“DEMI APA LO TOLAK?!”
“Lo mau gue jadi bintang porno beneran?”
“Bukan gitu, kan gak mungkin si Hangyul beneran bikin blue film.”
“Mungkin aja? Dia kan content creator, siapa tau mau merubah konsep,” balas Hyewon santai.
“Lo tuh jadi temen bukannya mendukung, malah nuduh yang aneh-aneh mulu.”
“Lagian dia ngajak doang, gak ada keterangan lebih lanjut. Wajar dong gue curiga.”
“Mungkin kaya yang lo bilang barusan, dia lagi mencoba konsep baru.”
Hyewon mengernyit meminta penjelasan lebih jauh dari Yena. “Mungkin dia sengaja gak ngasih tau konsep yang sekarang biar tau sejauh apa kemampuan acting lo. Spontanitas lo dalam beracting gimana.”
“Ambil aja, toh ini bukan pertama kalinya lo jadi aktris dia. Dan dia gak pernah macem-macem,” sambung Yena.
“Tumben banget aura lo positif, pasti sesuatu sudah terjadi,” tuduh Hyewon.
“Dari pada lo, bawaannya curiga sama orang mulu.”
Hyewon mendecih lalu mengambil ponselnya, mengirim pesan pada Hangyul bahwa dia menerima tawarannya. Sebenarnya Hyewon juga tidak pernah berencana menolak tawaran Hangyul, dia tahu orang seperti apa Hangyul itu. Dan Hangyul juga tidak akan berani macam-macam padanya, mengingat jika orang tua keduanya mengenal satu sama lain dengan baik.
Hanya saja, karena Hyewon mengenal Hangyul dengan baik, dia menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan tawaran Hangyul kali ini.
Yena yang sejak awal memang mengintip ponsel Hyewon lalu beralih pada ponselnya sendiri setelah pesan Hyewon terkirim pada Hangyul. Lalu mencari kontak dengan nama yang sama.
Yena
Gue berhasil bujuk HyewonHangyul
ThanksYena
Gak mau tau, lo kudu bayar gue juga!.Hangyul
Dih, apaan?!
Hyewon mah emang pada dasarnya gak pernah bisa nolak gueYena
HALAAH
Coba lo tembak, pasti ditolakHangyul
Kecuali itu ya, bangsat :(Yena terkekeh sebelum menjumpai satu pesan baru lainnya. Ada sedikit rasa malas untuk membukanya, tapi tetap dilakukannya.
Changbin
Nanti malem gue telfon yaYena
Kenapa gak sekarang ajaa?Changbin
Gue kan ngumpul sama yang lain baru ntar malem‘Bego, kemaren kenapa gue iyain coba’
Satu minggu berlalu sebenarnya tidak merubah apapun antara Changbin dan Yena. Tentu saja.
“Jadi cewek bohongan gue?”
“Tapi kan gue cewek beneran??”
“Ehm, maksudnya ‘kekasih’ bohongan.”
“Bohong dosa.”
“Kalau gue ajak beneran juga lo gak bakal mau.”
‘KATA SIAPA ANJ–’ batin Yena. “Nah itu tau!”
“Makanya gue ajak bohongan aja.”
“Lagian atas dasar apasih lo sampe segininya perlu punya cewek?”
“Gue jelasin kalau lo udah mau.”
“Tapi gue gak mungkin mengiyakan ajakan yang gue gatau tujuannya buat apaan.”
Changbin menghela, “Besok lo sibuk gak?”
“Sore ke malem gue kosong.”
“Kalau gitu lo yang tentuin tempat sama jamnya, besok kita ketemu, gue jelasin alasannya.”
“Oke.”
Berakhirlah mereka di depan sebuah stand minuman depan jalan raya dekat sekolah menengah mereka dulu. Changbin, Yena, Hyewon, dan Hangyul sebelumnya satu SMP namun tidak pernah sekelas. Changbin dan Yena bisa saling mengenal dan akrab karena keduanya sering menjadi perwakilan lomba vokal dan rap. Hal itu membuat keduanya dikenal satu sekolah, termasuk Hyewon dan Hangyul yang sudah mengenal Yena sejak sekolah dasar.
Selama hampir tiga tahun Changbin dan Yena selalu disandingkan, tidak sedikit yang mengharapkan keduanya terlibat cinta lokasi. Bahkan Hyewon dan Hangyul ikut masuk dalam grup shipper Changbin-Yena. Padahal keduanya tahu jika Changbin dan Yena memiliki kisah cintanya masing-masing.
... atau justru tidak?
“Beliin jus mangga dong,” ujar Yena.
“Dih nyuruh,” balas Changbin tapi tetap menuju penjual jus.
Yena tersenyum lalu menghampiri Changbin. “Kalau gue iyain buat jadi cewek lo, lo bakal lebih sering gue giniin. Jadi gue kasih lo masa pelatihan dulu.”
“Berarti lo udah setuju buat jadi cewek gue nih?”
“Kan ‘kalau’, gue masih belom tau tujuan lo apa,” sahut Yena sambil menerima uluran jus yang dipesan Changbin dan membiarkan Changbin membayarnya. Setelahnya Yena memilih mendudukkan diri di bangku bawah pohon yang memang disediakan untuk menikmati jajanan jalanan di sana.
“Jadi?” tanya Yena setelah berhasil menelan jusnya dan Changbin duduk di sampingnya.
Changbin menghela sebelum menjawab, “Lo tau kalau gue gak pernah tertarik buat pacaran kan?” Yena membalas dengan dehaman kecil. “Tapi faktanya gue sempet pacaran.”
Yena menoleh menatap Changbin. Changbin balas menatap Yena yang menatapnya datar. “Lo gak kaget?”
“Harus banget gue kaget?” tanya Yena santai. “Lagian apa pentingnya buat gue kalo lo khilaf pacaran?”
Changbin mengernyit, “Gak ada sih, sekedar info aja.”
“Oke, terus? Dia masih jadi pacar lo?”
Changbin menggeleng, “Waktu gue ngenalin dia ke nyokap, besoknya gue diminta putus.”
Yena mengernyit, meminta penjelasan lebih jauh.
“Gue juga gatau alasan Mama gak ngasih restu tuh karena apa,” ujar Changbin. “Yang gue tau, tanpa restu, hubungan gue sama dia gak akan berjalan baik, jadi akhirnya kita putus.”
“Waktu gue sama dia, temen-temen gue tau kalau gue punya cewek, tapi kayak yang udah gue bilang, gue gak pernah kasih tunjuk orangnya yang mana. Dan mereka gak tau kalau sekarang gue udah putus. Makanya gue ajak lo buat jadi cewek bohongan gue.”
“Kenapa lo gak jujur aja kalau lo udah putus sama cewek beneran lo itu?”
“No offense, tapi circle gue tuh menolak ada yang jomblo.”
“ADA YA CIRCLE KEK GITU?!” protes Yena. “Kalo gitu seenggaknya mereka bantuin buat nyariin yang jomblo pasangan, jangan sampe menolak gitu dongg!! Apa-apaan!”
“Gak gitu juga, cuman kebanyakan agenda kita tuh harus berpasangan, makanya yang jomblo ditolak.”
“Kalau temen-temen lo gak tau soal cewek lo ini, berarti lo gak pernah ikut agenda mereka?”
Changbin menggeleng, “Mungkin lebih tepatnya belum, karena ke depannya gue bakal ajak lo.”
“BELOM GUE IYAIN LOH YA!!”
“Jadi lo gak mau?”
Yena mengalihkan pandangannya kemudian menyilangkan tangannya di depan dada, “Bentar!”
“Gue gak merasa dirugikan sih, tapi gak juga diuntungkan,” monolog Yena lalu kembali menghadap Changbin, “Kenapa lo pilih gue?”
“Karena gue gak kepikiran orang lain,”
“Harus lo orangnya.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Nefarious - Choi Yena
FanfictionSemua orang itu jahat, yang bikin beda adalah bagaimana caranya setiap orang menunjukkan kejahatan mereka. "Menurut gue, lo jahat. Jadi kalau suatu saat gue balik jahatin lo, jangan kaget. Gue juga bisa sama jahatnya kaya lo!"