EP. 12

129 10 1
                                    

🎬¡!🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎬¡!🎬

"Mereka baik-baik saja?"

Johan mengangguk, "hanya terdapat luka bakar di beberapa bagian tubuh saja, beruntung tak ada yang serius, mereka juga sudah kuberi Albumin untuk menangani gangguan aliran darah yang terjadi."

"Kau yakin tak ada organ dalam yang kena?"

"Kemungkinan besar tidak, arus listriknya rendah, jadi kurasa masih aman."

Chandra menghela napas lega, "apa ku bilang, pasti mereka akan baik-baik saja!" ujarnya sambil menyenggol lengan Garvin.

"Diam, lah!"

Johan menatap Chandra tajam, "dasar tidak waras! Disuruh menjaga malah menyiksa."

Chandra memutar bola matanya, "setidaknya mereka masih kubiarkan hidup. Sudah, aku akan kembali ke Lab." Chandra lantas berbalik menjauh.

Garvin turut mengekori Chandra dari belakang menyisakan Johan yang memilih untuk pergi ke kamar.

Sedangkan di halaman depan, Chandra menghentikan langkah lalu berbalik. Manik itu menetap pada Garvin, lama Chandra menatap membuat empu yang ditatap merasa aneh.

"Kenapa?"

Chandra menghela, "tadinya aku ingin memberitahu sesuatu, tapi tak jadi," ucapnya lalu tertawa pelan.

"Manusia tidak waras," cibir Garvin lalu berbalik hendak meninggalkan, mengantar Chandra hanya membuang-buang waktunya.

Namun kalimat yang Chandra lontarkan membuatnya terdiam, menegang.

"Aku senang kau masih menyayangimu adikmu, Sky."

"....."

◼️◾▪️

Arsa terbangun, lantas duduk dari tidurnya. Ia meringis memegangi kepala yang dilanda pening, perlahan ia mengerjap beberapa kali. Lalu Arsa menyadari satu hal, yaitu telapak tangan kanannya yang diperban.

Arsa memandang sekeliling, netranya menangkap dua adiknya yang juga terbaring di ruangan yang sama.

Arsa menghela lega, "untung kita ngga gosong setelah kesetrum," monolog Arsa sembari mengingat kembali kejadian sebelumnya, sontak ia menghela napas berat saat terlintas Nia dipikirannya.

"Gimana Om Chandra bisa ubah kak Nia yang gaul itu jadi formal kayak tadi? Ngga habis thinking," gumam Arsa sambil menggeleng pelan.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang