14 - The Break-Up Plan

36 6 1
                                    

“Mau olesin sendiri atau transfer dari bibir gue?!”

Changbin mengernyit tidak paham maksud Yena dan Yena memanfaatkan kesempatan itu untuk segera mengoleskan sedikit lip gloss tersebut ke bibir Changbin lalu meminta lelaki itu untuk meratakannya sendiri. “Biar apa sih?” keluh Changbin masih tidak terima.

Yena memasukkan kembali benda itu ke dalam tasnya, “Nanti juga lo tau.”

Tak lama Boyoung kembali bersama seorang asisten rumah tangga yang membawakan beberapa jamuan.

“Kok pulang?” tanya Boyoung melihat keberadaan Changbin.

“Gak boleh?”

“Udah ada Yena, Mama cukup punya anak satu,” ujar Boyoung. “Kan kamu sendiri tadi yang bilang kalau kamu cuman anak tiri kalau Mama udah ketemu sama Yena.”

Yena terkekeh melihat Changbin yang kesal karena terus digoda Mamanya. “Ngomong-ngomong, Papanya Changbin ada?”

“Ada kok, cuman gatau, lagi sok sibuk dia,” balas Boyoung.

“Apa? Siapa yang sibuk?” sahut suara lain yang akhirnya bergabung dalam percakapan.

Yena bangkit lalu tersenyum sambil membungkuk kecil, “Halo, Om!”

“‘Papa’! Jangan ‘Om’!” tegur Boyoung. “Kan kamu yang anak kandung.”

“Yeuh, masih aja si Mama,” keluh Changbin.

“Anak kita sekarang cewek, Ma?”

“Iya dong!” seru Boyoung. “Pasti nurut kalau dinasehatin apa-apa,” lanjutnya sambil menyindir Changbin.

“Yena,” panggil Inguk.

“Iya?”

“Kalau misalnya kita orang tua kamu, dan kita minta kamu buat putus sama Changbin, bakal kamu turutin atau enggak?”

Yena terdiam lalu menatap Changbin beberapa saat, “Kenapa harus putus?”

“Karena kita gak kasih restu, pokoknya gak setuju,” sambung Boyoung.

Yena kembali terdiam dan kemudian teringat penjelasan Changbin jika orang tuanya memintanya untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya. “Oh, kalau gitu, selama Yena sama Changbin masih saling mencintai dan percaya, Yena mungkin masih akan mempertahankan hubungan itu.” Jawaban Yena membuat Changbin menatap gadis itu lekat.

“Tapi tanpa restu orang tua, hubungan yang dijalani gak akan baik.”

Melihat raut keseriusan yang ditunjukkan oleh sepasang orang tua itu membuat Yena menyadari jika ada alasan yang lebih serius tentang ketidaksetujuan mereka terhadap hubungan Changbin dengan kekasih sebenarnya. “Kalau menurut kalian memang itu yang terbaik, pada akhirnya tetap harus Yena turutin kan?” ujar Yena pelan.

“Anak pinter,” puji Boyoung.

“Tapi Yena gak janji kalau kita memutuskan komunikasi juga setelah itu loh ya,”

“Kalau cuman berkomunikasi ya kita juga tidak membatasi, silahkan berinteraksi sama banyak orang. Tapi untuk menjalin hubungan, semuanya gak semudah itu,” tutur Inguk.

Changbin hanya mendengarkan ucapan kedua orangtuanya yang sedang menyinggungnya itu dalam diam.

“Bukannya kita mau ikut campur soal kisah cinta kamu, tapi hubungan dua orang itu pada dasarnya meliputi lingkup yang lebih besar. Karena sekarang yang kami lihat sebagai orang tua adalah tujuan dari hubungan itu yang menyatukan dua keluarga dalam ikatan pernikahan.”

“Sebentar!” potong Yena. “Jadi alasan sebenarnya Yena gak dikasih restu adalah karena Yena udah dijodohin?!”

Changbin menoleh menatap Yena lalu beralih menatap orang tuanya, “Changbin udah dijodohin, Ma?!”

Nefarious - Choi YenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang