EP. 16

99 15 2
                                    

🎬¡!🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬¡!🎬

Chandra menarik kerah baju Arsa, mencengkeramnya kuat, "ini peringatan pertama dan untuk terakhir kalinya."

"Jangan pernah ganggu tamu yang datang, mengerti?"

    ⋇⋆✦⋆⋇ 

"Sakit, Gan. Kamu ngobatinnya gimana sih? Jangan diteken keras keras dong!"

Ganta mendengus, "lebay! Baru gitu doang, lagian ini udah pelan banget, ya!" kesal Ganta tak terima atas protes yang Arsa lontarkan.

Raken merotasikan mata. Tadi juga saling bela, eh udah tengkar lagi sekarang.

Mereka bertiga saat ini masih di dapur, setelah insiden baku hantam tadi Chandra langsung pergi bersama Jayden. Sebelumnya Ganta sudah mengajak mereka ke kamar, tapi Arsa menolak, katanya ngga mau kalau nanti urusannya jadi panjang×lebar×tinggi karena ketahuan sesepuh yang lain.

Itu aja obatinnya cuma pake tisu campur air. Ya, ngga tau deh si Ganta, yang penting keliatan care.

"Abang," Raken memanggil, membuat dua pasang netra itu mengarah padanya, "menurut Raken, si Jayden itu mungkin mau bilang sesuatu yang penting, bukan kayak yang Abang berdua pikirin," ungkapnya masih teringat akan usaha Jayden yang ingin menjelaskan sesuatu pada mereka.

Ganta merotasikan bola mata, "oh, jadi kamu mau tau gimana dia bisa ubah Kak Nia yang barbar itu jadi slay kayak sekarang?" ucapnya dengan nada dingin.

Raken menghela napas, "bukan lah! Buat apa," ucap Raken diakhiri decakan, "tapi ..., Abang ndak penasaran apa? Keren tau kalo misalnya dia ubah Kak Nia pake mantra," sambung Raken excited membayangkan.

Arsa menggeleng heran, "kamu kira ini di Hogwarts apa," komennya ngga habis thinking sama Adik bungsunya itu.

Ganta terdiam, nampak tengah memikirkan ucapan Raken, "bener juga sih Ken, apalagi kalo mantranya bisa ubah manusia, kita sihir aja sesepuh sesepuh itu sekalian, kan?" ok kali ini dia satu frekuensi sama Adik bungsunya.

"Bener tuh! Seru kan kalo beneran!"

Arsa menampilkan senyum, begini nih jadinya kalau imajinasi dibiarkan terbang terlalu bebas sampe ke dunia sebelah.

"Udah udah, mending cari sesuatu yang bisa dimakan, kalian ngga laper?" ucap Arsa mengalihkan topik pembicaraan.

Ganta sontak menghentikan aksi sok care nya. Ia sedikit berlari menuju kursi di samping Raken kemudian duduk dengan wajah berseri.

"Bang ...." Ganta menampilkan wajah termanis sejagat raya yang ia punya. Sesekali menyenggol lengan Raken, mengkode Adik bungsunya untuk join aksi aegyo dadakan.

Arsa menghela napas, dia mengerti maksud dari aksi Adik tengahnya itu, "iya, iya, Abang cariin. Duduk yang tenang, ok?" titah Arsa yang dilanjut dengan gerakan untuk mencari makanan, Ganta tertawa.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang