"Anak-anak, ibu akan membagikan beberapa kelompok untuk tugas kali ini, jadi untuk nama yang disebut silahkan mencatat dan melakukan tugasnya bersama." Para murid bersorak tidak terima karena mereka sudah pusing dengan banyaknya tugas, namun guru killer itu mengacuhkan sorakan dan menyebut satu persatu nama hingga menjadi 5 kelompok.
"Nama kelompok sudah ibu bagikan, tugas dikumpulkan Minggu depan." Mendengar itu mereka makin bersorak dan mendesah lelah, tetapi guru killer mengabaikan mereka sambil mengatur beberapa buku dan memasukkan kedalam tas, setelah itu dia pergi meninggalkan kelas yang tentunya berisik tidak terima dengan pembagian kelompok, pasalnya ada yang didalam kelompok isinya orang-orang bodoh, atau lebih parahnya orang di dalam kelompok tidak pernah masuk.
Dan itu dialami oleh Anggrek, ia mendesah pelan melihat 3 nama kecuali namanya di atas kertas.
"Dahlia, Daisy, Rose tidak pernah masuk." Gumamnya pelan dan mendesah lagi, ia bahkan menunduk sambil meremat buku di tangan, Anggrek merupakan murid terpintar di kelasnya, ia juga merasakan ketidakadilan dalam pembagian kelompok, mengapa ibu Lily membagi kelompok secara acak sehingga ia bernasib di lingkaran 3 nama yang tidak pernah masuk.
Anggrek bahkan terisak kecil meratapi nasibnya Minggu depan, apakah tugas kali ini bakal berjalan lancar.
"An." Mendengar namanya dipanggil, Anggrek segera menghapus air matanya dan mendongak, ia bahkan memakai kacamata yang di lepasnya tadi.
"Ada apa Raya?" Raya teman bangku belakangnya mendesah pelan dan duduk diatas mejanya, ia melirik ke buku yang terdapat 3 nama dan terkekeh kecil.
"Kamu pasti mengalami kesulitan An." Anggrek ingin menangis kembali mendengarnya, Raya benar. Ia pasti mengalami kesulitan nantinya.
Selang beberapa menit meratapi nasib di kelas, Anggrek akhirnya memutuskan untuk ke perpus dan mencoba mengerjakan sebagian tugas, ia tidak mau menghadapi kesulitan nantinya disaat ketiga nama itu benar-benar tidak hadir.
Setibanya di perpus ia mengisi nama serta nomor hp di sebuah buku absen, lalu bergerak kedalam jauh ke sudut karena dekat dengan jendela kaca panjang khas sekolah mereka, mengeluarkan beberapa buku serta notebook yang selalu di bawa kemana-mana, anggrek mulai fokus mengerjakan tugas.
Sangking fokusnya ia tidak menyadari bahwa hari sudah mulai sore, bahkan petugas datang dan dengan lembut menyentuh bahu Anggrek, membuat fokusnya buyar.
Anggrek tersenyum hangat dan merapikan barang-barangnya, ia melambaikan tangan sejenak kepada penjaga perpus seiring berjalan keluar menuju gerbang sekolah, dan seiring berjalan itu ia memainkan hp karena berisik sedari tadi.
Langkah kakinya terhenti tepat di tengah lapangan bola, ia mengernyitkan dahi melihat satu roomchat yang terdapat banyak pesan, menggerakkan jempolnya menekan room itu sehingga pesan bergulir masuk
Tugas kelompok
+6280xxxxxxxx
//Apa sudah semuanya?+6281xxxxxxxx
//Sialan grup apa ini?+6287xxxxxxx
//Jangan bilang grup kelompok?+6280xxxxxxxx
//Benar, ibu Lily meminta kita kerja kelompok, benar kan anggrek?Tidak perlu lama anggrek berlarut dalam kebingungan karena dia menyadari grup dan 3 nomor di dalamnya, tentu saja itu Daisy, Dahlia dan Rose.
Ia membalas singkat setelah itu mematikan daya karena malas menanggapi mereka, bukan sombong karena kepintarannya, Anggrek merasa tugas kali ini begitu mudah, bahkan ia bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan 3 nama didalam kelompoknya.