"Sexy.." Rose perlahan membawa turun kepalanya hingga sejajar dengan pussy merah Suzy, jempol kanan serta kiri menyentuh sisi selaput dan melebarkannya, terlihat jelas klitoris yang bersembunyi malu, lidahnya langsung terjulur dan menyentuh, sontak tubuh Suzy tersentak kecil, ia bahkan mendongakkan kepala dan melenguh merasakan lidah hangat Rose menyentuh klitorisnya.
"Hahhh.." Bokongnya sedikit terangkat dan tersentak kecil setiap jilatan yang di beri Rose, bahkan tidak hanya lidah, mulutnya mulai meraup klitoris merahnya dan mengemutnya, Suzy dibuat lemas dan panas.
"Eunghhh.. sehhh.." Tangan kanannya turun menyentuh kepala Rose dan mendorong lebih, hingga lidah itu bergulir ke lubang basahnya, Suzy menggeliat pelan dan mendesis lirih, matanya terbuka tertutup disaat lidah nakal Rose menekan lubangnya dan menjilat keatas seperti menjilat eskrim.
"Heunghh.." Tubuhnya terus menggeliat gusar, tubuh yang berkeringat serta licin, Rose mulai memasukkan lidahnya ke dalam lubang Suzy dan guru itu kembali tersentak merasakan sesuatu tumpul dan lunak memasuki lubangnya.
"Ah-ahhhh.. hahh.. "Tangan kanannya terlepas dan naik meremat bantal, ia mendongak lebih dan mengigit bibir bawahnya menahan erangan sensual, bokongnya sedikit naik dan tersentak kecil setiap Rose menusuk lubangnya dengan lidah.
Karena pergerakan Suzy yang mulai berantakan, Rose membawa lengan kanannya ke perut Suzy sehingga pergerakannya tertahan, bokong yang tadinya naik, terbanting lemah ke kasur, mata guru itu terbuka dan menunduk, ia bahkan sedikit bangun dan menopang tubuh dengan kedua lengannya.
"Yahhhh... Hahh.." Pinggulnya bergerak pelan hingga vaginanya menyentuh wajah Rose yang perlahan terbenam dan hidung mancungnya menyentuh klitoris merah Suzy, karena pergerakan pinggul itu sehingga klitorisnya tergesek ke hidung Rose.
"Eunghhh.. i-ini enakhhh hahhh.." Rose menyeringai tipis mendengar lenguhan Suzy, ia terus mendorong dalam lidahnya dan bergerak cepat menusuk.
"Ahhh.. hahh.. ro-roseh hahh.." Kepalanya terbanting lemah ke kanan, dengan mulut terbuka serta mata terpejam sayu, ia turut menggerakkan cepat pinggul karena merasakan sensasi aneh yang segera datang.
Rose terus menusuk lubang Suzy hingga beberapa menit kemudian, lengkingan panjang serta bokong yang terangkat dan bergetar pelan, menandangkan Suzy mendapati puncaknya, cairan putih yang keluar mengotori sedikit mulut Rose serta wajahnya.
Rose menarik wajahnya dan tangan kanannya bergerak pelan menyentuh pussy basah tersebut, ia meratakan cairan Suzy ke pussy itu seraya bergerak naik sehingga wajah mereka bertemu.
"Sayang.." Panggilnya pelan, Suzy tengah mengatur nafasnya dan perlahan membuka mata, ia mendapati tatapan lekat Rose serta senyuman hangat di wajah yang masih terdapat cairannya. Melihat itu, kedua tangan yang sedari tadi meremat bantal bergerak menangkup kedua pipi Rose dan menarik lembut hingga kedua bibir itu bertemu kembali.
Ia mengecup dan mengemut bibir bawah Rose lalu merasakan cairannya sendiri, setelah itu ia beralih menjilati pipi kekasihnya yang terdapat cairannya. Rose tersenyum hangat dan tangan kanannya perlahan bergerak mengusap pussy sensitif Suzy.
"Se.."
"Hm?" Suzy membawa kedua tangannya melingkar di leher Rose dan menatapnya lemah.
"Sebentar ya.. aku capek." Mendengar itu, Rose menghentikan tangannya namun tidak menyingkirkan tangannya dari Pussy Suzy, ia mengangguk dan mengecup lama kening pacarnya.
Selang beberapa menit diam, Suzy mengangguk pelan menandakan capeknya hilang, dengan begitu Rose menggerakkan tangan kanannya mengusap pussy tembem Suzy.
"Ahh.." Menelan ludah mendengar serta melihat bagaimana Suzy melenguh, Rose memandang lekat dan merekam bagaimana mulut mungil Suzy terbuka dan matanya menutup.