01 - Tawaran

69 13 0
                                    

“Pada nginep gak nih?”

“Enggak, Bun. Hari ini kita mau nonton aja.”

“Bunda sama Ayah mau ikut?”

Hyojin menggeleng, “Gak usah, bunda gamau ganggu sesi berbagi cerita kalian. Bunda tau kok kalian kalo udah ngumpul tuh isinya curhat semua. Gak usah pake alasan mau nonton atau belajar bareng.”

“Iihhh bunda, nonton sama belajarnya beneran, cuman diselingi aja sama curhat!”

“Iya deh iya, sana mulai nontonnya, takutnya nanti pada pulang kemaleman, barusan bilang gak mau nginep kan?”

“Iya bundaa,” sahut ketiga anak muda yang berstatus sepupu itu.

Setelahnya mereka mulai mencari posisi nyaman untuk menonton film yang sudah mereka pilih tadi siang, Maze Runner.

“Kak, ini film punya dua sekuel,” ujar Junho yang memang selalu mencari tahu terlebih dahulu mengenai apa yang akan ditontonnya. “Hari ini kita mau maraton nontonnya?”

“Kita kan gak bakal sampe nginep, artinya enggak dong. Nonton sekuelnya besok lagi aja,” balas Yena. Sementara Yuri sudah fokus pada film yang berulangkali sudah ditontonnya itu.

“Tuhan, kenapa Thomas awet muda sih?” gumam Yuri. “Perasaan dari jaman film Nanny McPhee mukanya gak berubah.”

“Emang yang jadi Thomas main di Nanny McPhee juga?”

“Bukan yang ‘jadi Thomas’, tapi Thomas beneran. Thomas Brodie-Sangster, yang jadi Newt di sini.”

“Kirain Thomas kereta api biru,” sahut Yena. Tak lama, sebuah pesan masuk ke ponselnya. ‘Changbin?’

Changbin
Yenaaa

Yena
LO SALAH MAKAN APA GIMANAA??
Tiba-tiba chat gue
Pasti ada maunya

‘GUA GROGI ANJIR!’

Changbin
50-50

Yena
??????????

Changbin
50% ada maunya
50% sisanya pengen aja

“Kak? Ini Ben baru dimasukin labirin, kenapa malah senyam-senyum?!” protes Yuri. Yuri tidak suka jika teman nontonnya tidak fokus pada apa yang mereka tonton, apalagi jika itu adalah film pilihannya.

“Sorry, Ri,” sesal Yena. “Kalau gitu kakak izin dulu buat lanjutin diskusi bisnisnya,” setelahnya Yena bangkit dan sedikit menjauh dari dua sepupunya yang sudah kembali fokus pada layar. Yena lalu menekan tombol yang menghubungkannya dengan Changbin.

“Halo?”

“To the point, mau lo apa?”

“Jangan negative thinking dulu, yaang,”

‘Yang? Ni orang masih ajaa’ keluh Yena dalam hati.

“Yen, kok diem?”

“Terus lo mengharapkan gue ngegubris kek gimana?”

“‘hem’ doang juga gapapa. Seenggaknya kan gue tau lo masih dengerin.”

“Hem,”

“Jadi gini,”

Yena diam, menunggu apa lanjutan Changbin. Tapi manusia itu tak kunjung menyuarakan apa maksud dan tujuannya, “Apasihh?!”

“Oh, masih dengerin ternyata.”

“Sialan! Jadi barusan lo ngetes gue doang?”

“Sorry, sorry, gue serius nih sekarang,” potong Changbin sebelum Yenanya semakin emosi.

“Apa?!”

“Lo single kan?”

Pertanyaan Changbin berhasil membuat Yena mengerutkan dahinya, “Hah?”

“Kalau gue bilang gue butuh status sebagai cowok lo, lo keberatan gak?”

“Hah? Gimana?” bingung Yena.

Terdengar helaan napas Changbin, “Jadi selama ini gue selalu bilang ke temen-temen gue kalau gue punya cewek, tapi gue gak pernah nunjukkin ‘Ini nih orangnya’. Akhirnya mereka curiga kalau gue cuman bohong.”

“Kan emang?”

“... Iya sih,” ujar Changbin pelan. “Tapi di sisi lain, si Mama juga nanyain mulu gue punya cewek apa kaga, kan dosa banget kalu gue bohongin orang tua.”

“Dih, tau apa lo soal dosa? Pacaran aja udah dosa.”

“Tapi barusan gue minta lo buat jadi cewek gue, bukan pacar gue.”

“Kapan lo minta gue buat jadi cewek lo?”

“Lah barusan??”

“Gak ada!”

“Di awal??”

“Di awal lo bilangnya lo butuh status sebagai cowok gue! Lo gak nanya gue mau jadi cewek lo apa engga!”

“Masa?”

“Heueuh!”

“Yaudah, kalau gitu lo mau gak?”







“... Jadi cewek bohongan gue?”





 Jadi cewek bohongan gue?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seo Changbin

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang