Dasi pt3

22.5K 272 29
                                    

Cklek!

Pintunya dibuka, sosok dokter perempuan yang tengah berbicara dengan pasiennya hanya tersenyum tipis melihat seseorang di pintu.

Ia mengalihkan pandangan ke pasiennya dan bersalaman serta bangkit, pasiennya itu berbalik dan bertemu pandangan dengan sosok di depan pintu, terlihat pasien itu malu-malu melewati dan pergi dari sana.

"Sudah 5 tahun lamanya, Ada." Ada, ia tersenyum tipis dan bergerak masuk, sebenarnya berat dirinya untuk melangkahkan kaki kedalam ruangan ini.

Tempat dimana ia selalu berkeluh kesah dan menangis bebas.

"Silahkan duduk." Dan sofa hitam ternyaman itulah tempat ia mulai bercerita, duduk dengan ragu dan merebahkan punggung dengan nyaman, kedua tangannya berada di sisi sofa dan netranya menoleh ke kanan, memandang dokter perempuan itu yang duduk disana dan memberikan senyuman hangat.

"Membutuhkan Teddy bear?" Ada menggeleng dan menoleh ke depan, ia sejenak menarik nafas panjang sebelum membuangnya perlahan.

"Jadi, apa yang membuatmu kembali ke sini?"

"Aku melakukannya lagi." Dokter itu mengangguk, ia mulai mengambil buku kecil dan membukanya.

"Baiklah, mari kita dengarkan."

Hari ini merupakan hari yang sangat bahagia untuk Ada, pasalnya ia sudah selesai kuliah dan ingin menepati janji kepada kekasihnya, yaitu janji memberikan cincin dan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Langkah kakinya begitu ringan, senyumannya tidak luntur sama sekali bahkan ia tertawa kecil disaat membayangi bagaimana reaksi kekasihnya.

Hingga langkah kakinya berhenti di toko bunga, ia masuk dan memesan sebuket bunga mawar merah, setelah itu keluar dan melanjutkan langkah menuju rumah sang kekasih, ia menghirup sesekali wangi bunga mawar membuat senyumannya kian lebar.

Beberapa langkah lagi ia sampai dirumah, dirinya disapa oleh orang-orang yang dikenal dan Ada membalasnya hangat.

Setibanya di depan pintu rumah kekasihnya, ia mendengar jelas suara grasak grusuk dari dalam, Ada mengernyitkan dahi dan mengetok pintu.

Ketokan pertama terdengar dan suara grasak grusuk itu menghilang, Ada dengan sabar menanti, ia sesekali melihat penampilannya dari kaca jendela, merapikan rambut serta pakaian dan mengecek sesuatu di dalam celananya.

"Masih ada." Sungguh Ada tidak sabar lagi, ia bahkan mengetok kembali pintu rumah kekasihnya.

"Ia sebentar." Mengulum bibir bawah menahan senyum lebar dan menyembunyikan sebuket mawar merah dibelakang.

Cklek!

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok kekasihnya yang tersenyum lebar dan memeluk Ada, Ada membalas pelukan itu erat dan mengecup hangat kening kekasihnya disaat menarik diri.

"Aku kangen kamu."

"Aku juga, sangat malahan."

"Ayok masuk." Mengangguk dan membiarkan diri di tarik ke dalam, akhirnya Ada berada didalam rumah kekasihnya setelah sekian lama kuliah di kota orang.

Ia merindukan kenangan yang terjadi didalam rumah ini, netranya melihat sekeliling dan merasakan suatu perbedaan didalam rumah.

"Ada beberapa yang baru ya?" Ada berkata santai bahkan bergerak pelan menghampiri suatu foto besar yang terpajang, namun respon dari sang kekasih malah terjengit kaget seakan menyembunyikan sesuatu.

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang