaf, aku egois. Sekali lagi aku benar-benar minta maaf, sayang." Setelah mengatakan hal tersebut Rigel bangkit berdiri karena semakin dia di sana maka semakin dia ikut terpuruk dengan keadaan.
Avano masih mematung berdiri memandangi makam Kyomi. Otaknya benar-benar tidak bisa berpikir lagi. Dia merasa seakan waktu berlalu begitu cepat.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" ujar Avano ketika Rigel beberapa langkah telah menjauh dari makam.
Rigel berbalik menatap Avano dengan senyuman manis meskipun air matanya terus menerus menetes.
"Kau masih belum mengerti?" tanya Rigel kepada sang adik.
"Gua ngerti kalau lo pacarnya Kyomi, tapi apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Avano bertanya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Avano, Rigel langsung berbalik pergi meninggalkan pemakaman.
Avano menghela nafas pasrah sembari memandangi punggung Rigel yang mulai menghilang, sekarang pandangan Avano beralih ke makam Kyomi.
"Seakan waktu berlari tau," tutur Avano. Kini setetes hujan perlahan-lahan menyentuh tubuhnya.
"Baru kemarin kita putus dan semua terbongkar, sekarang tiba-tiba ngilang dari bumi? Wah, sungguh menakjubkan."
"Tapi terima kasih telah berpura-pura menyukaiku. Terima kasih untuk semuanya, Kyomi," lanjut Avano setelah itu pergi meninggalkan pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...