EP. 7

133 18 5
                                    

Allo semua^^

Enjoy reading!¡

Enjoy reading!¡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎬¡!🎬


"Bermain lah di halaman, tapi jangan keluar, mengerti?"

"Tau akibatnya kalau kalian melanggar?"

Ganta dan Raken mengangguk ketakutan, trauma mereka dimarahi om om ini. Melihat itu Garvin hendak pergi meninggalkan, namun dua anak itu tak kunjung bergerak dari tempat membuatnya merasa aneh.

"Kenapa masih disini?" Tegur Garvin.

Raken terlihat menyenggol lengan Ganta, "bicara bang." Bisiknya yang masih bisa di dengar Garvin.

"Eum ... ki-kita mau liat bang Arsa .." Ujar Ganta pelan dengan kepala menunduk sambil tangannya memainkan ujung bajunya.

Garvin menghela pelan, karena sedikit tak tega ia mengizinkan. "Pergilah, tapi jangan lama."

Mendengar itu Ganta tersenyum lantas menarik Raken masuk ke dalam kamar Arsa.

"Kau sudah seperti Ayah mereka, Vin," monolog Johan yang sedari tadi di samping Garvin. Yang dibilang begitu hanya memutar bola matanya malas.

Sedangkan di dalam kamar Arsa, Ganta dan Raken meringis dalam hati mereka melihat keadaan Abangnya.

Mereka sempat melihat bagaimana Garvin mencambuknya di gudang sebelum benar benar pergi meninggalkannya.

"Abang ... lain kali jangan ngorbanin diri sendiri, abang ga sendirian disini, masih ada kita." Ujar Ganta lirih.

Raken mengangguk mengiyakan, "iya, abang bikin kita khawatir."

Arsa hanya tersenyum mendengarnya, "gapapa, kan abang yang salah.."

Raken mendelik, "ishh, yang mau keluar kan bukan abang doang, jadi bukan abang aja yang salah. Kita kesini bareng bareng keluarnya juga harus bareng, suka dan dukanya pun tentu bareng bareng!" 

Arsa dan Ganta kompak terkejut mendengar penuturan yang adik mereka katakan.

"Wah, bang. Adek kita udah gede." Ganta mencubit pipi adiknya gemas, "belajar darimana hmm??"

Raken tertawa karena aksi Ganta yang menggelitikinya. Sedangkan Arsa tetap tersenyum dengan senyum yang sama, ia benar benar takut kehilangan apa yang ada di depannya sekarang.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang