"Kamu sendiri yang membuatku
buruk di matamu."- Damon Rafandra -
*****
MATAHARI tersenyum bahagia di atas langit biru, menyebarkan senyuman dan sinarnya di mana-mana. Bahkan hingga ke ujung dunia.
Tetapi senyuman dari matahari tersebut tidak terlihat di wajah anak laki-laki yang sekarang duduk di kursi putih sendirian.
Anak laki-laki tersebut adalah Avano. Wajah cemberut dan bibir bawahnya sedikit maju karena rasa kecewa tidak memenangkan juara pertama.
Avano melirik piala di sebelah nya. Di piala tersebut tertulis juara kedua sedangkan keluarganya menginginkan dia harus menjadi juara pertama seperti kakaknya-Rigel.
"Hay, aku Mila!" sapa anak perempuan tersebut kepada Avano.
"Kamu kenapa tidak ikut berfoto-foto? Kamu juga mendapatkan juara," celetuk anak perempuan dengan rambut berkepang dua yang tiba-tiba saja berada di sebelah Avano.
Avano menatap sinis anak perempuan yang seusia dengannya. Anak perempuan inilah yang membuat Avano mendapatkan juara kedua, karena anak perempuan tersebut berhasil meraih posisi pertama.
Avano mengabaikan pandangan, dia tidak memperdulikan anak perempuan tersebut.
"Kamu kenapa? Kamu kenapa tidak ingin berfoto? Apa kamu malu? Nanti aku temanin deh masuk ke dalam," usul anak perempuan tersebut karena tidak mendapatkan respon dari Avano.
"Pergi sana!" usir Avano sambil mengibaskan tangan kecilnya.
Wajah Mila tertekuk sedih, "Aku cuman mau kenalan."
"Aku ngga mau kenalan sama kamu," tolak Avano seraya melipatkan tangan di depan dada pertanda penolakan.
Wajah sedih Mila diganti dengan wajah ceria, dia baru saja teringat tujuan nya mendekati Avano. "Ayo kita kenalan ya? Kita akan jadi teman baik," ajak Mila berharap.
"Kamu adiknya kak Rigel, 'kan? Kak Rigel sangat baik, dia sering membantu ku belajar. Makanya aku bisa mendapatkan juara pertama. Aku seperti dirinya," ungkapan Mila berhasil membuat Avano tambah kesal.
Tangan kecil Avano mengepal sangat kuat saat mendengarkan ujaran dari anak perempuan itu.
"Meskipun kamu adiknya kak Rigel, tetapi aku juara satu seperti dirinya," ujar Mila melanjutkan ucapannya membuat Avano langsung mendorong anak perempuan tersebut.
Mila jatuh terduduk setelah dia di dorong dengan kasar oleh Avano. "Kenapa kamu tega sekali?" tutur Mila dengan mata berkaca-kaca.
"Avano!" seru seseorang yang menyaksikan Avano mendorong Mila.
"Kak Rigel!" rengek Mila ketika Rigel menghampiri mereka dan membantu Mila berdiri.
"Kamu ngga kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Rigel ke Mila, membuat Mila mengangguk menanggapi.
"Kamu kenapa mendorong nya, Avano?!" bentak Rigel kearah adik laki-laki nya.
Dengan mata yang berkaca-kaca Avano menyahut, "Kakak lebih memilih mengajarinya dibanding mengajariku. Kakak yang membuatnya jadi juara pertama. Kakak mau kan aku di hukum sama Papa?" gerutu Avano sambil menahan air matanya.
"Kamu memang nakal," pungkas Rigel setelah itu menggendong Mila di pundaknya meninggalkan Avano sendirian disana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY [ E N D ]
Teen Fiction"Bagaimana cara menerima keadaan?" Disiksa sejak kecil oleh ayah kandungnya, ditinggal pergi oleh ibunya, selalu dibandingkan dengan kakaknya membuat Avano Rafandra tidak pernah mendapatkan kasih sayang apalagi kehangatan di dalam sebuah keluarga. ...