Tentang tiga orang saudara yang harus bertahan dan berjuang dalam menghadapi kenyataan bahwa mereka bertiga kini terkurung dalam rumah mewah bersama pria-pria aneh nan misterius.
Rumah yang memberi mereka banyak luka, teka-teki, dan penuh konspiras...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎬!¡🎬
"Jadi, Chandra tahu Zayn disini?"
"Mungkin? Dia hanya mengucapkannya lalu pergi begitu saja."
"Kenapa kau biarkan tanpa bertanya lagi?"
Garvin terdiam. Ia sebenarnya masih tidak mengerti kenapa Chandra tiba-tiba mengatakan hal tersebut yang membuatnya termangu ditempat.
"Aku rasa dia tidak benar-benar tau, hanya saja ada sesuatu yang membuatnya berkata begitu."
"Apa?"
"Dia sempat masuk ke kamar ku sebelum Arsa masuk kesana."
◼️◾▪️
"Kenapa Kak Nia jadi jahat, ya?"
Arsa menghela panjang, "entah, Abang juga bingung, Ken. Tapi yang pasti ini semua ada hubungannya sama Om Chandra, dia mungkin ngelakuin sesuatu sama Kak Nia," ujar Arsa menyuarakan pendapatnya.
"Kemungkinan besar iya, kalo pun Kak Nia jahat seharusnya dia ngga sampe lupain kita, kan?" sambung Ganta.
Arsa dan Raken mengangguk kecil. Mereka jadi semakin penasaran dengan apa yang Chandra lakukan sampai bisa membuat Nia yang gaul itu berubah.
Omong-omong mereka kini berada di kamar Arsa. Ketiganya berkumpul disana sejak makan siang selesai berjam jam yang lalu.
Mereka menghabiskan waktu untuk kembali tidur memulihkan diri, dan baru bangun beberapa menit sebelumnya. Ternyata punya kamar sendiri tidak terlalu seru, mereka lebih senang bersama sebab itulah ketiganya tidur di kamar Arsa.
"Oh iya, kalian tau, ngga? Abang ngga sengaja masuk ke kamar Om Vin," celetuk Arsa membuat kedua adiknya menatap heran.
"Loh, Abang ngapain sampe bisa masuk kesana?" tanya Ganta.
Sontak Arsa pun mulai menceritakan kejadian yang ia alami setelah bangun dari pingsannya. Niat hendak protes karena celana yang diganti, tapi malah bertemu teka-teki di kamar sesepuh rumah yang membosankan itu.
"Beruntung Om Vin ngga marah."
"Hah? Om Vin ndak marah?! Langka banget," komen Raken menatap Arsa dengan manik yang mendelik.
"Kalo sampe dia marah Abang udah ngga ada disini sekarang," kata Ganta sambil ngikik sedikit.
