08 - (No) Secret

32 10 0
                                    

“Yena!”

“Sabar, bestie!” sahut Yena masih berada di dalam rumahnya. “Ma, Yena berangkat sama Yeonjun ya!”

“Bentar! Bentar!” tahan Bomi lalu menghampiri putrinya yang sudah berdiri di depan pintu rumah besarnya dengan tergesa. “Kamu kok gak bilang apa-apa sama Mama?”

“Hah? Soal apa, Ma?” tanya Yena heran.

“Changbin.”

Yena mengernyit lalu tersadar jika Mamanya memang mengenal Changbin. “Oh, Changbin. Kenapa?”

“Kamu pacaran sama dia, tapi masih jalan sama Yeonjun?”

“Ma, kita ngobrolin ini nanti ya, Yena harus berangkat sekarang,” ujar Yena lalu meraih tangan Mamanya dan menciumnya. Tidak lupa mencium kedua pipi wanita yang dihormatinya itu. “Oh iya, jangan ngomongin soal ini dulu sama orang lain sebelum Yena sendiri yang jelasin ke Mama ya? Dadah!”

Yena lalu bergegas menghampiri Yeonjun di atas motornya. “Ayo! Buru!”

“Kenapa sih, beb?”

“Jangan bacot dulu! Cepet jalan!”

“Siap!” sahut Yeonjun. “Berangkat!”

.

“Ayo! Buru!” seru Yena setelah Yeonjun tiba di parkiran kampus lalu turun dengan rusuh.

Yeonjun turun dari motornya sambil menatap heran ke arah Yena. Gadis itu terlihat sangat tergesa-gesa hingga kesulitan membuka kaitan helmnya. “Sini!” ujar Yeonjun menarik kepala Yena yang masih terbungkus helm agar mendekat ke arahnya dan membukakan kaitan helm tersebut. “Lo ribut banget kenapa sih? Nyokap lo gak akan sampe nyusulin lo kesini, Yen.”

“Lo gak tau aja betapa nekatnya nyokap gue.”

“Berarti sifat nekatnya lo nurun dari dia.”

“Emang gue nekat?”

“Iya, bodoh!”

“Heh!”

“Kenapa sih? Gak mau ngasih tau gue?” tanya Yeonjun dan dibalas gelengan Yena. “Pasti nyokap lo udah tau soal ‘bisnis’ lo itu kan?”

“Kok tau?!”

“Wah? Bener?” Yena mengangguk semangat. “Jadi gimana?”

“Apanya?”

“Jadinya gimana setelah dia tau?”

“Gue bilang nanti bakal gue jelasin.”

“Gue? Gue?”

“Apa? Lo apa?”

“Lo gak bakal jelasin ke gue juga?”

Yena menggeleng, “Lo gak usah tau lebih jauh, Jun.”

“Padahal gue duluan yang tau,” keluh Yeonjun.

“Diam!”

~

“Jadi Tante Bpyoung udah nanyain terus kak Yena?”

Sosok yang mendengar pertanyaan dari ujung panggilan itu mengangguk meski sang lawan bicara tidak dapat melihatnya, “Iya, paling lama baru bisa ketemu libur semester nanti.”

“Libur semester bukannya masih lama?”

“Mau gimana lagi? Susah nyari waktu buat bisa bawa dia ke sini. Kalau libur semster dia pasti libur juga kan?”

“Iya sih, tapi apa Tante gak masalah harus nunggu selama itu?”

“Asalkan bisa ketemu Yena, selama apapun Mama rela kayaknya.”

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang