22 - Denial

21 4 0
                                    

“Anjay, akhirnya Hyewon menolak Hangyul terang-terangan.” Yena memang menjauh tapi pandangannya masih terus berbalik untuk menonton drama kedua temannya itu. “Semoga kalian bisa beresin masalah ini dengan baik biar gue gak bingung berada di antara kalian nantinya.”

“Loh, Yena? Bukannya bucket bunga itu tadi lo kasih buat Hyewon ya?” tanya Yohan yang tiba-tiba berdiri di depan Yena.

“Orangnya lagi ngobrol sama Hangyul, jadi gue amankan dulu bunganya. Gue gak mau hadiah dari gue nanti malah terbuang sia-sia.”

Yohan lalu menatap arah pandang Yena yang memang menunjukkan Hyewon dan Hangyul yang terlihat sedang terlibat percakapan serius.

“Gara-gara gue hubungan mereka jadi begitu.”

Yena menoleh mendengar suara sedih Yohan, “Cepat atau lambat hubungan Hangyul pasti bakal terbongkar kan? Lagian ini gue juga merasa tertipu loh, lo gak merasa bersalah ke gue juga?”

“Bukan gitu, gue tau soal perasaan Hangyul ke Hyewon, tapi dia justru minta gue buat deketin Hyewon karena tau Hyewon sukanya sama gue. Makanya gue merasa bersalah banget udah keceplosan ngebongkar statusnya dia.”

“Gapap– Hah? Ulang coba, barusan lo ngomong apa?” pinta Yena memastikan dirinya tak salah dengar.

“Singkatnya Hangyul suka Hyewon, tapi Hyewon sukanya sama gue.”

“Sial! Jadi selama ini lo tau?”

Yohan mengangguk kecil, “Dari SD pun gue udah tau. Yang gue gatau adalah perasaan dia ternyata masih ada sampai sekarang.”

“Sejauh gosip yang pernah gue denger pas kita SD, lo suka sama Hyewon waktu itu,” ujar Yena. “Kalau ternyata lo udah tau soal perasaan Hyewon dari dulu, kenapa lo gak deketin dia dari dulu aja?”

“Anak SD gak ada yang cinta-cintaannya serius. Gue juga belum berbakat jadi buaya umur segitu,” balas Yohan.

“Terus sekarang, setelah lo tau itu semua, lo mau ngapain?”

“Sebagai seseorang yang gak terlibat tapi terlanjur tau semua hal, menurut lo skenario terbaiknya gimana?” tanya Yohan.

Yena terdiam. Hyewon, Yohan, dan Hangyul adalah temannya. Dia ingin akhir bahagia untuk mereka bertiga.

drrrt drrrt

Getaran ponsel di sakunya membuyarkan pikirannya, “Bentar.”

Ditatapnya bingung sosok yang meneleponnya.

“Siapa, Yen? Kok ekspresi lo begitu?”

“Mantan camer. Gue angkat dulu ya?” ujar Yena sambil menitipkan bucket bunga hadiah untuk Hyewon pada Yohan, lalu berjalan menjauh untuk menjawab panggilan meninggalkan Yohan yang bingung harus kemana.

“Ekhem,” deham Yena sebelum menjawab panggilan Boyoung. “Halo, Tan– eh, Ma?”

“Yena, apa Changbin sama kamu?”

“Hah? Maksudnya Tan– Ma?”

“Tadi dia bilang mau ketemu pacarnya dulu, tapi pas Mama telepon lagi udah gak aktif, jadi Mama tanya kamu,” tutur Boyoung.

“Oh,” balas Yena pelan. Bingung.

Haruskah?

“Hm, Ma,”

“Iya?”

“Sebenernya Yena udah gak sama Changbin,”

“...”

“Jadi kalau Changbin bilang dia mau ketemu pacarnya, berarti itu bukan Yena.”

“...”

“...?”

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang