In The Car.

36.1K 224 18
                                    

"Hei, mohon perhatiannya semua." Pria tinggi dengan rambut berwarna merah serta mata kanannya tertutup oleh penutup berwarna hitam, berseru di tengah-tengah ruangan yang sisi kanan dan kiri berderet meja kerja.

Atas seruan itu, mereka semua menyempatkan waktu untuk memerhatikan Pheron, ya Pheron namanya.

Pheron mengacungkan jempol kepada mereka semua dan menoleh ke kanan, disebelah kanannya terdapat perempuan setinggi bahunya, memiliki surai sebahu dan pirang, wajah dan mata yang begitu cantik serta bibir mungilnya tersenyum hangat kepada mereka semua.

"Aku pernah mengatakan kalau kita bakal kedatangan pegawai baru kan?"

"Iya." Salah satu pria menyaut, ia bahkan terdiam memandang kecantikan perempuan disebelah Pheron.

"Apa dia?" Tanyanya dan Pheron mengangguk.

"Perkenalkan dirimu." Perempuan itu mengangguk dan maju selangkah, ia membungkuk seraya mengatakan namanya serta sapaan pagi.

"Selamat pagi semuanya, saya Psyche."

"Nama yang bagus!" Salah satu pria lain berteriak, mengundang anggukan kepala dan tepukan tangan, para perempuan disana juga bertepuk tangan, tidak ada iri hati sekalipun mendengar ucapan para pria disini terhadap Psyche.

Psyche tersenyum malu, kedua pipinya bahkan merona, Pheron yang melihat itu tergelak kecil seraya menepuk tangan sekali untuk mengambil perhatian mereka semua kepada dirinya.

"Oke.. mulai sekarang bantu Psyche kalau dia dalam kesulitan ya."

"Baik pak!" Pheron juga memiliki jabatan ketua di diksi mereka, namun ketua yang sebenarnya adalah seorang perempuan yang memiliki ruangan sendiri.

"Nah Psyche.. mejamu disebelah Helio." Helio yang dipanggil mengacungkan tangan, sosok pria tampan memakai kacamata dan memiliki warna rambut yang sama seperti Psyche.

Psyche tersenyum hangat kepada Pheron dan mengatakan terimakasih sudah menemaninya berdiri di sebelahnya, Pheron mengangguk.

Sesi perkenalan selesai, Psyche melangkah mendekati meja yang berada disebelah Helio, begitu pula dengan Pheron, namun ia berjalan menuju ruangan yang ada di bagian kanan.

Sebelum itu, di waktu yang sama dan di tempat yang sama, didalam ruangan itu...

"Hahhh.. ahhhh.. hahhh."

"Jangan berisik."

"Pr-presdir hahhh.. ahhh har-harder please.." Kedua tangan yang lentik begitu kuat menahan pinggul langsing milik perempuan yang berada diatasnya.

Pinggul bergerak cepat menusuk lubang yang begitu memanjakan burungnya.

Yang dipanggil Presdir, meraup salah satu payudara perempuan itu dan mengulumnya rakus, ia menyusu layaknya bayi kehausan dan tanpa mengurangi tempo tusukannya.

Kedua tangan perempuan itu menopang di paha dan ikut bergerak berlawanan mengejar puncak yang segera tiba.

"Hahhh.. hahhh... Yahhh.. ak-aku, hahhhh." Lengkingan panjang terdengar, disertai tubuh dan bokong bergetar hebat, walaupun perempuan itu sudah klimaks, berbeda dengan Presdir yang terus menghujam cepat lubang sensitif perempuan itu, ia bahkan mendudukkan perempuan itu diatas mejanya dan ia berdiri.

Kedua tangannya bertumpu diatas meja dan tusukannya begitu kasar serta brutal, membuat perempuan itu menjerit nikmat akan kebrutalan Presdir.

"Hahh.. fuck.." Menghentak dalam beberapa kali hingga mendorong dalam dan berhenti menusuk, bokong Presdir bergetar pelan seraya menyemburkan cairan kedalam rahim perempuan itu, ia menghentak lagi dan mencium bibir perempuan itu, dibalas pula dengan nafsu terbakar di tubuh.

18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang