BAB 23 - CINTA BUTA

256 63 280
                                    

"Sayang boleh, bego jangan."

- Naiz Garald -

*****

WAKTU yang di tunggu-tunggu setiap murid akhir nya tiba, yah waktu pulang sekolah. Tepat pada pukul 16.00 para murid telah menggendong tas mereka.

Murid-murid berhamburan keluar meninggalkan halaman sekolah tapi ada juga sebagian para murid menunggu jemputan di luar sekolah, sama dengan Angel menunggu sang kakak menjemputnya.

Angel menghela nafas sembari menyapu pandangan kemana-mana. "Astaga, kak Gabriel lama banget," cibir Angel ketika lima menit dia telah menunggu sang kakak tetapi belum juga tiba.

Angel sempat terkejut ketika pergelangan tangan nya ditarik tiba-tiba oleh seseorang. "Avano?"

"Ikut gua." Avano menarik pergelangan tangan Angel untuk menuntun nya kembali memasuki halaman sekolah.

Mereka berdua menyusuri koridor kelas yang telah sepi dan sampailah mereka ke gudang sekolah.

"Maaf, kenapa ya?" tanya Angel pelan. Melihat dari raut wajah Avano saja Angel langsung ketakutan.

"Lu selingkuh sama siapa? Lu rela ninggalin Gara yang udah sayang banget sama lo dan
berkhianat lebih milih orang lain dibandingkan Gara?" gerutu Avano.

Terlihat kening Angel berkerut heran, dia masih mencoba mencerna baik-baik pertanyaan dari Avano.

"Secakep apa orang yang lo pilih sampe putus dengan Gara?" lanjut Avano. Perlahan-lahan Angel mengerti maksud dari Avano.

"Mau tau dia seberapa cakep?" balas Angel dengan wajah datar. Dia mencoba tidak takut oleh orang yang ada di hadapannya.

"Dengerin baik-baik ya. Dia itu bukan hanya good looking, tapi juga punya hati yang baik. Dibandingkan dia atau Gara. Dia bakalan selalu jadi yang pertama," tutur Angel menjelaskan.

Andai aja kamu tau, Pano. Dia itu Kyomi, pacarmu dan sahabat ku. Aku akan memilih sahabat ku, Kyomi dibandingkan pacarku, Gara. Batin Angel.

Tangan Avano mengepal kuat, dia menarik paksa Angel lalu mendorong nya hingga Angel tersungkur ke lantai.

"Gua kira lo baik tau ngga, tapi nyatanya? Wah. Nama lo bahkan ngga cocok sama diri lo itu," sembur Avano geram.

"Angel!" seru seseorang dari arah pintu gudang membuat Avano dan Angel kompak menatap ke arah gudang.

"Lo apa-apaan!" sosor Garald ke arah Avano.

Garald membantu Angel berdiri lalu menatap Avano dengan tatapan tajam bagai rival.

"Jangan ikut campur urusan gua dan Angel," tegas Garald meminta.

"Tapi dia--"

"Gua sayang sama Angel, Pan," potong Garald mengungkapkan perasaan nya. "Meskipun dia lebih milih orang lain," lanjut Garald berdusta.

"Sorry. Tapi gua cuman ngga mau lo sedih, Gar," ujar Avano kepada sahabat nya.

"Gua ngga bakalan sedih kalau lo ngga nyakitin Angel," tutur Garald.

"Lo napa sayang banget sama Angel? Dia itu lebih milih orang lain dibandingkan lo sendiri, pacarnya. Dia cewek munafik, Gara," cemooh Avano.

"Sayang boleh tapi jangan sampe bego karena cinta. Lo itu udah di fase cinta buta, jadi hati-hati," pesan Avano.

Garald mengepalkan tangannya menahan amarah, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya kali ini. Kesabaran nya telah hilang.

"Itu yang dari dulu kita selalu bilang ke lo, Avano!" bentak Garald, wajahnya telah memerah akibat menahan amarah. Bahkan Angel sempat terkejut atas bentakan Garald.

RUNAWAY [ E N D ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang