33 - Admit

15 2 0
                                    

Satu minggu berlalu sejak acara lamaran yang Changbin persiapkan sendiri tanpa memberi tahu Yena sama sekali –namun temannya yang lain sudah mengetahui dan berhasil menyembunyikan darinya dengan baik– di mana itu juga berarti jika hari ini adalah hari terakhirnya –dan Hyewon– menjadi babu untuk Yeonjun. Setidaknya Yena berpikir menjadi babu untuk Yeonjun selama satu minggu ini tidak benar-benar membebaninya karena lelaki itu memintanya untuk melakukan sesuatu seperti yang dirinya ungkapkan.

Tidak lain dan tidak bukan untuk membantu lelaki itu mendekati saudara kembar sepupu iparnya. Sebenarnya Yena juga tidak begitu merasa perannya dan Hyewon berguna dalam misi mendapatkan hati sang pujaan Yeonjun itu. Tapi Yena bersyukur karena ini jelas lebih menguntungkan baginya daripada jika dirinya harus bekerja di bawah perintah Hyewon yang sudah pasti akan menjajahnya.

Namun di hari terakhir tugasnya, Yeonjun berbaik hati membiarkan para babunya untuk tidak melakukan apapun dengan syarat dirinya diizinkan untuk ikut ke acara yang akan dihadiri oleh Yena dan Changbin. Mengetahui jika Yena akan memiliki acara dan Yeonjun diizinkan untuk ikut, Hyewon jelas mengungkapkan keinginannya untuk ikut pula.

Yena juga bingung sebenarnya karena acara yang akan dirinya hadiri adalah acara Changbin dan kawan-kawannya. Jadi dengan sedikit pemaksaan, Yena meminta Hyewon dan Yeonjun untuk meminta izin langsung pada lelaki itu. Dan beruntung karena Changbin setuju mengingat acara ini juga bukan acara yang seresmi itu dan temen-temannya juga tidak keberatan jika ada orang lain yang ikut.

Ah, ngomong-ngomong Changbin dan Yena tetap tinggal bersama orang tua masing-masing di mana itu berarti mereka sedang dalam long distance relationship. Begitupun Yohan dan Hyewon. Dan karena pada hari ini mereka semua berkumpul, jadi mengapa tidak mereka gunakan untuk menghabiskan waktu bersama?

Sehubungan dengan Changbin yang datang membawa mobil, lelaki itu jelas akan membawa Yena ke dalam mobilnya untuk sampai ke tempat yang dijanjikan dengan teman-temannya. Adapun Yohan yang juga membawa kendaraan serupa untuk pergi mengikuti Changbin karena niat awalnya datang adalah untuk mengapeli Hyewon. Dan terakhir Yeonjun. Meskipun memang kegiatan pendekatannya dengan Yeji sudah mengalami perkembangan dalam seminggu terakhir ini, mereka belum sedekat itu untuk Yeonjun ajak ke pertemuan dengan para teman Changbin ini. Jadi lelaki itu memutuskan untuk datang sendiri menggunakan motornya.

"Lo udah ngasih tau ke dia belum soal temen gue yang ribet perihal punya pasangan?" tanya Changbin sambil menatap Yeonjun yang tengah bercermin di spion motornya saat dirinya dan Yena sudah siap untuk berangkat. Bukannya tidak ingin terlihat romantis, tapi keduanya setuju untuk tetap menggunakan kata ganti lo-gue karena mereka lebih nyaman seperti itu.

Yena turut melihat ke arah Yeonjun, "Udah, tapi dia keukeuh ingin ikut. Jadi biarin ajalah, toh dia emang punya kepercayaan diri yang tinggi. Gak akan merasa malu juga kayaknya."

Changbin akhirnya mengangguk saja dan pergi paling depan karena dirinya harus menjadi penujuk jalan. Butuh waktu sekitar satu jam termasuk macet di dalamnya untuk mereka sampai ke tempat yang dituju. Yena tidak merasa asing saat datang karena dirinya memang sudah pernah mendatangi tempat ini beberapa waktu lalu saat Changbin mengajaknya menghabiskan malam tahun baru bersama. Dan tanpa menunda lagi Changbin lekas mengarahkan rombongannya untuk masuk. Lelaki itu tidak lupa untuk mengabari kedatangan anggota tambahan ini kok.

Saat mereka masuk, Yena sedikit terkejut karena di sana terlihat ada lebih banyak orang dari yang dirinya ingat saat tahun baru kemarin. Namun teringat jika dirinya juga datang membawa anggota tambahan, maka Yena asumsikan beberapa orang juga membawa kenalan mereka.

"Waduh, pasangan yang awalnya cuman pura-pura ini tau-tau jadi yang paling awal terikat ke jenjang yang lebih serius nih," goda Wooyoung. Seperti biasa, lelaki itu selalu jadi yang paling heboh. "Tapi gue masih gak terima kalau ternyata gue udah dibohongi."

Teman lain dari Changbin yang pernah Yena temui kemudian dengan rusuh menyetujui ucapan Wooyoung. Dengan fakta jika Changbin dan rombongannya bahkan belum mendudukkan diri dengan nyaman, baik Yena maupun Changbin sendiri tidak memiliki mood untuk meladeni godaan dari teman-temannya itu.

"Yena! Hyewon! Sini!"

Kedua gadis yang merasa terpanggil itu menoleh. Ah, bukan hanya mereka sebenarnya, tapi semua anggota rombongan mereka. Kelimanya kemudian mendapati seorang gadis melambai memberi isyarat agar mereka mengisi tempat kosong di dekatnya. Tanpa komentar lebih jauh, mereka dengan kompak langsung saja mendekat ke arah yang dimaksud.

Yena yang duduk paling dekat dengan gadis itu kemudian bertanya, "Lo satu circle sama Changbin juga?"

Yuqi menggeleng, "Enggak juga, gue malah baru tau Changbin itu yang mana orangnya." Gadis itu terenyum tipis menyapa sosok yang disebutnya. "Gue bisa di sini karena gue kenal sama Lucas, dia yang anggota circle ini."

Yena akhirnya mengangguk-angguk paham. Dirinya tahu jika di hari pertunangannya Yuqi berada bersama para kumpulan ini namun baru menyadari keanehan setelahnya dan baru bisa dirinya konfimasi hari ini.

"Okay, to the point aja ya," ujar Mark mengambil alih perhatian. Entah mengapa gelagat lelaki itu terlihat seperti sosok pembawa acara di mata Yena. "Di acara kali ini, secara khusus kita adain karena kita perlu klarifikasi lebih jelas dari Tuan Seo tentang ucapannya di acara pertunangannya satu minggu yang lalu. Kepada Tuan Seo, waktu dan tempat kami persilahkan."

Changbin menghela saat melihat Mark undur diri. Dirinya memang sudah menduga tujuan dari pertemuan ini, jadi bisa dikatakan dirinya sudah mempersiapkan diri. Lelaki itu kemudian bangkit dari duduknya dan berdiri di tengah lingkaran tempat teman-temannya mendudukkan diri. Dirinya merasa benar-benar seperti tokoh utama saat ini.

"Pertama-tama, gue minta maaf karena udah bohong soal status gue sama Yena waktu gue kenalin dia ke kalian," buka Changbin sambil menatap satu-persatu kenalannya. "Tapi soal gue yang ngaku punya pacar waktu itu, itu bener."

"Terus kenapa lo ngajak pacar lo aja?" tanya Arin.

"Gak bisa," jawab Changbin yang membuat para pendengar bingung. Pengecualian untuk Yena karena gadis itu sudah mengetahui ceritanya. "Orang-orang taunya kita udah putus, jadi gue gak bisa terang-terangan ngenalin dia sebagai cewek gue."

"Terus lo minta Yena buat ngaku sebagai pacar lo?"

Changbin mengangguk.

"Dan lo masih berhubungan sama cewek lo itu?"

Changbin mengangguk lagi.

"Yena tau?"

"Iya, dia tau. Dan dia juga bilang kalau dia gak bisa lanjutin kepura-puraan itu karena itu cuman bakal nyakitin kita bertiga," tutur Changbin.

"Terus ngapain lo putus kalau ternyata di belakang masih berhubungan?" tanya Hyewon. Jujur dirinya sangat penasaran akan itu.

"Ada masalah keluarga antara kita yang gak memungkinan kita buat bersama," jawab Changbin. "Tapi kenapa masih bersama? Karena kenapa enggak? Toh kita masih sama-sama sayang."

"Jadi bisnis yang lo maksud waktu itu adalah jadi pacar bohongannya cowok ini?" bisik Yeonjun yang sudah mendekatkan diri pada Yena. Yena menoleh sekilas dan mengangguk sebagai jawaban. "Oh."

"Kelakuan lo kayak babi," komentar Yoojung.

Changbin tidak menyanggah dan membiarkan teman-temannya ini merutukinya. "Tapi akhirnya gue sama cewek gue ini memutuskan untuk jalan masing-masing. Kita pisah baik-baik dan bahkan dia yang menyadarkan gue kalau selama ini gue udah punya perasaan buat Yena. Dan karena itulah sekarang gue bisa berakhir dengan hubungan yang sebenarnya sama Yena."

"Lo harus baik-baik sama Yena pokoknya," ujar Sihyun. "Jadi kalau sampe gue denger lo apa-apain Yena, gue sendiri yang bakal bakar tubuh lo idup-idup!"

"Gue rasa lo gak akan bener-bener ngelakuin itu sendiri sih," sela Doyeon, kekasih Lucas. "Kita semua di sini ada di pihaknya Yena soalnya."

Seketika Changbin merinding.

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang