Pekerjaan tuan Raven memaksa istri serta anaknya untuk ikut dirinya ke Bandung, ia naik pangkat beberapa Minggu yang lalu dan dipindah tugaskan ke cabang perusahaan yang berada di solo.
Viona, anak tunggal dari keluarga itu awalnya menolak, ia tidak suka berpindah apalagi berpindah sekolah, untuk mencari teman membutuhkan banyak waktu dan Viona tidak ingin mengulangnya lagi.
Namun sebab bujukan dari mama serta papanya, akhirnya Viona luluh dan menuruti kedua orangtuanya, walaupun berat namun dia belum cukup berani untuk tinggal sendiri saja di Bandung.
Kalian tau sendiri bagaimana pergaulan di Bandung dan Viona berharap banyak di solo nanti kalau pergaulannya berbeda di Bandung.
Berharap banyak.
Berharap ba...nyak..
"Viona ini roommate kamu." Ya, seminggu setelah berpindah ke Solo Viona mengira ia bakal tinggal bersama dengan keluarganya, namun ternyata tidak, ia dimasukkan ke sekolah yang menyediakan asrama di dalamnya.
Hal itu membuat Viona marah bahkan misuh-misuh kepada orangtuanya, dan lagi, karena bujukan akhirnya Viona luluh dan dengan terpaksa menerima keadaannya sekarang.
Mencoba hidup sendiri, melakukannya semua sendiri, mandiri.
"Alexa."
"Viona." Saling berjabat tangan sejenak dan Viona sedikit mepet ke kasurnya di kala Alexa bergerak masuk kedalam.
"Baiklah, nikmati waktu pendekatan kalian, ibu tinggal."
Blam!
Pintu di tutup dengan keras, membuat Alexa tersentak kaget tetapi tidak dengan Viona yang terlihat santai.
"Gila." Gumaman pelan Alexa yang terdengar jelas oleh Viona.
"Kamu akan terbiasa nantinya." Alexa menoleh ke Viona yang duduk bersila diatas kasur dan membaca sebuah buku, ia sedikit menunduk membaca judul dari cerita tersebut, namun buku di tangan itu diturunkan dan memperlihatkan tatapan datar Viona untuk Alexa.
"Hehe." Tertawa kikuk dan mendongakkan kepala, lalu duduk di kasurnya yang bersebelahan dengan kasur Viona.
"Kamu suka Tere Liye juga?"
"Juga?" Alexa bergegas meraih tas yang sedari tadi di sandang, ia membukanya dan mengeluarkan sebuah buku dari dalam.
"Aku juga membacanya, Matahari bukan?" Viona melirik sedikit dari sela-sela buku, ia perlahan menurunkan buku dari wajah dan melihat jelas penulis dari buku tersebut.
"Bagus." Hanya itu dan ia kembali fokus membaca, Alexa tersenyum kikuk mendengar itu, ia meletakkan tas di lantai dan berbaring di kasurnya.
"Kamu ambil jurusan apa?" Bosan dengan keheningan di dalam ruangan, Alexa bersuara membuka pembicaraan.
"Akuntansi."
"Kalau aku Multimedia."
"Aku tidak bertanya." Alexa mendecih kecil, ia merubah posisi tidurnya menyamping menghadap Viona.
"Hobiku membaca."
"Sama."
"Makanan kesukaanku Mie instan."
"Sama." Alexa tersenyum hangat, ia perlahan duduk dan memandang lekat wajah Viona yang sedikit tersembunyi dari buku.
"Minuman kesukaanku Jus mangga."
"Aku tidak."
"Kaos panjang atau pendek?"
"Pendek."