Yuna, perlahan menarik wajahnya dan mengulum bibir bawahnya, ia menurunkan tangan dari pipi lembut Hyera yang perlahan membuka mata dan memandang Yuna.
Jantung Yuna berdegup sangat kencang, begitupula dengan Hyera yang wajahnya memanas serta dihiasi rona merah di pipi.
Yuna tersenyum kikuk dan bergerak mundur selangkah, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu melirik Hyera yang diam memandangnya.
"Ma-maaf, aku pergi." Yuna melangkah keluar kamar, dan Hyera masih diam, namun selang beberapa detik ia mengejar Yuna dan menahan lengan kanan anak tersebut, menariknya hingga Yuna menoleh kebelakang, saat itu lah Hyera mempertemukan kembali bibir mereka, kali ini disertai lumatan pelan dari Hyera.
Yuna terdiam, ia sangat terkejut karena Hyera tiba-tiba menciumnya, namun perlahan larut oleh lumatan yang diberi dan Yuna membalas lembut lumayan tersebut, ia memejamkan mata serta membawa tangan kanannya ke pinggul Hyera, sedang tangan kirinya terangkat menyentuh tengkuknya.
Saling melumat lembut dan hati-hati karena ini pertama kalinya bagi mereka, kepala mereka bahkan bergerak ke kanan atau ke kiri hingga ciuman mereka kian intens.
Lidah Yuna terjulur masuk kedalam mulut Hyera yang disambut baik, mereka saling melilit lidah dan menukar Saliva.
"Eumphh.." Lenguhan pertama terdengar, membuat darah Yuna berdesir, ia mengemut bibir bawah Hyera setelahnya mengakhiri ciuman dengan perlahan, lidah Hyera terjulur sedikit keluar, memperlihatkan tali Saliva tipis yang perlahan putus dari lidah Yuna.
Mereka saling tatap dengan nafas tersenggal-senggal, wajah Hyera dan Yuna merah karena panas.
"Hyera." Panggil Yuna pelan dengan mata meredup sayu, ia kembali mencium bibir Hyera, kali ini disertai tubuh yang bergerak mendorong lembut Hyera hingga terduduk di kasur dan terbaring setelahnya.
Kedua tangan Yuna bertumpu di sisi tubuh Hyera menopang tubuhnya sendiri supaya tidak menghimpit Hyera.
"Y-yuna.." Hyera memanggil pelan, satu tangannya terangkat menyentuh lembut dada Yuna, sedang satu tangannya lagi masih meremat handuk di dadanya.
"Hah.." Yuna menekuk kedua tangannya hingga tubuh mereka sedikit menempel, ia begitu candu dengan bibir kenyal serta lembut Hyera, namun karena merasa oksigen menipis di paru-paru, Yuna mengakhiri ciuman dengan hisapan lembut di bibir bawah Hyera.
Hyera mendesis pelan serta mengangkat sedikit kepalanya, setelah itu menunduk memandang Yuna.
"Hyera.. a-aku.." Hyera tersenyum tipis, ia mengangkat tangan yang berada di dada ke pipi Yuna dan mengelusnya.
"Kamu merasakannya." Yuna mengangguk, ia mengecup tangan Hyera yang mengelus pipinya.
"Aku juga merasakannya Yuna." Mendengar itu, Yuna bernafas lega dan menyatukan kening mereka, saling tersenyum hangat serta menatap dalam.
"Aku mencintaimu." Darahnya berdesir mendengar pengakuan Hyera, Yuna mengatur nafasnya yang perlahan menderu kencang dan menarik wajah sedikit menjauh, ia bisa melihat jelas bagaimana wajah cantik Hyera yang merah.
"Aku juga mencintaimu." Setelah pengakuan yang diberi, Yuna perlahan membenamkan wajahnya di leher Hyera dan mengecup tipis. Hyera sontak melenguh lirih dan mendongak, ia membawa tangannya meremat surai panjang Yuna dan melenguh lirih lagi setiap kecupan tipis yang diberikan.
"Hahh.." Menghisap dan mengemut leher putih milik Hyera hingga meninggalkan jejak, tubuhnya perlahan menggeliat dan pegangan handuk di dada melonggar hingga handuk sedikit turun dan memperlihatkan payudara Hyera.
"Shhh.." Mendesis disaat Yuna mengigit lehernya sebelum beralih menjilati rahang dan telinga kirinya, Hyera menoleh ke samping dan menggerakkan pelan kepalanya merasakan geli serta basah di telinga kirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/332842464-288-k64229.jpg)