EP. 25

80 10 0
                                    

🎬¡!🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬¡!🎬

"Kabar baik! Akhirnya kita bakalan bener-bener keluar dari rumah jelek ini, Ken!"

Arsa tersenyum simpul melihat kedua Adiknya berpelukan seperti Teletubbies, mereka berjingkrak-jingkrak kesenangan.

"Bang Arsa, kenapa diem aja? Sini!" ajak Raken. Arsa terkekeh dan menggeleng pelan.

"Abang kok kayak ngga seneng gitu sih," komen Ganta dengan mata yang menyipit.

"Hah? Ng-ngga gitu, Abang seneng kok, kalian lanjut aja, biar Abang liatin."

Ganta dan Raken saling pandang. Baiklah, terserah Arsa sudah.

Sedangkan Arsa juga heran pada dirinya. Siapa yang tak menginginkan kebebasan dari sini? Mereka bertiga bahkan mengharapkan itu dari sejak awal.

Namun entah mengapa sekelebat ingatan tentang mimpi yang Raken ceritakan membuatnya bingung. 

️◻️◽▫️

"Abang! Huwaa, aku laper!" Raken menggeliat di rerumputan, berguling kesana kemari seperti cacing kepanasan.

Arsa segera menghentikannya, mendudukkan anak itu lalu membersihkan baju juga rambutnya yang melilit beberapa daun.

Ganta menyimak, kondisinya tak jauh berbeda dari Raken (laparnya). Tapi Ganta lebih memilih diam ketika lapar, tidak banyak tingkah seperti Raken. Tadi saja anak itu hampir meminum air kolam.

Arsa kebingungan, "aduh, jangan gitu atuh, Dek. Duduk anteng sama Ganta sana, nanti kita pasti makan kok," katanya menenangkan, untung ia tak gampang marah meski sedang lapar, jika tidak mungkin Raken sudah kenyang mendengar omelannya.

Disebabkan sejak pagi buta mereka sudah ditimpa kesialan. Mulai dari bangun dalam keadaan basah karena disirami air seember, bekerja dengan baju basah-basahan, dan tak kunjung diberi makan sampai sekarang.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Chandra. Iya, sesepuh itu menginap di rumah Garvin, tumben sekali. Padahal sejak awal Chandra sering kali datang tiba-tiba dan pergi, mereka bersyukur Chandra tak selalu ada di rumah ini, seandainya Johan diganti Chandra ....

Ah, mungkin mereka hanya tinggal tulang belulang sekarang.

Yah, entah hal ini harus disyukuri atau tidak, tapi untunglah Ibu—tiri nya itu menjual mereka pada orang seperti Garvin, memang kejam tapi setidaknya Garvin masih mempunyai rasa kemanusiaan.

Tapi, kenapa orang seperti Garvin harus punya saudara(?) yang bentukannya seperti Chandra.

"Gan, laper ngga?"

Ganta menatap Arsa tajam, "menurut Abang? YA, LAPER LAH!" basa basi yang basi banget si Abang.

Arsa terkekeh, "galak amat, Dek," ia lebih suka Adik-Adiknya yang aktif daripada yang badmood begini.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang