15 - Chrysalis

31 5 0
                                    

“Kenapa?”

“Hah? Apanya?”

“Kakak kenapa tiba-tiba diem gini?” tanya Taehyun. “Diapain si Yohan?”

“Hush! Ngomongnya!” tegur Hyewon menampar pelan bibir Taehyun. “Kalau dia merasa udah ngapa-ngapain kakak, mana mau dia menawarkan diri buat nganterin kita pulang.”

“Siapa tau dia inisiatif begitu karena merasa bersalah karena sesuatu,” tuduh Taehyun.

‘Gak salah sih,’ batin Hyewon. “Jangan suka nuduh orang!”

“Kaya yang enggak aja,” gumam Taehyun. “Terus ini apa mau kemana lagi udah siap gini?” lanjutnya melihat Hyewon sudah membereskan barang-barang ke dalam tas.

“Kakak mau nginep di rumah Yena.”

“Emang kak Yena ada di rumah? Bukannya janji sama kakak aja tadi dibatalin?”

Hyewon menghentikan gerakannya saat menyadari itu, “Urusan sama rekan bisnis gak akan selama itu kayaknya. Pasti pulang dia.”

“Oh, yaudah,” balas Taehyun. “Nanti aku bilangin ke Papi.”

Hyewon lalu menepuk pundak Taehyun dan langsung berangkat ke kediaman Yena.

~

“Yang bilang lo bisa mutusin hubungan kita semudah itu siapa?”

Yena menatap Changbin tidak percaya lalu terkekeh sarkas. “Yang bilang gue harus ngikutin semua omongan lo siapa?”

Keduanya lalu bertatapan penuh emosi hingga sebuah panggilan keras mengalihkan perhatian mereka.

“Yena!”

“Kok lo ada di sini sih, bangsat!” umpat Yena saat menyadari siapa sosok yang masih duduk di atas motornya.

“Emang aneh kalau gue ada di sini?! Ini kan jalan umum!”

“Bacot ah!” ketus Yena lalu berjalan mendekati sosok itu dan mendudukkan diri di jok belakang. “Mana helm?”

“Ujung-ujungnya nebeng juga sama gue,” keluh Yeonjun lalu mengulurkan helm. Dirinya memang selalu membawa helm lebih. “Pamit dulu gih sama temennya.”

“Gue balik sama Yeonjun ya!” teriak Yena pada Changbin dan diangguki lelaki itu heran. Padahal keduanya baru saja cekcok. “Udah, ayo!” seru Yena sambil menepuk pundak Yeonjun.

“Duluan ya, bro!” pamit Yeonjun juga pada Changbin lalu melajukan motornya.

“Bra bro bra bro, sksd banget jadi orang!” cibir Yena di balik punggung Yeonjun.

“Dia orang yang lo sebut ‘cowok’ lo waktu itu kan?” tanya Yeonjun.

“Kapan?”

“Waktu gue ajak tahun baruan.”

“Oh, iya.”

Yeonjun manggut-manggut, “Berarti gue sama dia emang harus temenan sebagai sesama cowok lo.”

“Beda dong, ah!” sanggah Yena. “Dia jadi cowok gue karena urusan bisnis.”

“Jadi selama ini bisnis yang lo maksud tuh sama cowok lo yang itu?”

“Seperti itu,” balas Yena bingung. “Ngomong-ngomong lo dari mana bisa lewat situ?”

“Udah jalan dari Tuhan, Yen,” ujar Yeonjun mulai melebih-lebihkan. “Tiba-tiba gue pengen banget lewat situ. Emang jodoh mah gak kemana berarti.”

~

tok tok

“Yenaa~”

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang