EP. 3

203 36 5
                                    

Makasih banyak bagi kamu yang udah ksi vote di chapter² seblmnya. (≧∇≦)
Author ga tau mau bilng apa, sayang kalian bnyk²!
-

Enjoy reading !¡

(sumber: Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(sumber: Pinterest)


🎬¡!🎬

"Kamar kita beda beda ya, om?" Tanya Raken yang berjalan sambil menggenggam satu jari Johan dengan tangan kecilnya.

Johan melirik sekilas, "iya, rumah ini banyak kamar kosong, syukur Garvin memberi kalian kamar masing masing. Biasanya dia tak akan segan menaruh kalian di gudang tadi."

"Kejam sekali." Sahut Arsa.

Johan tak menggubris, ia dan anak anak kini berjalan dengan tenang di lorong rumah. Setelah selesai mengobati Raken, ia melakukan sesuai apa yang Garvin perintah.

Yaitu mengantar anak anak ini ke kamar mereka.

Sedari tadi, Ganta dan Raken tak henti hentinya memuji rumah tempat mereka sekarang, begitu besar dan mewah. Rumah yang didominasi warna putih itu tak membuat mata mereka berkedip, dindingnya dihiasi beberapa foto dan pajangan yang unik.

Rumah ini juga memilik dua lantai, tak seperti rumah mereka. Rasanya seperti mendadak jadi anak orang kaya.

Disisi lain Arsa berbeda dari keduanya, mata anak itu menganalisa semua sudut rumah. Terkadang ada yang memukau bagi Arsa, tapi ia memilih memujinya dalam hati.

Johan mengehentikan langkah, "baik, dari sini sampai ruang pojok sana adalah kamar kalian, tinggal kalian pilih."

"Dan untuk saat ini istirahat, kalau perlu sesuatu tinggal turun dan cari saya." Sambung pria itu kemudian berbalik lalu berjalan pergi begitu saja.

Mereka bertiga diam melihatnya, terfokus pada pria itu hingga tak terlihat lagi oleh mata.

"Rumah besar kayak gini tapi yang tinggal cuma dua orang?" Heran Ganta setelah memastikan pria itu benar benar pergi.

"Pasti ada beberapa pembantu lah, cuma mereka ga keliatan," ujar Arsa.

"Oke, tapi ini kamar mau dibagi kayak gimana?" Tanya Ganta mengalihkan topik.

"Sesuai urutan umur," Arsa berucap sambil menatap Raken tersenyum mengejek.

"Jadi, Raken paling ak-

Belum sempat Raken melengkapi kalimatnya, Arsa dan Ganta lebih dulu masuk ke ruangan mereka. Menyisakan satu ruangan di pojok sana.

Raken tersenyum pedih, "kok bisa Raken punya dua Abang modelan mereka."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang