Mari kita mundur di hari pembagian kelompok, selepas guru keluar seseorang terlihat mengirimkan pesan yang langsung di baca dan di balas singkat, orang itu menghampiri Anggrek dan duduk diatas meja.
Kalian bisa tau jelas siapa orang itu.
Pergi ke seseorang yang menerima pesan, orang itu ternyata Rose.
Rose yang tengah asik bermain laptop segera berjalan sambil membawa laptop menghampiri Dahlia, ia memukul pelan bahu gadis bersurai pendek berwarna hitam.
"Ada apa?"
"Kita satu kelompok dengannya?" Menunjukkan nama kelompok yang membuat Dahlia langsung merebut laptop dan tersenyum lebar.
"Akhirnya!"
"Ada apa?" Daisy keluar dari dapur mendengar teriakan Dahlia, Rose mendekati dan mencomot kentang goreng di mangkok kecil dipegangan Daisy.
"Anggrek."
Nama yang disebutkan membuat mata Daisy berbinar-binar, ia seketika menghampiri cepat Dahlia dan duduk disebelahnya.
Lalu dalam hitungan detik terjadi percakapan serius antar mereka berdua, Rose hanya menyimak sambil bermain laptop dan sesekali mengangguk mendengar percakapan kedua orang tersebut.
Dan sekarang kita pindah beberapa jam disaat Anggrek mendapati sebuah Grup didalam hpnya, ternyata grup itu sudah dibuat oleh Rose sebagai bentuk dari rencana mereka, jangan tanyakan rencana seperti apa, lagian kalian sudah menduga-duga kan.
Pindah lagi di sore hari, disaat Rose, Daisy dan Dahlia berada di depan rumah Anggrek, sangat mudah untuk mereka masuk hanya bermodal "Teman." Yang dikatakan.
Dan mereka tidak menyangka bakal disuruh menunggu di kamar, setibanya di kamar Dahlia langsung naik ke kasur dan mengendus wangi seprai serta bantal yang digunakan Anggrek.
"Fuck.. wanginya." Daisy yang mendengar itu menelan ludah, ia seketika menatap dalam kasur yang diduduki Dahlia.
"Hari Minggu." Gumamnya pelan yang di dengar oleh Rose dan Dahlia, mereka berdua mengangguk disusul suara sautan dari luar, Sontak Dahlia duduk bersila di atas kasur dan Daisy bergegas ke kamar mandi seolah-olah ia habis menggunakannya.
Dan kembali diwaktu dimana Anggrek sekarang tengah mendesah dan mengerang akibat perbuatan Daisy dan seseorang di bawahannya.
Anggrek sadar ini sepenuhnya salah, namun ia tidak berdaya, terlebih tubuhnya mengijinkan perlakuan anggrek dan seseorang di pussynya.
"Hahhh hentikan please." Menoleh kebelakang dengan mata berkaca-kaca, ia menggeleng pelan ke Daisy dengan mulut terbuka dan mendesis pelan.
Hal itu malah membuat libido Daisy naik, tangan kanannya perlahan naik ke leher, mengusap dan mencekik kecil membuat Anggrek meremang dan menangis.
"Kamu sangat sexy." Berucap di depan bibir yang terbuka setelah itu di Raup lembut, Anggrek melawan namun dagunya di pegang dan di tahan kuat.
"Eumhhh.." melenguh tertahan di sela ciuman, Anggrek bergerak gusar di kukungan Daisy, ia menggerakkan bokong gelisah akibat lidah nakal seseorang di pussynya.
"Fuck.. kapan giliranku.." Anggrek mengenal jelas suara tersebut, Dahlia iya Dahlia, berarti yang ada di pussynya adalah Rose.
"He-heumphh." Anggrek tidak diberi nafas sedikitpun oleh kuluman rakus Daisy, ia bahkan tidak sanggup menyeimbangi kuluman tersebut.
Dahlia menggigit bibir melihat bagaimana sexy nya Anggrek, payudara yang montok dan besar begitu menggoda dirinya, ia bergerak naik ke kasur duduk disebelah Anggrek dan menyingkirkan kedua tangan Daisy.
