Besok harinya Dami benaran sakit dan Gahyeon menjaganya sepanjang hari, ia begitu fokus menjaga Dami hingga tidak menyadari seseorang yang berada di pintu tengah memandang kosong wajah Gahyeon.
Handong, semenjak kejadian itu ia lebih banyak diam, makan pun sedikit dan menjaga jarak dari Gahyeon serta Dami.
Jiu yang melihat itu tentu merasa aneh dan bingung.
Kenapa begitu, itu karena Handong, Gahyeon dan Dami dijuluki trio kembar, mereka kemana-mana pasti selalu bareng dan sekarang... Melihat Handong yang menjaga jarak dan Gahyeon yang hanya berfokus kepada Dami, sungguh tidak mengenakkan untuk di pandang.
Tok tok..
Ketokan pintu terdengar, membuat Gahyeon menoleh ke pintu dan tersenyum tipis, matanya merah dan sedikit bengkak karena menangis tadi malam, senyumannya tidak sehangat kemarin-kemarin karena sedikit redup.
"Bagaimana keadaan Dami?" Yoohyeon yang mengetok dan menyenggol pelan lengan Handong.
Handong hanya diam dan pergi dari sana disaat Gahyeon menatap dirinya, Yoohyeon tersenyum kikuk seraya menggaruk tengkuk dan bergerak masuk.
Langkah kaki yang begitu lebar dan sedikit menghentak membuat Sua yang baru saja keluar dari kamar mandi segera memanggil Handong.
"Handong!"
Handong berhenti dan mengusap kasar matanya, ia menarik nafas panjang dan berbalik, langsung saja menyunggingkan senyuman tipis kepada Sua yang tersenyum hangat kepadanya.
"Iya kak?"
"Mau ikut kakak?" Tidak enak melihat keadaan Handong sekarang, tubuh yang kurus kian kurus karena kurangnya asupan gizi, mataku yang memancarkan kehangatan itu juga sedikit kelam dan berkaca-kaca.
Hah.. sungguh cinta segitiga itu rumit.
"Kemana?"
"Kakak mau bertemu teman."
"Kak Siyeon tidak ikut?" Sua menggeleng, ia menunjuk Siyeon yang tengah bermain game di sofa.
"Itu anak kalau udah main game lupa sama kakak." Ucapnya dengan kekehan kecil, Handong ikut terkekeh namun sebentar setelahnya mengangguk.
Dipikir juga kalau menolak ia pasti bakal merasakan sedih dan sakitnya tidak akan sembuh karena Gahyeon, jadi memilih ikut dengan Sua mungkin bisa meredakan sedikit rasa sakit hatinya dan menghibur diri.
Jadilah mereka berdua pergi, menaiki taxi online yang sudah di pesan, duduk bersebelahan dan Sua menyentuh lembut tangan Handong, Handong hanya diam dengan senyuman hangat.
Ia tau Sua juga sedang berusaha menghibur dirinya, ia juga sadar kalau beberapa anggota berusaha mengembalikan dirinya, namun sayangnya ia sudah terlarut dengan kesedihan.
"Gahyeon pasti dalam keadaan sulit untuk memilih." Handong mendecih pelan mendengarnya, dalam keadaan sulit, kalau begitu kenapa ia sangat gampang di kendalikan Dami.
Sungguh Handong tidak setuju dengan perkataan Sua, memilih menoleh keluar dan memandang hamparan pepohonan yang dilewati.
Sua sadar kalau ia salah bicara, namun perkataannya pasti bakal dibenarkan oleh yang lain, ia juga sedikit tidak menyangka kalau Gahyeon bisa begitu mudah di kendalikan Dami.
Dan ia juga merasakan ketidakadilan Handong.
Kalau dirinya di tolak, kenapa Dami tidak?
Hampir setengah jam mereka di mobil akhirnya tiba di tujuan, Handong dan Sua keluar dari pintu masing-masing, mengucapkan terimakasih dan Sua langsung menggenggam lembut tangan Handong, ia menariknya kedalam cafe langganan dimana ia bertemu teman.
